Pengumuman
Wahai Manusia, Tolong Aku
Berdasarkan data yang diambil dari diagram yang terdapat di databooks kata data.co.id Luas penurunan Lahan tutupan pohon di Indonesia pada 2001 sebesar 744.000 Lalu meningkat menjadi 1,4 juta di tahun 2007 kemudian mengalami penurunan menjadi 1,1 juta dan kemudian meningkat menjadi 1,2 juta di tahun 2019. Selain itu di data books kata data.co.id juga dicatat 10 provinsi dengan penurunan luas lahan tutupan pohon terbesar di indonesai periode 2001-2019 dengan rincian: Riau 3,8 juta Kalimantan barat 3,5 juta Kalimantan tengah 3,4 juta Kalimantan timur 3,3 juta sumatera selatan 2,8 juta jambi 1,6 juta sumatera utara 1,3 juta Kalimantan selatan 794.000 sulawesi tengah 696.000 dan Aceh 680.000 dengan demikian total kehilangan lahan Indonesia dari periode 2001-2019 berdasarkan diagram tersebut adalah sebesar 21.870 (Juta) Sebagai perbandingan saja luas seluruh pulau jawa yaitu 12,8297 juta ha sementara dalam periode 2001-2019 indonesia total telah kehilangan 21,8 juta hektar lahan tutupan pohon atau hutan itu artinya daalm waktu hanya 19 tahun saja kita sudah kehilangan hampir 2x luas pulau jawa dalam bidang hutan. Tentu ini adalah suatu angka yang fantastis bukan dan apabila mengacu kepada data tahun 2019 indonesia sudah kehilangan 324 ribu hektar hutan hanya dalam waktu satu tahun! Yang mana berdasarkan data di atas indonsesia adalah negara tropis ke 2 yang mengalami kehilangan hutan terbesar setelah Brazil. Tentunya kehilangan hutan ini disebabkan oleh berbagai faaktor antara lain adalah kebakaran hutan yang bisa disebabkan oleh seseorang yang secara sengaja membuang punting rokok yang masih menyala dihutan misalnya. Atau bisa juga orang yang ingin membuka hutan untuk dijadikan pemukiman atau dijadikan tempatnya berladang dan untuk itu mereka membabat hutan tidak memperdulikan apakah itu Kawasan hutan lindung atau Kawasan terbuka hijau atau apa yang penting tujuan mereka tercapai perihal efek atau dampak buruk yang akan terjadi itu adalah masalah kemudian hari. Mungkin jika ditanya yang bersangjutan tidak mengatakan hal itu tetapi sangat banyak kasus dimana terjdi pembabatan hutan secara liar dan tidak bertanggung jawab tanpa adnaya penanaman Kembali jujur hal ini sangat merugikan bagi dirikita sendiri seperti yang sudah doketahui banyak kalangan bahwa pohon atau hutan adalah paru-paru dunia nah jika hutan kita tebangi secara terus menerus tanpa ada penanaman Kembali reboisasi atau penghiiajuan misalnya bagaimana kita mendapatkan oksigen? Dalam hidup ini kita tentu sangat membutuhkan oksigen bla pohon ditebangi secara liar dan tidak bertanggung jawab lalu siapa yang menghasilkan oksigen bagi kita. Tentu tidak mungkin apabila kita harus terus bergantung kepada ventilstor untuk mendspatkan oksigen bukan? Sudah enak diberikan oksigen secara Cuma-Cuma tentu kia harus menjaga pemerian tersebut dengan cara tetap menjaga keasrian lingkungan dan lagi jika lingkungan tempat tinggal kita hijau atau banyak tanaman nya tentu indah dipandang mata bukan daripada lihat kiri jalan lihat kaan jalan lihat depan asap kendaraan tentu lebih indah kalua kiri pohon tau tanaman hijau kana tanaman hijau bukan? Selain itu perlu kita ketahui pula bahwa tanahh humus aatu tanah yang paling subur itu berada di lapisan paling atas dari tanah yang bersangkutan dan tanah humus bisa tetap ada ditempatnya karena ada yang menahan diayas nya agar tidak jatuh atau longsor yaitu pohon kalua pohon ditebang maka tanah humus itu rawan longsor dan akhirnya tanah tersebut yang semula subur bisa menurun kesuburannya atau bahkan jadi tanah tandus jadi mari kita jaga lingkungan kit akita jaga dunia ini agar tetap asri dan hijau kalua mau menebag pohon untuk membangun rumah misalkan ya tanam yang baru minimal tebang1 tanam 1 atau lebih bagus lagi tebang 1 tanam 2 atau 3 dan seterusnya. Mari kita jaga lingkungan kita karena kita membutuhkan lingkungan untuk bisa hidup dan lingkungan membutuhkan kita untuk merawat dan memperindah nya sehingga antara kita dan lingkungan sebenarnya saling membutuhkan satu sama lain.
Berdasarkan artikel yang bersumber dari www.voaindonesia.com yang ditulis pada tanggal 29 agustus 2020 mengatakan bahwa jaringan pemantau independen kehutana mencata sejak aal tahun 2020 ada 15 kaus pelanggaran kehutanan yang mana menurut juru bicaranya hal itu disebabkan karena kurangnya pengawasan disebabkan oleh pandemic virus covid 19 yang baru saja merebak di Indonesia. (Surya )