Pengumuman

Please Look After Mom

Mengenal Lebih Dalam Sisi Lain dari Ibu yang Kita Lupakan

 

Identitas Buku :

Judul buku : Please Look After Mom

Pengarang : Kyung Sook-Shin

Penerjemah : Tanti Lesmana

Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama

Waktu Terbit : Februari 2020

ISBN : 9786020315409

Tebal halaman : 296 Halaman

 

Sinopsis :

Sepasang suami-istri ke kota untuk mengunjungi anak-anak mereka yang telah dewasa. Sang suami bergegas naik ke gerbong kereta bawah tanah dan mengira istrinya mengikuti di belakangnya. Setelah melewati beberapa stasiun, barulah dia menyadari bahwa istrinya tidak ada. istrinya tertinggal di stasiun Seoul.

Perempuan yang hilang itu tak kunjung ditemukan, dan keluarga yang kehilangan ibu/istri/ipar itu mesti mengatasi trauma akibat kejadian tersebut. Satu per satu mereka teringat hal-hal di masa lampau yang kini membuat mereka tersadar betapa pentingnya peran sang ibu bagi mereka; dan betapa sedikitnya mereka mengenal sosok sang ibu selama ini. Perasaan-perasaannya, harapan-harapannya, dan mimpi-mimpinya.

 

Ibu, kata yang sering kita ucap untuk memanggil seseorang yang membawa kita ke dalam dunia ini. Seiring dengan waktu, kita cenderung melupakan banyak momentum dan orang-orang yang hadir dalam perjalanan hidup. Termasuk atas diri kita sendiri dan sosok “Ibu” yang kita kenal. Buku Kyung-Sook Shin yang mendapat berbagai penghargaan salah satunya Prix de I’Inapercu dari Prancis ini bercerita tentang hilangnya seorang perempuan tua di tengah-tengah kota Seoul ketika hendak mengunjungi anaknya. Anak-anaknya yang hidup jauh dari kampung halaman dan sibuk dengan kehidupannya sendiri-sendiri adalah alasan Park So-Nyo dan suaminya bergegas mengunjungi mereka untuk melepas kerinduan. Di tengah-tengah stasiun yang padat, di dalam kerumunan orang-orang yang sibuk di stasiun Seoul itu, dirinya menghilang dan lepas dari genggaman tangan suaminya.

Satu dua cara dilakukan oleh suami dan anaknya untuk menemukan ibu mereka yang hilang tak berbuah apa-apa. Ibunya yang hilang itu, hanya meninggalkan bekas langkah dan kenangan di dalam kepala semua orang yang merasa kehilangan dirinya.

Waktu berlalu, jurang antara ketidakpastian dan hilangnya harapan semakin dalam. Pada saat itu, barulah satu persatu orang yang ditinggalkan merasakan apa itu arti “kehilangan” pada diri mereka. Rumah mereka di desa kecil Chong-up yang hanya ditinggali berdua dengan sang suami menjadi semakin lengang dan berantakan, tidak ada tangan halus yang merapikan kasur dan menyiapkan makan siang. Sang suami pun teringat, bagaimana selama 50 tahun hidup bersama tidak pernah sekalipun ia menunjukkan rasa kasih dan sayang, hingga sesederhana membelikan obat untuk sakit kepala saja tidak dilakukannya “Baru sekarang kau menyadari, dengan hati pedih, bahwa selama ini kau telah menutup mata terhadap kondisi istrimu yang sering bingung dan lupa”.

Buku ini dikemas dengan apik, memuat narasi dan dialog antar tokoh-tokoh yang ada di dalamnya. Bahasa terjemahan yang mudah dipahami sedemikian rupa, tidak seperti buku terjemahan bahasa asing lain yang justru lebih sering membuat kebingungan.

Namun, suguhan alur yang maju mundur akan membuat sebagian pembaca sedikit kebingungan dan membutuhkan waktu lebih untuk mengingat kejadian yang sudah dipaparkan sebelumnya ketika kembali dibahas pada halaman yang saat itu dibaca. Hal inilah yang kiranya membuat sebagian orang akan kesulitan dalam membaca buku ini.

Terlepas dari itu semua, buku ini sangat perlu dibaca setidaknya sekali dalam hidup, mengingat buku ini menyuguhkan sudut pandang lain yang mungkin tidak kita sadari dalam melihat orang lain, khususnya sosok “Ibu” dalam kehidupan kita. Selain menjadi pelajaran, kisah dalam buku ini pun dapat menjadi renungan.

 

-nja.

 

Eksistensi Tradisi “Serabhien” Pada Masa Modern di Bondowoso

PRIMA FISIP – Menjelang lebaran, lebih tepatnya pada sepuluh hari terakhir ramadhan atau hari ke 21 ramadhan, warga desa Jetis, Bondowoso meyelenggarakan tradisi yang disebut “Serabhien”. Tradisi tersebut dilakukan pada hari ke-21 karena masyarakat setempat percaya jika pada 10 hari terakhir ramadhan atau disebut juga ‘lailatul qadar’ harus lebih memperbanyak ibadah. Salah satu caranya ialah dengan memberi dan membagikan makanan. Serabi dipilih karena serabi merupakan makanan yang dapat diterima oleh semua kalangan masyarakat dan sudah digunakan secara turun-temurun.

Tradisi Serabhien sendiri berasal dari kota Pamekasan, Madura. Dan dibawa menuju pulau Jawa khususnya di Kota Bondowoso, dimana sebagian besar warganya merupakan suku Madura.  Masyarakat Bondowoso sendiri mayoritas merupakan keturunan pendatang dari Madura, sehingga banyak kebudayaan serta kebiasaan masyarakat Madura yang berkembang. Serabi dipilih menjadi objek tradisi karena serabi merupakan makanan ringan tradisional yang disukai oleh seluruh kalangan masyarakat. Namun, tidak semua masyarakat melakukan tradisi ini. Biasanya yang menjalani tradisi serabhien ialah masyarakat pedesaan. Serabi sendiri memiliki sejarahnya. Kata serabi berasal dari bahasa Sunda yang artinya besar. Serabi merupakan makanan tradisional sejak tahun 1923. Asal-usul serabi sendiri banyak yang mengatakan bahwa serabi berasal dari India, serta ada juga yang mengatakan bahwa serabi berasal dari Belanda. Bentuk umum serabi ialah menyerupai pancake dengan ukuran yang lebih kecil dan tebal. Adonan serabi terdiri atas tepung beras atau tepung terigu, mentega, dan telur. Sedangkan cetakan menggunakan cetakan yang dibuat dari tanah liat dan menggunakan tungku. Namun, pada zaman modern seperti ini, penggunakaan cetakan berbahan tanah liat dan tungku sudah jarang terlihat.

Serabi akan dibagikan kepada tetangga, saudara, dan guru ngaji secara gratis. Selain itu, serabi juga akan dibagikan kepada warga sehabis sholat terawih di depan masjid, langgar, ataupun musholla. Serabi yang dibagikan dapat berupa serabi kuah dan serabi kering. Untuk menghindari hilangnya tradisi Serabhien dari masyarakat, pada saat pelaksanaan tradisi ini para tetua dan orang tua akan mengikutsertakan anak-anak kecil dan remaja wanita maupun lelaki. Dengan harapan mereka akan terus membawa tradisi ini sampai mereka dewasa dan mewariskan kepada anak cucu. (Rosa, Mahasiswa Administrasi Negara 2020)

Wahai Manusia, Tolong Aku

Berdasarkan data yang diambil dari diagram yang terdapat di databooks kata data.co.id Luas penurunan Lahan tutupan pohon di Indonesia pada 2001 sebesar 744.000 Lalu meningkat menjadi 1,4 juta di tahun 2007 kemudian mengalami penurunan menjadi 1,1 juta dan kemudian meningkat menjadi 1,2 juta di tahun 2019. Selain itu di data books kata data.co.id juga dicatat 10 provinsi dengan penurunan luas lahan tutupan pohon terbesar di indonesai periode 2001-2019 dengan rincian: Riau 3,8 juta Kalimantan barat 3,5 juta Kalimantan tengah 3,4 juta Kalimantan timur 3,3 juta sumatera selatan 2,8 juta jambi 1,6 juta sumatera utara 1,3 juta Kalimantan selatan 794.000 sulawesi tengah 696.000 dan Aceh 680.000 dengan demikian total kehilangan lahan Indonesia dari periode 2001-2019 berdasarkan diagram tersebut adalah sebesar 21.870 (Juta) Sebagai perbandingan saja luas seluruh pulau jawa yaitu 12,8297 juta ha sementara dalam periode 2001-2019 indonesia total telah kehilangan 21,8 juta hektar lahan tutupan pohon atau hutan itu artinya daalm waktu hanya 19 tahun saja kita sudah kehilangan hampir 2x luas pulau jawa dalam bidang hutan. Tentu ini adalah suatu angka yang fantastis bukan dan apabila mengacu kepada data tahun 2019 indonesia sudah kehilangan 324 ribu hektar  hutan hanya dalam waktu satu tahun! Yang mana berdasarkan data di atas indonsesia adalah negara tropis ke 2 yang mengalami kehilangan hutan terbesar setelah Brazil. Tentunya kehilangan hutan ini disebabkan oleh berbagai faaktor antara lain adalah kebakaran hutan yang bisa disebabkan oleh seseorang yang secara sengaja membuang punting rokok yang masih menyala  dihutan misalnya. Atau bisa juga orang yang ingin membuka hutan untuk dijadikan pemukiman atau dijadikan tempatnya berladang dan untuk itu mereka membabat hutan tidak memperdulikan apakah itu Kawasan hutan lindung atau Kawasan terbuka hijau atau apa yang penting tujuan mereka tercapai perihal efek atau dampak buruk yang akan terjadi itu adalah masalah kemudian hari. Mungkin jika ditanya yang bersangjutan tidak mengatakan hal itu tetapi sangat banyak kasus dimana terjdi pembabatan hutan secara liar dan tidak bertanggung jawab tanpa adnaya penanaman Kembali jujur hal ini sangat merugikan bagi dirikita sendiri seperti yang sudah doketahui banyak kalangan bahwa pohon atau hutan adalah paru-paru dunia nah jika hutan kita tebangi secara terus menerus tanpa ada penanaman Kembali reboisasi atau penghiiajuan misalnya bagaimana kita mendapatkan oksigen? Dalam hidup ini kita tentu sangat membutuhkan oksigen bla pohon ditebangi secara liar dan tidak bertanggung jawab lalu siapa yang menghasilkan oksigen bagi kita. Tentu tidak mungkin apabila kita harus terus bergantung kepada ventilstor untuk mendspatkan oksigen bukan? Sudah enak diberikan oksigen secara Cuma-Cuma tentu kia harus menjaga pemerian tersebut dengan  cara tetap menjaga keasrian lingkungan dan lagi jika lingkungan tempat tinggal kita hijau atau banyak tanaman nya tentu indah dipandang mata bukan daripada lihat kiri jalan lihat kaan  jalan lihat depan asap kendaraan tentu lebih indah kalua kiri pohon tau tanaman hijau kana tanaman hijau bukan? Selain itu perlu kita ketahui pula bahwa tanahh humus aatu tanah yang paling subur itu berada di lapisan paling atas dari tanah yang bersangkutan dan tanah humus bisa tetap ada ditempatnya karena ada yang menahan diayas nya agar tidak jatuh atau longsor yaitu pohon kalua pohon ditebang maka tanah humus itu rawan longsor dan akhirnya tanah tersebut yang semula subur bisa menurun kesuburannya atau bahkan jadi tanah tandus jadi mari kita jaga lingkungan kit akita jaga dunia ini agar tetap asri dan hijau kalua mau menebag pohon untuk membangun rumah misalkan ya tanam yang baru minimal tebang1 tanam 1 atau lebih bagus lagi tebang 1 tanam 2 atau 3 dan seterusnya. Mari kita jaga lingkungan kita karena kita membutuhkan lingkungan untuk bisa hidup dan lingkungan membutuhkan kita untuk merawat dan memperindah nya sehingga antara kita dan lingkungan sebenarnya saling membutuhkan satu sama lain.

Berdasarkan artikel yang bersumber dari www.voaindonesia.com yang ditulis pada tanggal 29 agustus 2020 mengatakan bahwa jaringan pemantau independen kehutana mencata sejak aal tahun 2020 ada 15 kaus pelanggaran kehutanan yang mana menurut juru bicaranya hal itu disebabkan karena kurangnya pengawasan disebabkan oleh pandemic virus covid 19 yang baru saja merebak di Indonesia. (Surya )

 

Usai Penghitungan, KPUM sebut Calon Terpilih

PRIMA FISIP – Tahapan Pemilihan Umum Raya (Pemira) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jember (FISIP Unej) telah sampai pada proses penghitungan suara masing-masing calon. Penghitungan suara dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa (KPUM) FISIP Unej pada Jumat (7/5) hingga Sabtu (8/5) dini hari.

Penghitungan suara dimulai dari Himpunan Mahasiswa Jurusan Sosiologi (HIMASOS), dilanjut Himpunan Mahasiswa Jurusan Administrasi (HIMAISTRA), lalu Himpunan Mahasiswa Jurusan Kesejahteraan Sosial (HIMAKES), dan yang terakhir Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM). Untuk Himpunan Mahasiswa Diploma Tiga (HIMADITA) tidak melakukan penghitungan karena aklamasi.

Ketua KPUM, Savyla Putri Permatasari, menyebutkan daftar nama-nama ketua yang terpilih dalam kontestasi Pemilihan Umum Raya (Pemira) di setiap HMJ “ Untuk pemenangnya HIMAISTRA itu dimenangkan oleh nomor urut 03 yaitu Amiq Iqmal, kemudian untuk HIMAKES itu dimenangkan oleh nomor urut 02 yaitu Muhammad Irfan, sedangkan untuk HIMASOS itu dimenangkan oleh nomor urut 01 yaitu Wahyu Nur Prayogi, kemudian untuk BEM dimenangkan oleh nomor urut 02 yaitu ALI Ausath dan Priskilla Firhananto.”  kata Savyla.

Berikut adalah hasil rekapitulasi dari pemilihan

  1. HIMASOS

Nomor urut 1 Wahyu Nur Prayogi  memperoleh 115 Suara.

Nomor urut 2 Isom Maulana memperoleh 84 Suara

Jumlah suara 199 suara

  1. HIMAISTRA

Nomor urut 1 Athallariq Sulthan memperoleh 174 suara

Nomor urut 3 Amiq Iqmal S memperoleh 258 suara

Jumlah Suara 432 suara

  1. HIMAKES

Nomor urut 1 Dharma Aji 103 suara

Nomor urut 2 Irfan Hartadi 130 Suara

Jumlah suara 233 suara

  1. BEM

Nomor urut 1 Aufa Almubdi dan Deffa P. memperoleh 391 suara

Nomor urut 2 Ali Ausath dan Cindy Priskilla memperoleh 728 suara

Jumlah suara 1119 (Labibatul)

 

Antusiasme Meningkat, debat BEM diramaikan Slogan Masing Masing Calon

PRIMA FISIP - Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jember  (KPUM  FISIP UNEJ) telah menyelenggarakan debat Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) pada Selasa (04/05) melalui virtual meeting zoom.

Debat diawali dengan pemaparan Visi Misi dari kedua calon, yaitu Paslon 01 Aufa-Deftha mengusung Kolaboraksi dan Paslon 02 Ali-Priskila mengusung wacana Dekat Dengan Karya.

Aufa, Paslon 01 menjelaskan gagasan Kolaboraksi dalam penerapannya akan menggandeng  dari berbagai pihak dalam melakukan kerjasama. Kolaboraksi ini dijadikan spirit bagi paslon 01 untuk membawa perubahan dalam FISIP nantinya “hal tersebut yang menjadi spirit kami dalam membawa perubahan di FiSIP” Kata Aufa.

Aufa juga menjelaskan fungsi dari BEM bagi paslon 1 adalah sebagai lembaga untuk menghimpun dan mewujudkan cita-cita UKM dan Ormawa agar mengarah ke kejayaan “Badan Eksekutif Mahasiswa dalam sudut pandang kami justru sebagai lembaga yang dapat menghimpun cita-cita dan harapan Ormawa serta UKM  untuk dapat terwujud kearah Kejayaan” Tegas Aufa.

Sedangkan, Paslon 02 mengusung gagasan Pluralisme dan wacana Dekat Dengan Karya.  Ali, menjelaskan bahwa wacana dekat dengan karya merupakan upaya untuk mengembalikan marwah mahasiswa yang sesungguhnya yaitu mahasiswa sebagai pelopor, pelaku dan penggerak dalam perubahan sosial. “gagasan ini upaya untuk mengembalikan marwah sesungguhnya dari seorang mahasiswa sebagai pelaku, pelopor serta penggerak perubahan sosial” Jelas Ali.

Ali juga menjelaskan, baginya Tugas BEM adalah sebagai penyeimbang dalam lingkungan kampus  dan Mitra mahasiswa sebagai  penyadar pentingnya karya dari sebuah permasalahan, sehingga menumbuhkan kepekaan dalam pengawalan isu “ Tugas BEM disini adalah bagaimana menjadi penyeimbang di dalam lingkungan  kampus. BEM menjadi Mitra mahasiswa sebagai penyadar terkait pentingnya karya bagaimana kesadaran dari mahasiswa nalar berpikir dari mahasiswa merespon permasalah-permasalahan yang ada” Tegas Ali.

Savyla Putri Permatasari, Ketua KPUM FISIP UNEJ menjelaskan bahwa antusiasme warga FISIP dalam mengikuti jalannya debat BEM meningkat dengan mencapai 200 lebih partisipan dibanding debat HMJ “untuk antusias dari warga FISIP meningkat untuk debat BEM ini dibandingkan dengan kemarin debat HMJ” terangnya.

Savyla juga menjelaskan, timses pendukung dari masing-masing calon antusias untuk medukung  calonnya. Hal ini dibuktikan dengan ramainya kolom chat yang dipenuhi jargon dan dukungan untuk kedua calon “tadi saya melihat dikolom komentar banyak sekali komentar-komentar mengenai dukungan-dukungan dari setiap timses untuk kandidatnya” Kata Savyla.

Setelah debat selesai diselenggarakan, Savyla berharap kepada seluruh masyarakat FISIP untuk turut meramaikan pesta demokrasi  pada tanggal 6 Mei nanti “saya harap partisipasinya dalam kontestasi pemira nanti pada tanggal 6. Pilihan anda akan menentukan FISIP satu periode kedepan”  Tambah Savyla. (labibatul)

Calonkan Diri Menjadi Ketua HIMASOS, Kandidat Nomor Urut 2 Ternyata Ketua UKM Perisai Diri

PRIMA FISIP - Kandidat calon ketua Himpunan Mahasiswa Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jember (HIMASOS FISIP UNEJ) nomor urut 2, Isom Maulana Safi’i, disebut telah menjadi Ketua Unit Kegiatan Mahasiswa Silat Perisai Diri (UKM Silat PD). Demisioner Ketua UKM Perisai Diri, Cecilia Asa Mutiara, menyampaikan ia dan beberapa demisioner UKM PD cukup keberatan dengan pencalonan diri dari calon ketua HIMASOS nomor urut 2 tersebut. Cecilia menjelaskan “Jujur saya sama demisioner-demisioner sebelumnya sangat-sangat keberatan, cuma karena pembina sudah bilang seperti itu, ya kami mau ngga mau terserah apa kata Isom. Cuma ya sangat berat hati karena Isom sudah menjadi ketua Perisai Diri kok masih mencalonkan diri menjadi ketua HIMASOS”. Ia menyampaikan baru mengetahui bahwa Isom mencalonkan diri sebagai kandidat ketua HIMASOS setelah muncul story dari teman-teman program studi Sosiologi yang dikenalnya dan melalui sosial media instagram.

AD/ART dari UKM Perisai Diri mewajibkan ketua untuk fokus pada tugas-tugas yang harus dijalankan demi keberlangsungan organisasi tersebut “Kalau AD/ART UKM sendiri sebenarnya mengharuskan ketua itu untuk fokus pada UKM” terang Cecilia.

Namun ia melanjutkan bahwa Isom telah berjanji dapat membagi waktu apabila terpilih sebagai Ketua HIMASOS “Karena Isom sudah menjalin kesepakatan dengan pembina, Isom berjanji ia masih sanggup untuk membagi waktu, maka dari itu akhirnya diizinkan, sebenarnya kalau AD/ART UKM sendiri itu ya mengharuskan ketua untuk fokus, kalau anggota yang lain ya mungkin masih bisa.”

Bayu Aji Sastra Jendra, Demisioner Ketua HIMASOS, menyampaikan bahwa ia tidak mengetahui bahwa Isom telah menjadi ketua UKM Perisai Diri “Dari aku sendiri tidak tahu selaku mantan ketua umum dari Isom itu aku tidak tahu bahwa ternyata Isom tahun ini menjadi ketua UKM Perisai Diri.”

Ia melanjutkan bahwa pada AD/ART maupun PO dari HIMASOS tidak ada larangan untuk menjadi ketua pada Organisasi Mahasiswa (Ormawa) lain karena syarat pencalonan diri dikembalikan pada ketentuan dari Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa (KPUM) FISIP selaku penyelenggara pemilihan. Sehingga apabila aturan dari KPUM sendiri tidak melarang hal tersebut maka tidak menjadi sebuah masalah terkait pencalonan yang dilakukan oleh calon nomor urut 2 tersebut.

Tetapi menurutnya bisa jadi apabila terpilih, Isom akan kesulitan dalam menjalankan tugasnya sebagai ketua umum utamanya pada pembagian waktu “Kalau aku sebagai demis ketua umum HIMASOS 2020 tentu nanti pada akhirnya itu sulit kalaupun insyaallah Isom jadi akan kesulitan dalam membagi waktunya, jelas itu wong aku sendiri yang hanya menjadi ketua HIMASOS aja dan kepengurusan dan kepanitiaan sudah pusing membagi waktunya apalagi double ketua. Takutnya kalau seperti itu akan membuat down salah satu ormawa dan itu eman sekali. Yang jelas kalau Isom membagi waktu sangat luar biasa dan tantangannya juga luar biasa.”

Sayangnya hingga berita ini diterbitkan, Isom masih belum dapat memberikan keterangan kepada reporter. (Dev)

PRESS REALESE KPUM FISIP, Kandidat Nomor Dua Himaistra Undur Diri

PRIMA FISIP- Minggu (2/5), Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (KPUM FISIP) terbitkan Press Realese pengunduran diri salah satu kandidat calon ketua umun Himpunan Mahasiswa Ilmu Administrasi (Himaistra) nomor urut dua, Yuan Okta Putra.

KPUM melalui ketua umumnya Savyla menjelaskan, proses pengunduran diri diawali ketika Yuan menghubungi savyla terkait mekanisme pengunduran diri dari Pemilihan Umum Raya (Pemira) melalui media chatting. "Terkait pengunduran diri calon kandidat Himaistra nomor urut dua memang sebelumnya beliau memberitahukan kepada saya itu melalui chat awalnya, kemudian melalui chat itu saya selaku KSP dan KPUM sendiri tidak bisa langsung memutuskan, dan beliau bertanya mengenai mekanisme pengunduran diri karena di juklak maupun juknis itu tidak diatur". Ungkap Savyla.

Lebih lanjut, Savyla menerangkan bahwa KPUM membutuhkan waktu untuk melakukan rapat terkait hal tersebut. “Kami dari KPUM membutuhkan waktu untuk merapatkan terkait hal ini, sehingga menghasilkan beberapa mekanisme.” Lanjut Savyla.  Dalam wawancara tersebut, Savyla menjelaskan bahwa mekanisme yang pertama ialah audiensi. “yang pertama audiensi, kami sudah coba meyakinkan calon kandidat nomor dua ini untuk stay melanjutkan pemilihan” tambahnya.

Namun, percobaan KPUM untuk meyakinkan kandidat nomor urut dua tersebut gagal karena kandidat calon nomor urut dua ini tetap kekeh untuk mengundurkan diri karena alasan internal. “kami dari KPUM tidak bisa melakukan banyak hal karena memang itu adalah privasi dia terkait untuk melanjutkan atau tidak karena memang alasannya ialah ada masalah internal” tambah Savyla lagi.

Audiensi yang dilaksanakan pada tanggal 28 April 2021 tersebut menghasilkan beberapa poin yang dijelaskan secara rinci oleh Savyla “ bahwasannya untuk saudara Yuan Okta Putra itu mengundurkan diri sebagai calon kandidat ketua Himaistra, kemudian yang kedua beliau diwajibkan untuk membuat surat pernyataan diri dan orang tua disertai materai sepuluh ribu kemudian diserahkan pada KPUM, dan poin ke tiga adalah setelah menyerahkan surat pernyataan maka KPUM akan membuat press realese ”. Jelas Savyla

Setelah pemberitahuan mundurnya calon kandidat ketua Himaistra nomor urut dua tersebut, Savyla menambahkan bahwa KPUM memutuskan untuk dua calon kandidat lainnya akan tetap melanjutkan tugasnya sebagai calon kandidat dengan nomor urut yang telah ditetapkan sebelumnya. “karena nomor urut sudah ditetapkan dan kasihan juga kalau untuk nomor tiga harus mengganti karena memang waktu itu sudah masuk masa kampanye”. Ungkap Savyla.

Selanjutnya Denada selalu rekan satu Program Studi Ilmu Administrasi Negara dari kandidat nomor urut dua  mengungkapkan bahwa ia sangat menyayangkan keputusan Yuan yang harus undur diri dari Pemira. "Sebenernya sangat disayangkan sih, padahal dia niat banget mau maju menjadi ketua himaistra berhubung adanya kesalahan jadi memang mau tidak mau diharuskan mundur". Ungkap Denada. Kesalahan yang dimaksud ialah masalah internal dari Yuan sendiri “Kesalahan masalah internalnya Yuan sih” tambahnya.

Tak hanya itu,  Dena juga memberikan dukungan penuh serta harapan agar Yuan tetap semangat kedepannya. "Semangat dan sabar, ini bukan kegagalan namun awal dari  proses sukses untukmu. Rencana terbaikmu dikalahkan dengan Rencana paling baik yang diberikan Tuhan untukmu. Banyak orang yang support Yuan. Semangat semangat dan semangat"

Sayangnya hingga berita ini diterbitkan, Yuan belum dapat memberikan keterangan terkait pengunduran dirinya. (Arinda)

AKSI REAKSI, TUNTUTAN UNTUK MEMBUAT REGULASI KEKERASAN SEKSUAL

PRIMA FISIP –Aksi Reaksi libatkan puluhan orang untuk menuntut tegas kasus kekerasan seksual di kalangan pendidikan, pada Minggu sore (02/05) di area Double Way Universitas Jember (Unej). Aksi ini dipelopori oleh beberapa pihak seperti musisi, Jaka dari LPM Imparsial dan Women’s March.  

Riska, salah satu pelopor dalam Aksi Reaksi mejelaskan aksi ini merupakan bentuk desakan kepada Kepolisian Republik Indonesia Resor (Polres) dan institut  pendidikan untuk segera membuat regulasi mengenai kekerasan seksual.

“aksi untuk sebagai desakan kepada polres dan kepada institut institut pendidikan untuk membuat regulasi mengenai kekerasan seksual” terang Riska.

Riska juga menjelaskan adanya aksi reaksi ini berangkat dari kasus Ruri yang telah terjadi di Universitas Jember bebrapa tahun lalu dan kasus RH bulan lalu yang dianggap sudah menjadi urgensi untuk mebuat regulasi tentang kekerasan seksual di lingkungan pendidikan. “Aksi ini dimotori kasus RH dan melihat kasus dulu pernah terjadi juga di kampus Unej juga kasusnya Ruri jadi dirasa ini sudah cukup urgent untuk kita sikapi secara langsung.” Jelas Riska.

Tidak hanya menyerukan tuntutan, tepapi dalam aksi ini juga diwarnai dengan berbagai pertunjukan seni sebagai upaya pentransformasian wacana mengenai kekerasan seksual kepada masyarakat umum. “tetap menampilkan kesenian sebagai bentuk upaya kita mentransformasikan wacana-wacana mengenai kekerasan seksual kepada masyarakat” kata Riska

Riska berharap, dengan adanya aksi ini dapat  membuat orang-orang sadar dengan kasus kekerasan seksual. Riska juga menambahkan jika tidak ada langkah kongkrit dari pihak terkait untuk aksi ini ia akan mengadakan aksi lanjutan “diharapkan itu cukup untuk membuka mata orang-orang supaya bisa lebih kongkrit ketika menyikapi kasus seperti ini. misalkan ini masih belum cukup kita masih akan ada aksi lanjutan aksi-aksi lainnya” jelas Riska. (Labib dan Nabila)

TikTok, Warna Baru Kampanye PEMIRA FISIP

PRIMA FISIP- Saat ini, Tiktok menjadi Social media yang tengah digandrungi para pengguna internet dari berbagai lapisan usia. Aplikasi musik video yang tengah naik daun dari awal pandemi ini pun menjadi warna baru dalam Pemilihan Umum Raya Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Pemira FISIP) 2021. Sejak masa kampanye dibuka oleh Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa (KPUM) FISIP, anggota tim sukses dari masing-masing calon baik Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) maupun Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) beramai-ramai untuk mengunggah video tiktok visi-misi tiap-tiap calon yang telah di kreasi sedemikian rupa pada media sosial lain seperti Whatsapp Story.

Kampanye menggunakan TikTok tersebut tentu mendapat dukungan dari Savyla Putri Permatasari karena dinilai terdapat relevansi dengan kondisi saat ini. “Kalau menurut saya, kampanye dengan menggunakan media tiktok paling relevan ya untuk saat ini, karena memang lagi trend-trend nya tiktok”. Menurutnya, warna baru kampanye dengan TikTok menjadikan Mahasiswa FISIP tidak bosan untuk melakukan kampanye “Mahasiswa FISIP kan pada millennial nih, jadi saya rasa dengan modifikasi ini mereka jadi nggak bosen untuk melakukan kampanye malahan jadi hobi, kebetulan untuk yang hobi bikin tiktok yaudah sekalian aja” tambahnya.

Nampaknya, kampanye dengan menggunakan media tiktok ini berhasil mencuri perhatian mahasiswa untuk mempelajari lebih lanjut perihal visi-misi tiap tiap calon. Dewi Farkhana salah seorang mahasiswi Administrasi Bisnis’19 menyampaikan bahwa kampanye dengan TikTok merupakan hal yang cukup menarik “menarik sih, soale kan sekarang serba online jadi kaya memanfaatkan platform media sosial salah satunya tiktok. terus dengan adanya konten yang menarik ngebuat yang liat juga seneng, membuat kampanye tidak membosankan, tiktok juga jad ajang adu kreatif antar timses paslon dan maybe bisa ngebuat mereka tertarik untuk ikut serta dalam pemira atau  ngga golput” ujar Dewi.

Pendapat serupa juga disampaikan oleh Dita Riskia Mahasiswi Administrasi Negara’19 “Menurut saya itu merupakan salah satu bentuk terobosan baru cara kampanye yang cukup menarik perhatian masa, di luar mengikuti perkembangan sosial media memanfaatkan tiktok juga membuat kampanye lebih asik, enjoy dan informatif. Apalagi kalau di support dengan model yang kece dan lagu-lagu yang asik. Mantap si” tutur Dita.

Selain itu, salah seorang mahasisiwi Hubungan Internasional’19 Erwinta menyampaikan perihal keefektifan tiktok sebagai salah satu media kampanye. “Kalo kataku misalkan sasaran kampanyenya anak muda utamanya mahasiswa, bisa jadi efektif tapi bisa jadi nggak juga. Efektif soalnya kan penggunaan tiktok akhir-akhir ini aktif banget, dikit yang ngga pake tiktok. Bisa aja jadi ngga efektif kalo konten yang disediain tu gak memenuhi ekspetasi penonton jadi pesan kampanyenya nggak tersampaikan ke penonton.” Ucap Erwinta.

Harapan agar munculnya ide-ide kreatif dari pendukung tanpa melupakan tujuan untuk menberikan informasi-informasi terkait masing-masing calon pun disampaikan Dita. “Semoga melalui pemanfaatan media tiktok bisa memunculkan ide-ide kreatif para tim pendukung dalam berkampanye. Jadi, harapannya sih tidak hanya berjoget di depan kamera dengan memberikan informasi -informasi tapi  ada konten-konten kreatif lainnya yang bisa merepresentasikan program kerja kandidat calon.” imbuh Dita. (Arinda Mahasiswi Administrasi Negara 2019)

Dua Tahun berturut turut, Himadita Aklamasi

PRIMA FISIP - Himpunan Mahasiswa D3 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jember (Himadita FISIP UNEJ) aklamasi selama 2 tahun berturut-turut. Sejak Pemilihan Umum Raya (Pemira) FISIP tahun lalu hingga Pemira 2021 tahun ini hanya 1 calon yang mendaftarkan diri menjadi ketua Himadita pada Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa selaku penyelenggara Pemira. Hal ini tidak terjadi tanpa sebab, pasalnya situasi politik dalam Himadita FISIP cenderung pasif. Seperti dilansir oleh calon ketua Himadita tahun ini, Arya Citra, terdapat perbedaan kesibukan antara S1 dengan D3  “Kita D3 berbeda dengan S1, kita difokuskan untuk praktek langsung tidak hanya materi saja seperti teman-teman S1” kata Citra.

Hal tersebut tentunya turut andil dalam mempengaruhi persaingan politik pada D3 “Jadi tentu saja kondisi politik di Himadita berbeda dengan himpunan lain. Semangat untuk berorganisasi warga Himadita pun kurang, dikarenakan sudah disibukkan dengan perkuliah dan juga praktek/event” tegasnya.

Selain itu, dilansir oleh Andresa Putri selaku demisioner ketua Himadita periode 2020 terkait dengan sikap pasif warga Himadita dalam berpolitikpun tidak hanya terjadi pada saat Pemira “Hal ini bukan hanya terjadi di kontestasi pemira saja. Namun lebih dari itu, dalam Keikut sertakan HMJ juga semakin menurun, dari tahun ke tahun jumlah pengurus khususnya dari D3 upw semakin sedikit”.

Sedangkan, warga Himadita sendiri memiliki tanggapan lain dalam melihat pasifnya atmosfer politik pada Himadita. Seperti yang dipaparkan oleh Farin, salah satu warga Himadita dalam wawancara dengan LPM Prima bahwa pasifnya situasi politik di Himadita disebabkan oleh kurang percaya dirinya warga Himadita untuk mencalonkan diri sebagai ketua “Ini menurutku pribadi ya, anggotanya itu banyak cuma kadang ada yang mereka kurang PD kalau untuk nyalonin jadi ketua gitu, rata-rata kayak yang mau maju itu antara iya atau enggak gitu sih”. Ditambah lagi, menurutnya aklamasi sulit untuk diterima sebab tidak ada pilihan lain yang dapat menjadi pilihan untuk mencalonkan diri sebagai ketua “Kalau calonnya cuma 1 ya mau gak mau yaudah itu. Sedangkan yang lainnya nggak ada pilihan lain kandidatnya nggak ada yang lain yaudah milihnya kan yang itu”.

Kedepannya, Farin selaku warga Himadita pun berharap akan ada situasi yang berbeda pada Himadita dalam hal keterbukaan bagi para warganya “ Lebih terbuka. Entah itu di lingkup internal maupun eksternal menurutku harusnya lebih terbuka. Kayak misal apa-apa itu dibicarain gitu lo”.

Andresa Putri purna HMJ Himadita pun memiliki harapan besar bagi Himadita, ia memaparkan bahwa kuliah tidak hanya melulu memandang IPK (Indeks Prestasi Kumulatif)  saja, namun lebih dari itu ada hal-hal lain yang dapat dipelajari. Ia juga berpesan “Untuk warga Diploma 3 kedepannya, dapat lebih menghidupkan rumah kita bersama. Rumah disini berarti HIMADITA FISIP UNEJ sebagai tempat berproses bersama bagi warga diploma tiga untuk mengembangkan bakat dan minatnya masing-masing. Hal tersebut dapat dilakukan dengan meningkatkan sinergi antara pengurus dan warganya agar ikut aktif dalam menjalankan roda organisasi”. (NJA, mahasiswa Sosiologi 2020)

Wajah Baru HIMAHI FISIP

PRIMA FISIP- Penetapan Ketua Himpunan Mahasiswa Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jember (HIMAHI FISIP UNEJ) telah dilaksanakan pada Minggu (25/4) pukul 13.00 WIB oleh Panitia Penyelenggara Pemilu (PPPU) dengan kandidat terpilih yaitu nomor 1, Alya Kamila Achmad, sebagai pemenang dengan jumlah suara pemilih terbanyak.

Pemilihan HIMAHI dilaksanakan pada tanggal 24 Maret 2021 kemarin dengan e-voting melalui sister. Ada dua kandidat yang telah bersaing dalam memperebutkan kursi sebagai ketua HIMAHI yang baru. Kandidat pertama yaitu Alya Kamila Achmad dan kandidat kedua Giovanni Abdi Negoro.

Ketua terpilih HIMAHI 2021, Alya Kamila Achmad, memberikan tanggapannya setelah penetapan ketua HIMAHI yang baru dilakukan pada pukul 13.00 siang hari ini “Bersyukur karena usaha yang sudah dilakukan terbayar , dengan beban tanggungjawab baru yang harus diemban”.

“Keduanya sama-sama berpotensi, mereka bersaing secara sehat tidak ada yang saling sikut menyikut” terang Farah Salsabila selaku ketua PPPU FISIP UNEJ 2021.

Farah menjelaskan bahwa Pemilihan Umum (Pemilu) HIMAHI bisa dibilang cukup sukses karena banyaknya  partisispasi warga HIMAHI yang ikut dari pada tahun sebelumnya ”dari DPT 522 mahasiswa HI dan yang menggunakan suaranya ada 374” kata Farah.

Langkah yang akan dilakukan oleh ketua terpilih selanjutnya adalah pembentukan kepengurusan dan penyusunan timeline kegiatan HIMAHI ”setelah pembentukan kepengurusan aku akan fokus untuk menyusun dan memetakan timeline program kerja supaya tidak tumpang tindih.” jelas Alya.

Alya Kamila juga menambahkan ia akan segera merealisasikan program kerja unggulannya dalam waktu dekat “ aku butuh waktu 1 bulan maksimal setelah kepengurusan terbentuk” terang Alya Kamila.

Sebagai ketua PPPU FISIP UNEJ 2021, Farah berharap kandidat terpilih bisa menjalankan apa yang telah dikampanyekan “Realisasikan apa yang sudah dicanangkan selama kampanye.” jelas Farah. (Tari, Mahasiswa Hubungan Internasional 2020)

KPUM FISIP Selenggarakan Sidang Pleno Penetapan Bakal Calon

PRIMA FISIP - Penetapan bakal calon anggota Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM), ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ), ketua dan wakil ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) telah dilaksanakan tadi malam pukul 20.00 WIB (24/4) melalui platform zoom oleh Komisi Penyelenggara Umum Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jember (KPUM FISIP UNEJ). Penetapan bakal calon diikuti oleh bakal calon yang telah mendaftar sebagai peserta Pemilihan Umum Raya (Pemira) FISIP UNEJ, tim sukses atau perwakilan dari tiap pendaftar. Penetapan bakal calon adalah salah satu ahapan Pemira FISIP UNEJ yang dilaksanakan untuk mengesahkan dan menetapkan nomor urut calon sebelum memasuki tahapam kampanye.

Savyla Putri Permatasari, Ketua KPUM FISIP UNEJ 2020, menjelaskan “Tadi adalah acara mengenai penetapan bakal calon yang telah di verifikasi berkasnya”.

KPUM FISIP UNEJ telah menetapkan beberapa bakal calon sebagai calon anggota BPM, ketua HMJ, ketua dan wakil ketua BEM. “Bakal calon yang telah diverifikasi dan ditetapkan sebagai anggota BPM ada 8 orang yaitu Wahyu, Alfian, Agung, Sylla, Hakim, Zidane, Alfito dan Gilang, dan untuk BEM ada Ali – Priskila dan Aufa Deftha. Sedangkan untuk Himaistra ada Amiq, Ariq dan yuan, Himakes ada Irfan dan Dharma, Himasos ada Isom dan Prayogi, serta Himadita hanya ada satu orang yaitu Arya Citra.” Terang Savyla.

Amiq Ikmal Shihabbuddin, salah satu dari 3 kandidat calon ketua Himaistra, mengungkapkan “Tentang penetapan tadi saya rasa sudah cukup memenuhi pembelajaran demokrasi kita. Bagaimana cara mahasiswa tau bahwa dalam Pemira ada sidang pleno penetapan kandidat, saya rasa tentunya ini bisa menjadi momen yang tepat untuk menelaah kembali ilmu tentang demokrasi yang telah kita dapat di kampus sebagai mahasiswa Fakultasi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.”

Aufa Almubdi, salah satu calon ketua BEM, juga memberikan tanggapan dan harapannya terkait Pemira 2021 “Pasca penetapan pasti para calon dan timses akan memasuki babak baru dalam  acara Pemilu Raya ini, adanya kondisi saat ini yang masih pandemi membuat suatu tantangan baru bagi kita semua. Harapan saya dan Deftha semoga kondisi pandemi tidak menurunkan semangat teman teman dalam menentukan pilihan mereka di dalam Pemira ini.”. (Ilm)

AKSI SOLIDARITAS AJI KOTA JEMBER

PRIMA FISIP – Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jember melakukan aksi pada Senin (29/03) di Gedung DPRD Jember pasca kekerasan yang dialami oleh Nurhadi Koresponden TEMPO pada 27 Maret lalu oleh Oknum Aparat Kepolisian. Aksi tersebut dipimpin oleh Andi Saputra selaku korlap AJI.

Ada tiga tuntutan yang dilayangkan dalam aksi tersebut.

  1. Mengecam keras kekerasan terhadap Jurnalis
  2. Usut tuntas Kasus Penganiayaan
  3. Stop kekerasan terhadap Jurnalis

Andi menjelaskan bahwa yang dialami oleh Nurhadi tidak hanya kekerasan namun  juga penyekapan saat sedang meliput kasus Korupsi “Rekan jurnalis kita Nurhadi koresponden TEMPO di Surabaya mendapatkan kekerasan dan tidak sekedar itu bahkan nurhadi pernah disekap selama 2 jam karena meliput kasus korupsi di Surabaya” Tegasnya Andi.

Andi menjelaskan bahwa ia akan menunggu  bagaimana respon dari Polda Jawa Timur dan akan mengadakan aksi lanjutan  jika tidak ada respon yang jelas.

“Ini aksi pertama kami dan menunggu bagaimana langkah dari Polda Jawa Timur, ketika nanti beberapa waktu ternyata Polda tidak ada langkah-langkah yang jelas maka tentu kami akan melakukan aksi selanjutnya”  Jelas Andi.

Ia juga menjelaskan bahwa AJI akan mengawal kasus ini sampai pelaku tertangkap dan diadili “Kami akan terus mengawal bagaimana kasus yang menimpa rekan kami Nurhadi ini ditangani sampai pelaku di tangkap dan diadili“. Jelasnya.

Andi berharap kasus kekerasan yang dialami oleh Nurhadi menjadi kasus kekerasan yang terakhir dialami oleh jurnalis “Kami berharap ini adalah kasus terakhir yang dialami oleh jurnalis” Tegasnya.

Andi megaskan bahwa jurnalis merupakan pilar demokrasi dimana kerja-kerja jurnalis dilindungi oleh Undang-Undang dimana seharusnya aparat melindungi jurnalis. (lm)

DIES NATALIS DAN PENANAMAN POHON HULU SUNGAI KALIJOMPO OLEH KORPS RELAWAN KAMPUS

PRIMA FISIP - Telah terlaksana kegiatan Dies Natalis Korps Relawan Kampus (Korek) pada hari Sabtu (27/03). Kegiatan yang bertemakan one dream, one purpose and one change with korrek to make the world better ini bertempat di Sungai Kalijompo, Jember dengan betuk kegiatan berupa menanam pohon di hulu Sungai Kalijompo, tepatnya di Desa Lungkung. Berdasarkan informasi yang didapat dari Bapak Joko  selaku Pembina Korek, kegiatan penanaman pohon ini dilakukan karena sering terjadinya banjir dan kerusakan fasilitas umum yang diakibatkannya selama dua tahun berturut-turut ini.

Bapak Iwan Taruna selaku Rektor Universitas Jember (Unej), memberikan respon positif terhadap kegiatan Korek. Beliau mengatakan bahwa dirinya sangat mengapresiasi kegiatan yang dilakukan oleh Korek ini, seperti halnya dalam penanaman pohon di daerah hulu Kalijompo yang menurut beliau sangat penting untuk dilakukan guna mecegah banjir atau tanah longsor. Lanjutnya pun dengan adanya kegiatan ini diharapkan dapat pula untuk menginspirasi orang lain agar melakukan hal yang sama.

Bapak Iwan Taruna pun turut menyampaikan harapannya akan bagaimana Korek berjalan. “Harusnya Korek ini harus menjadi lebih solid dan baik karena usianya juga sudah 6 tahun. Tentunya tadi saya katakan harus banyak belajar dari tenaga professional (BPPD). Menjalin berbagai kerja sama untuk mendapat berbagai pelatihan BPPD atau lembaga lain yang terkait dengan mitigasi kebencanaan” Ujar Bapak Iwan Taruna.

Bapak Iwan Taruna pun turut mengharapkan agar Korek dapat lebih memperkenalkan diri kepada mahasiswa, di mana salah satu cara yang dapat digunakannya yaitu melalui P2MABA.

Tanggapan positif pun serta datang dari Bapak Joko selaku Pembina Korek, ia mengatakan bahwa kegiatan yang dilakukan Korek ini merupakan hal yang bagus, bahkan disaat pandemi. “Ya tanggapannya kita sebagai pembinawan kampus cukup bagus. Jadi kegiatan tadi di tengah masa pandemic ini masih ada aktivitas, masih ada kepedulian. Ada saudara kita yang senyatanya memang pada situasi seperti ini adik-adik (masih) punya kepedulian” Ungkap Bapak Joko.

Sebagaimana tema yang diusung Korek pada kegiatan ini, Danil selaku Ketua Korek, menyatakan bahwa kegiatan ini berupayakan untuk mengubah dunia menjadi lebih baik. “memang Korek sendiri nanti kita kan prospek nya untuk mitigasi, nah mitigasinya kita kemas dengan penamaan itu yaitu untuk make the world a better, mengubah dunai lebih baik intinya kaya gitu. Jadi bentuknya dalam penanaman ke sebuah desa perlu kaya urgent di hulu sungai Kalijompo.”

Ia pun melanjutkan akan alasan kegiatan penanaman ini bertempat pada hulu sungai Kalijompo dikarenakan telah dimilinya izin dan mitra yang bekerja sama. “kenapa kita pilih Kalijompo, karena memang ada rekanan kita dengan pihak PT. Kalianda. Jadi pihak perkebunan sendiri sudah mengizinkan dan ada mitra dengan kita” Ujar Danil.

Sementara untuk harapan kepada Korek sendiri, Danil mengharapkan agar Korek dapat semakin berjaya dan berguna bagi masyarakat, serta agar Korek dapat lebih mawas diri dengan keadaan sekitar, melihat Korek yang merupakan organisasi kemanusiaan. (Surya Teguh)