Pengumuman

Metode 5D, Cegah Kasus Pelecehan Seksual

Mengutip berita (Liputan6, 2021) pada 10 Maret, terdapat kasus pelecehan seksual di ruang publik. Kabarnya, kasus ini menjadi riset penelitian yang disoroti oleh L’Oreal Paris yang kemudian dikerucutkan menjadi isu riset internal, bekerja sama dengan Ipsos International and Indonesia, serta dalam kemitraan dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) di bulan Januari yang diikuti oleh 1,498 responden. Survei mengatakan 59 persen responden, menganggap pelecehan seksual di ruang publik menjadi isu nomor satu di Indonesia. Sebanyak 82 persen diantara mereka pernah mengalami pelecehan seksual di ruang publik. Kemudian, di kabar (Kompas, 2021) berita tentang pelecehan seksual di ruang publik tetap terjadi selama pandemi. 

Menurut data Komnas Perempuan, hingga 03 Juli 2021 terdapat 1.902 kasus. Pembatasan sosial yang diterapkan oleh pemerintah selama pandemi, hampir menduduki usia tiga tahun di Indonesia membuat aktivitas masyarakat berpindah tempat. Sehingga, media sosial tempat yang berpotensi terjadi pelecehan seksual. Akan tetapi, tidak hanya media sosial yang menjadi sorotan utama, melainkan tempat umum menjadi potensi insiden pelecehan seksual, seperti di jalan umum, transportasi publik, lalu sekolah dan kampus menjadi sasaran predator seksual.

Pelecehan seksual merupakan hal yang dipahami sebagai seluruh sikap dan perilaku yang terindikasi mengarah terjadinya pada tindakan yang tidak disenangi, mulai dari mata dalam memandang, simbol-simbol dari anggota badan tertentu, siulan tidak pantas, mencolek, menunjukkan gambar yang tidak pantas, mencium, meraba, hingga tindakan pemerkosaan (Sumarni dan Setyowati, 1993: 3).

Artis terkenal di Indonesia yaitu Cinta Laura menjadi korban pelecehan ruang publik selepas turun dari mobil pribadinya, akan tetapi beliau masih mampu menyikapi persoalan ini dengan mendatangi orangnya.

Aku keluar dari mobil dengan mengenakan celana panjang dan pakaian tertutup, memakai masker juga. Tiba-tiba ada yang bilang uuu seksi sekali’,” ujar Cinta Laura.

Cinta kemudian menemui pelaku sambil mengeluarkan smartphone dan menyalakan rekaman video, kemudian mengatakan “Mas mau bilang seperti itu lagi? Atau saya laporkan langsung” akhirnya pelaku langsung terlihat takut. Tindakan yang dilakukan oleh artis terkenal ini menimbulkan efek jera pada pelaku, supaya mereka tidak mengulangi tindakan yang merugikan pihak-pihak korban pelecehan di ruang publik.

Ruang publik diartikan sebagai bentuk representatif dari adanya pertemuan, secara signifikan dapat dijadikan sebagai katalisator bagi adanya kegiatan-kegiatan sosial, rekreasi, dan budaya. Melalui interaksi sosial terjadi pembelajaran antar sesama individu ke individu, serta individu ke kelompok yang berlangsung secara terus-menerus hingga terjadi kesepahaman bahwa kemajemukan menjadi unsur keterimaan bersama-sama (Sunaryo, 2010).

Berdasarkan hasil responden yang menjawab, ruang publik tergolong menjadi sasaran masif predator seksual. Biasanya, kejadian ini terjadi dari pandangan pelaku yang melihat daya tarik seksualitas korban, diukur pada faktor berpakaian dan keterlihatan paras, serta kemolekan tubuh korban. Di Indonesia maraknya kasus pelecehan seksual sudah tersebar di berbagai media dan banyak terjadi pada skala ruang publik. Benar! Fakta membuktikan sebagian besar masih menyasat perempuan menjadi korbannya. Sementara, mitos berkata bahwa pelecehan seksual hanya terjadi pada perempuan yang sedang sendiri, bermalam hari, dan bertempat di kesepian.

Kita perlu memiliki sikap bodo amat, agar tidak mudah percaya dengan suguhan situs online, karena banyak orang-orang yang tidak bertanggung jawab untuk menggunakan data pribadi korban. Pelecehan seksual tidak hanya menyoal sentuhan lagi, pelecehan di jalanan, melakukan paksaan kencan, dan melontarkan pertanyaan yang sifatnya terlalu pribadi, atau sederet lainnya. Pelecehan di dunia maya pun dapat terjadi melalui komentar-komentar yang tidak sepatutnya dilakukan. Teman-teman! Pelecehan seksual di ruang publik ini bukan semata-mata jumlah angka korban, tetapi batasan dengan sepak terjang bagi para perempuan. Perempuan akan mengalami keterbatasan ruang gerak, diciutkan nyalinya, tidak diterima dalam berekspresi dan diberatkan langkahnya. Sehingga, dibuat bertanya-tanya “Apakah diri kita berharga?”. Ini semua terjadi di ruang publik, tempat yang seharusnya terlindungi karena tertoreh kata ‘publik’ yang terkadang fenomena ini menjelma di sekitar kita. Akan tetapi, kita hanya bisa memasang mata yang terpaku dan menjadi batu. Apakah kita terkejut, takut, bimbang dan ragu-ragu untuk menyikapinya?

Predator Seksual mengakibatkan dampak secara psikis, ketika berusia remaja dalam perspektif kesejahteraan sosial diperuntukkan pada korban mulai mengalami stimulus penyintas gangguan kecemasan. Korban merasakan kecemasan adanya peristiwa dan terekam pada alam bawah sadarnya. Tingkat sadar merupakan kegiatan mental yang disadar dalam waktu tertentu. Sadar dapat dibagi pada bagian terkecil dalam kehidupan korban terutama dalam kehidupan korban, terutama pada kehidupan mental seperti pikiran, persepsi, perasaan, dan ingatan. Sebab, kesadaran adalah bagian terkecil dalam kehidupan mental, maka berarti tingkatan ini hanya memiliki peran yang paling kecil pula dalam teori Freundian, dalam bukunya: Bimbingan dan Konseling (Mufrihah, 2018).

Insiden tak diinginkan terjadi dikala pandemi Covid-19 menjelma. Masa yang sulit bagi kehidupan masyarakat sekitar, dimana seharusnya kita perlu tetap fokus pada kondisi kesehatan, namun dikejutkan dengan fenomena ini yang seakan-akan menarik perhatian khusus untuk mempelajari arti pentingnya memahami kemanusiaan. Insiden ini, jika melihat perkembangan masa produktivitas nanti dapat menghambat langkah berproses selanjutnya. Lagi-lagi dibingungkan dengan permasalahan moralitas yang memunculkan pertanyaan ‘Tindakan apa yang harus kita lakukan ketika melihat fenomena ini?’.

Hal ini memerlukan upaya penanganan komprehensif. Merealisasikan penanganan, sudah seharusnya peranan dilakukan oleh lembaga penyedia layanan, para pakar dan ahli, serta keterlibatan mahasiswa menjadi kaum perubahan yang lebih baik. Kaum perubahan dapat memberikan layanan terbaik, sebagai bentuk kepedulian yang sangat diharapkan oleh korban. Adanya masyarakat sebagai struktur lapisan sosial, menjadi kelompok terpenting dalam upaya perlindungan, maka diperlukan suatu kerja sama yang baik untuk mewujudkan kesejahteraan pada korban.

Sehingga melihat insiden ini, muncul pendekatan 5D sebagai tahapan melindungi seseorang dari adanya pelecehan seksual, yaitu: (1) Ditegur; (2) Dialihkan; (3) Dilaporkan; (4) Ditenangkan; dan (5) Direkam. Metode 5D ini, pada kampanye Pelatihan Stand Up Again Street Harassment dari L’Oreal Paris dalam kemitraan dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), mencetuskan program yang dirancang untuk membantu mencegah pelecehan di tempat umum dan mendirikan ruang yang aman dan inklusif bagi semua orang. Lembaga pembuat produk kecantikan di Indonesia, menyoroti dengan adanya isu sosial serta melihat masih banyak tindakan pelecehan seksual di ruang publik saat pandemi. Penggunaan pendekatan 5D ini menjadi upaya pemberantasan pelecehan seksual dengan melalui program pelatihan sebagai bentuk usaha edukasi yang ditawarkan kepada masyarakat.

Pelatihan yang ditawarkan pertama ialah mengenalkan tahapan ‘ditegur’, secara tegas terhadap pelaku yang melakukan tindakan pelecehan seksual yang disebabkan oleh hasrat pribadinya. Kabarnya, metode yang diteliti oleh L’oreal Paris ini merupakan cara yang paling beresiko dan membutuhkan keberanian lebih dari korban. Cara ini, memastikan kondisi korban harus benar-benar aman, karena permasalahan baru akan terjadi pada korban. Sudut pandang korban menjadi hal terpenting dalam cara ini, sebab korban akan melakukan suatu bentuk intervensi, jelas harus memikirkan sudut pandang pelaku.

Berlanjut tahapan kedua ‘dialihkan’, menggunakan bentuk pengalihan pada korban maupun pelaku. Sehingga, pelecehan yang terjadi bisa terhenti. Disini, kita berusaha menciptakan upaya gangguan saat terjadi aksi pelecehan seksual. Cara ini, dilakukan oleh kita yang menyadari dengan adanya fenomena lingkungan sekitar. Biasanya, kita sering mendengar istilah ‘sok kenal’, inilah langkah pencegahan yang sangat disarankan bagi pihak ketiga agar pelaku tidak menyasat si korban.

Kemudian, tahapan ketiga ‘dilaporkan’. Bila pihak ketiga sebutan ‘kita’ tidak mampu membendung atau mengalihkan aksi pelaku, sangat disarankan untuk meminta bantuan dari orang disekitar kita dengan terang-terangan meminta tolong untuk memberhentikan tindakan yang dilakukan pelaku. Lalu, siapapun dapat menjadi partner ajakan bersama-sama dan disatukan dengan pihak kepolisian, selaku lembaga perlindungan dan keamanan masyarakat. Akan tetapi, kita perlu mengetahui juga dan mengingat bahwa tidak semua korban nyaman dengan keterlibatan polisi. Maka, membutuhkan penilaian dan identifikasi secara cepat dan tepat menyoal tindakan yang harus dilakukan.

Setelah langkah-langkah sebelumnya belum dapat mencegah aksi pelaku, langkah keempat ini ‘ditenangkan’, yakni suatu upaya ketika pelecehan seksual di ruang publik telah terjadi. Upaya menanyakan pada korban, berusaha untuk tidak panik dan mencoba menenangkan dirinya terlebih dahulu. Upaya menawarkan bantuan pada korban yang dapat diberikan, dengan mengajak korban berdiam sejenak dengan santai. Menjadi catatan bagi kita, jangan sampai menanyakan keadaan yang tidak perlu pada korban.  

Metode terakhir dalam upaya mengentaskan pelecehan seksual, yaitu dengan ‘direkam’ dijadikan sebagai barang bukti valid dan dapat dipertanggungjawabkan atas kebenarannya. Merekam aksi pelecehan seksual bisa menggunakan kamera smartphone, gunakan kelengkapan fitur video dan potret kejadian secara langsung ditempat dengan diarahkan pada pelakunya, selain itu merekam tempat disertai tanggal dan waktu kejadian. Sehingga, korban terbekali dengan bukti bila ia ingin melaporkannya pada pihak berwenang. Wajib! Dicatat ini oleh kita pihak ketiga jangan sampai langsung menyebarkan ataupun mengunggahnya ke media sosial. Korban, memiliki hak atas ini semua untuk menentukan apa yang ia ingin lakukan dengan rekaman tersebut. Media menjadi ujung tombak.

Kita semua berharga, kita berhak untuk melakukan tindakan pembelaan, dan kita berhak atas ini semua. Dikhawatirkan usia produktif menjadi masa-masa mencekam, tidak ingin lagi melihat hal positif, tidak ingin berjejaring secara sosial, tidak ingin mengetahui potensi yang dimiliki, dan mirisnya hingga melakukan upaya bunuh diri karena timbul anggapan dari dalam diri korban:

Aku sudah tidak berharga lagi, Aku telah ternodai oleh tangan-tangan kotor yang tidak bertanggung jawab” pandangan korban pelecehan seksual.

Menjadi tanggung jawab bersama untuk peduli pada peristiwa di sekitar, salah satunya ruang publik menjadi pusat perhatian khusus, sebab kita perlu menyadari dan peka dengan fenomena-fenomena sosial di masyarakat.

 

Penulis: Muhammad Farhan (MF)

Editor: Tim Redaksi LPM PRIMA FISIP

Libur Lebaran Sudah Dekat, Stop Bilang Dagangan UMKM di Tempat Wisata itu Mahal

Berlibur nyatanya menjadi alternatif dan dianggap mampu menghilangkan penat dan stres akibat keseharian kita yang itu-itu saja. Kebanyakan aktivitas di hari libur dilakukan setelah sepekan bekerja, sehingga usaha untuk mengalihkan kepenatan dimanfaatkan dengan berlibur di akhir pekan atau sengaja mengambil jatah cuti untuk menepi sejenak dari kesibukan yang biasa dilakukan. Bisa dikatakan, berlibur adalah deny from the reality, karena ketika waktu liburan telah usai, hampir banyak dari kita pasti menggunakan kalimat back to reality di Instastory kita.

Tulisan ini terinspirasi ketika saya dan keluarga berlibur ke salah satu wanawisata di Kabupaten Malang. Saat itu, saya membeli es krim yang dijual di gerobak sepeda. Mood di awal memang untuk membeli es krim, namun setelah memilih dan asal tunjuk hingga mas penjualnya menyebut harga total, sontak mulut saya diam membisu. “Ini harganya kenapa mahal banget?” batin saya.

Bayangkan saja, 2 bungkus es krim yang biasanya saya beli di minimarket dengan harga di bawah Rp10 ribu, melonjak jadi di atas Rp20 ribu. Rasanya dompet saya jadi tergendam halus karena harganya. Mau saya kembalikan satu bungkus sungkan karena ada adik saya, tidak dikembalikan pun KTP saya menangis sebab sendirian di dompet, nyelempit pula!

Tidak lama saya akhirnya mengikhlaskan dan es krim tetap saya makan dengan lahap. Kemudian saya berpikir, kejadian seperti ini sudah saya lakukan beberapa kali. Anehnya, kenapa saya lakukan lagi? Seharusnya kalau kapok ya jangan diulang, dong!

Kemudian saya makin penasaran, apakah mas penjual ini sengaja menaikkan harga seenaknya dan melepas harga eceran yang ditetapkan perusahaan mereka? Saya pun bertanya kepada penjual es krim itu, tidak lain adalah tentang keraguan saya soal harga es krim yang blio jual. Dengan bangga blio menjawab, “Ya memang di sini tempat wisata, Mas. Saya juga terpaksa menjual dengan harga segitu. Kalau masih ngikut harga minimarket, anak saya di rumah makan nasi dengan lauk nasi juga, dong!”

Panjang kali lebar keterangan yang penjual itu sampaikan kepada saya. Kalau bisa ditarik inti dari obrolan saat itu, kesimpulannya antara lain: Harga yang blio jual mengikuti peraturan tempat wisata, usaha mikro seperti berjualan es krim biaya izinnya cukup mahal, ongkos transportasi dari rumah ke tempat melancong cukup tinggi, pegiat usaha kecil yang menyewa kios justru menaruh harga lebih mahal daripada usaha mikro yang memilih berkeliling, turunnya angka wisatawan yang esktrem membuat gerah pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Faktor-faktor tersebut menurut saya bisa dimaafkan, karena itu adalah hal yang wajar dan menjadi PR bagi pengelola wisata maupun pemerintah, di tengah kondisi perekonomian yang lesuh dan bikin menjerit. Kembali lagi kepada kemampuan finansial kita sebagai wisatawan, kalau mau ya beli, kalau tidak ya tinggalkan. So simple!

Beberapa tips yang bisa dilakukan untuk menghadapi kejadian semacam pengalaman saya, yang bisa terjadi pada liburan kalian sewaktu-waktu adalah:

1. Stop klaim “mahal” terhadap harga dagangan UMKM

Kenapa harus distop? Apakah kita melanggar? Tentu tidak. Realita yang diterima pelaku UMKM lebih pedih dibanding kita. Mengapa? Sebab mereka hanya sanggup berkeliling dan menunggu pelanggann/wisatawan untuk membeli produk dagangan mereka. Kedatangan kita adalah oase untuk mereka.

2. Jangan bilang mahal, tapi tawar!

Tips kedua ini berlaku hanya untuk benda-benda semacam kaus, suvenir, dan item-item buah tangan yang lain. Jangan tawar makanan dan minuman! Apalagi kalau sudah masuk perut, kan ndak mungkin bisa dimuntahin lagi!

3. Hadapi dengan kontrol diri, jangan kebablasan!

Pentingnya memahami diri sendiri dan orang lain harus kita tunjukkan kepada pelaku UMKM yang ada di tempat wisata. Hargai mereka dengan membeli, dan di antara kita dengan penjual se-visi dan saling win-win dan deal. Di waktu inilah kita harus lakukan olah rasa di samping olahraga mengelilingi tempat wisata.

Kesimpulannya, membeli produk dan dagangan UMKM adalah keteladanan. Kita seharusnya berkaca, membeli barang branded dan impor saja mampu, pakaian stylish pun tergantung banyak di lemari. Kasus seperti pedagang es krim seperti yang saya temui bukan hanya satu, tapi ratusan, bahkan ribuan. Bukan hanya di wanawisata, ada juga yang di pantai, di pinggir jalan, dan sentra wisata yang lain.

Selama belum memberi arti lebih dan alternatif yang lebih baik bagi mereka, tidaklah salah mengatakan “hitung-hitung sedekah”. Kalau perlu jadikan tulisan ini sebagai instruksi setelah guide map perjalanan wisata kalian, agar kita bisa memaknai kesimpulan saya yang dibalut lelucon almarhum Gus Dur, “Kontrol diri, kalau suka ya borong. Kalau kemahalan ya tawar. Kalau tidak cocok ya tinggalkan. Gitu aja kok repot?”

 

Penulis: Amiq Ikmaal S. (Anggota LPM Prima FISIP Universitas Jember)

Artikel pernah tayang di Kanal Terminal Mojok (13/2/21)

Miris: Food Estate Kalimantan Tengah Mangkrak

Pada tahun 2020, Presiden Jokowi menggagas program food estate di Kalimantan Tengah untuk mencegah adanya krisis pangan. Anggaran yang dikeluarkan Kementerian Pertanian dalam rangka program intensifikasi dan ekstensifikasi food estate seluas 62.000 hektar di Kalimantan Tengah mencapai Rp 600 miliar. Secara garis besar, konsep food estate adalah pengembangan pangan yang terintegrasi antara lingkup perkebunan, pertanian, dan peternakan dalam suatu kawasan. Namun, yang digaungkan oleh pemerintah Indonesia lebih kepada persoalan pangan. Food estate menjadi usaha pemerintah mengenai lumbung pangan nasional supaya tidak terjadi kekurangan pasokan makanan dalam negeri. 

Meskipun food estate merupakan program yang ditujukan untuk kepentingan rakyat, namun dalam kenyataannya program ini menuai pro dan kontra. Program unggulan dari Presiden Jokowi untuk mewujudkan kemandirian pangan ini dinilai bisa mengakibatkan masalah lingkungan maupun hak asasi manusia yang berkelanjutan. Giat program food estate ini didasarkan pada data Global Food Security Index (GFSI), yang menunjukkan bahwa indeks ketahanan pangan Indonesia pada tahun 2021 mengalami penurunan. Hingga membuat Indonesia berada di peringkat ke-69 dari 113 negara.

Kritikan dari berbagai pihak muncul karena penggunaan biaya program yang tidak sedikit dan penggunaan lahan yang statusnya sebagai hutan lindung maupun hutan produksi di kawasan areal penggunaan lain (APL) dan di atas lahan gambut. Beberapa penelitian membuktikan bahwa program food estate ini mengancam kelestarian lingkungan. 

Sebagai contoh, investigasi yang dilakukan Tempo di Gunung Mas, Kalimantan Tengah, bersama dengan The Gecko Project yang didukung oleh Greenpeace, Rainforest Investigations Network of Pulitzer Center dan Internews' Earth Journalism Network. Dihasilkan bahwa banyak perusahaan swasta yang melakukan pelanggaran aturan pemerintah dalam program food estate di wilayah tersebut. Tak hanya itu, banjir kerap kali terjadi di Kalteng akibat dari dibukanya lahan hutan yang menyebabkan peningkatan deforestasi dan global warming. Program ini juga memaksa masyarakat Dayak mengubah kebiasaan mereka dalam menanam. 

Food estate di Kalimantan Tengah telah berjalan kurang lebih dua tahun, lahan seluas 600 hektar yang digunakan untuk perkebunan singkong dan lahan seluas 17.000 hektar sawah hingga kini mangkrak tanpa ada hasil panen, alias gagal. Padahal dulunya lahan tersebut merupakan hutan yang menjadi tumpuan penduduk sekitar. Kayu yang tersedia juga dimanfaatkan untuk pembangunan rumah. Penduduk juga sering mencari ramuan tradisional sambil berburu kancil maupun babi di hutan tersebut. 

Namun saat ini semua lahan tersebut telah hilang. Padahal dulunya lahan tersebut digunakan masyarakat secara turun-temurun untuk menanam kundur, kacang panjang, sayur terong, dan pohon karet. Masyarakat Dayak setempat menyayangkan pemerintah yang tidak mengajak warga untuk berpartisipasi dan berdiskusi bersama dalam program food estate. Tidak dipungkiri sosialisasi tersebut memang dilakukan saat pandemi covid-19 masih berlangsung, sehingga tidak semua warga bisa mengikuti. Alhasil hanya beberapa perwakilan warga saja yang menghadiri sosialisasi tersebut. 

Dalam sosialisasi tersebut, dijelaskan bahwa program food estate ini berfokus pada penanaman singkong yang mencakup empat desa seluas 31.000 hektar atau setara dengan setengah luas DKI Jakarta. Akan tetapi, tidak dijelaskan mengapa lahan food estate itu menggunakan hutan produksi dan mengapa tanaman singkong yang dipilih. Ketika sosialisasi, kepala desa yang hadir mengklaim bahwa mereka tak berani menolak kebijakan dari pemerintah pusat. Mereka menerima kebijakan tersebut dengan harapan warga bisa dilibatkan sebagai tenaga kerja lokal. Akan tetapi yang terjadi di lapangan, tidak satupun warga dilibatkan. 

Bahkan menurut warga sekitar, mereka dilarang masuk ke area penanaman singkong. Beberapa warga yang meminta kayu untuk kebutuhan membangun kantor desa dan memperbaiki rumah mereka dicegah oleh petugas, katanya tidak boleh. Ada pula warga yang hendak mengambil sayur di ladang miliknya, namun saat tiba lahannya sudah habis dibabat.

Pada akhir 2021, para pekerja kontraktor kebun singkong mulai meninggalkan area dengan ketidakjelasan apakah program food estate ini dihentikan atau masih berlanjut usai terbengkalai. Sejak saat itu, tidak ada satu orang pun yang berjaga, warga sudah leluasa masuk dan keluar dari area tersebut. Alat-alat yang digunakan mangkrak dibiarkan dengan kondisi rusak. Sejauh mata memandang kebun singkong tersebut terlihat hanyalah hamparan lahan tandus yang menyedihkan disertai sisa-sisa tanaman singkong yang tumbuh dengan tidak sempurna. Tak pernah ada panen singkong. 

Kegagalan food estate ini terlihat dari batang singkong yang kurus dan pendek, dengan tinggi dibawah satu meter. Padahal biasanya singkong mempunyai batang dengan tinggi satu sampai empat meter. Daunnya tumbuh sedikit dan berukuran kecil. Saat dicabut, dalam satu pohon hanya berisi dua hingga lima singkong yang besarnya seperti jari telunjuk,mirip wortel. Tidak seperti singkong pada umumnya yang seukuran tangan manusia besarnya.

Karakteristik tanah di Kalimantan Tengah 70% nya adalah pasir. Lahan yang baik untuk menanam umbi kayu mempunyai struktur yang gembur, remah, dan punya banyak bahan organik. Ketika penanaman singkong mandek, hutan habis dibabat, singkong tidak berbuah atau panen apapun. Pertanyaannya adalah, siapa yang rugi? masyarakat menjadi sasaran utama yang merasakan dampaknya.Sejak pembabatan hutan, banjir terus terjadi. Apalagi, saat hujan turun air sungai yang melintasi desa menjadi meluap dan menyebabkan banjir setinggi 1,5 meter. 

Selain singkong, pemerintah juga mengembangkan food estate padi di Kabupaten Kapuas dan Pulang Pisau. Sekitar 62.000 hektar area sawah padi yang masuk program itu berada di atas lahan eks-Pengembangan Lahan Gambut (PLG). Tindakan ini dianggap serampangan, pemerintah memilih wilayah tersebut karena statusnya yang bukan lagi sebagai kawasan hutan. Dianggap serampangan karena gambut berfungsi sebagai pengatur siklus air, namun kenyataannya gambut malah dieksploitasi sampai memicu kekeringan dan kebakaran lahan.

Sebenarnya masyarakat Dayak sendiri memiliki pola pertanian yang berbasis kearifan lokal, jadi mereka tahu betul mana lokasi yang bisa dijadikan lahan pertanian. Namun, program food estate ini mengabaikan peran warga lokal termasuk pengetahuan yang dimiliki oleh warga lokal. 

Menurut data WALHI, program food estate belum menunjukan hasil yang membanggakan. Provinsi Kalimantan Tengah yang digaungkan sebagai provinsi sentra produksi pangan nasional baru, ternyata hanya menjadi provinsi dengan peringkat ke-20 sebagai produsen gabah kering. Pada tahun 2022, produksi gabah di Kalimantan Tengah justru menurun sebanyak 27 ribu ton dibanding tahun 2021 pada kuartal 1 hingga 3. Produksinya sebesar 353.865 ton pun tenggelam jauh di bawah Jawa Timur sebesar 9.686.760 ton sebagai produsen gabah nasional terbesar.

Kesalahan pemerintah yang terjadi di beberapa wilayah Kalimantan Tengah, menjadi bukti bagaimana seenaknya pemerintah dalam mengkaji perencanaan program food estate. Jika kalian bertanya kenapa pemerintah terkesan buru-buru dan memaksakan pelaksanaan program ini tanpa kajian yang matang. Maka kalian ada di jalan yang benar. Seharusnya pemerintah bisa bercermin dari kegagalan program food estate di masa lalu, seharusnya pemerintah belajar dan berhenti membuat kesalahan. Benarkah ini hanya dampak dari ketidaksiapan pemerintah dalam mencanangkan program atau ada maksud tersembunyi dibalik program food estate?

Ribuan hektar lahan yang sudah rusak tidak akan bisa kembali seperti semula, butuh waktu yang tidak sebentar untuk memulihkannya. Apabila semua pihak berkomitmen untuk tidak membiarkan penguasa menggunakan obsesi dan keinginannya dalam program food estate. Maka pembangunan yang berlandaskan pada kebutuhan warga sekitar akan terealisasi.  

Kira-kira berapa hektar lagi lahan yang akan mangkrak dan rusak akibat obsesi dan keegoisan pemerintah dalam usahanya mencegah krisis pangan?

Kira-kira berapa hektar lagi hutan Kalimantan Tengah yang akan dibabat dan ditanami tumbuhan yang tidak sesuai dengan jenis tanahnya?

Kira-kira berapa desa lagi yang akan merugi akibat food estate abal-abal ini? 

 

Food Estate Kalimantan Tengah, poor you.

 

Penulis: Fatimah Alya

Ada Larangan Parkir, Mahasiswa Tetap Terobos

Seperti yang kita ketahui, terdapat larangan untuk parkir di area depan IsDB (Islamic Development Bank) Universitas Jember. Sayangnya masih banyak mahasiswa yang acuh terhadap larangan tersebut. Bukannya tidak melihat, banyak mahasiswa yang memang sengaja masih tetap parkir di sana meskipun sudah melihat larangannya dengan berbagai alasan. 

IsDB sendiri berlokasi di antara FISIP (Fakultas Ilmu Sosial dan Politik) dan FIB (Fakultas Ilmu Budaya).  Tempat ini menjadi lokasi favorit mahasiswa untuk memarkirkan kendaraannya lantaran lokasinya yang cukup strategis dan dekat dengan kelas. Dengan begitu, mahasiswa tidak perlu berjalan terlalu jauh setelah memarkirkan kendaraannya. 

Sejauh ini belum ada masalah serius terkait dengan mahasiswa yang parkir di depan IsDB. Hanya saja, bagi mahasiswa yang berjalan kaki harus lebih waspada ketika melewati gedung IsDB. Hal ini dikarenakan khawatir mereka terserempet pengendara motor. Selain itu, mereka harus memiringkan tubuhnya untuk melewati motor-motor yang ada di depan gedung IsDB. 

Sampai saat ini tanda larangan parkir di depan gedung IsDB masih tetap melekat di tempat. Mahasiswa juga semakin banyak memarkirkan kendaraan di sana. Tidak adanya penjaga parkir menjadi penyebab berantaknya penataan sepeda motor di IsDB, ditanbah lagi area di depan gedung IsDB yang belum memadai untuk dijadikan lahan parkir.

Kegigihan mahasiswa untuk memarkirkan kendaraannya di depan gedung IsDB kemungkinan karena tidak adanya hukuman bagi pelanggar. Hanya di awal-awal saja para mahasiswa yang memarkirkan kendaraannya di sana ditegur oleh pihak terkait. Namun, hingga saat ini belum ada hukuman yang serius bagi para pelanggar.

Seharusnya, ketika mahasiswa mengetahui adanya larangan parkir, mahasiswa harus mematuhi aturan yang berlaku dengan tidak parkir di sana. Selain itu, mahasiswa juga harus mengingatkan satu sama lain jika ada pelanggaran yang dilakukan oleh mahasiswa. 

 

Penulis: Rima Kumara Dewi (RKD)

Editor: Tim Redaksi LPM PRIMA FISIP

Kaum Borjuis Tidak Akan Membiarkan Anak Muda Hidup Tanpa Konsumerisme

Periode kehidupan akhir zaman, oleh sebagian orang dianggap sebagai era “mesin-mesin canggih”. Sebagian yang lain menganggapnya sebagai era digitalisasi dan otomatisasi yang masif, menjadikan kehidupan saya sebagai mas-mas Jawa semakin sat-set, menantang, sekaligus penuh dengan godaan. Bagaimana tidak menggoda,  semudah kepala saya menoleh semudah itu pula saya melihat iklan bertebaran, makanan-minuman, baju-celana, mobil, karbu supra, knalpot MX, bahkan partai semua dipromosikan. 

Sebelum jauh, saya ingin menjelaskan terlebih dahulu apa yang saya pahami sebagai iklan.  Iklan merupakan sarana untuk mempromosikan produk atau jasa untuk mempengaruhi perilaku konsumsi seseorang. Iklan menciptakan kebutuhan dan keinginan baru dalam diri konsumen, sehingga menghasilkan permintaan yang lebih besar terhadap produk dan jasa yang dipasarkan. 

Untuk permulaan dalam memahami konsumerisme, saya berikan satu istilah kunci untuk memahami konsumerisme yaitu, ilusi kebutuhan. Konsumerisme menganggap bahwa konsumsi barang dan jasa merupakan kegiatan yang sangat penting dalam kehidupan modern dan sebagai sumber kebahagiaan. Menurut saya, iklan merupakan pendorong utama bagi kegiatan konsumsi tersebut. Iklan akan membuat produk atau jasa tampak menarik dan diinginkan, bahkan jika seseorang tidak membutuhkannya.

Kombinasi antara kemajuan teknologi, internet, dan globalisasi menjadi kombo mawut untuk seseorang terjebak dalam pola hidup konsumerisme, terjebak dalam ilusi kebutuhan. Sulit untuk membayangkan bahwa ada cara hidup lain yang tidak melibatkan konsumerisme. Sebuah peluang bagi para borjuis untuk memindahkan uang anda ke saku mereka. Manusia yang lahir setelah tahun 1995  adalah mereka yang tumbuh dan berkembang dalam era teknologi, mereka merasa akrab dengan teknologi sampai kehilangan kewaspadaan untuk bertindak berdasarkan kebutuhan bukan keinginan. 

Hasil Sensus Penduduk pada tahun 2020, jumlah generasi Z mencapai 75,49 juta jiwa atau setara dengan 27,94 persen dari total seluruh populasi penduduk di Indonesia.  Sementara itu, jumlah penduduk paling dominan kedua berasal dari generasi milenial sebanyak 69,38 juta jiwa penduduk atau sebesar 25,87 persen. Dengan presentase anak muda yang mendominasi demografi penduduk di Indonesia. Tentu para borjuis tidak akan membiarkan anak muda hidup tanpa konsumerisme. Sebab, dalam dunia kapitalis, konsumerisme adalah tulang punggung ekonomi.

Kaum borjuis adalah kelompok sosial yang memiliki kekayaan dan kekuasaan dalam masyarakat. Mereka memiliki akses yang lebih besar terhadap sumber daya dan kesempatan ekonomi dibandingkan dengan kelompok lain dalam masyarakat. Oleh karena itu, kaum borjuis adalah kelompok yang paling dipengaruhi oleh kepentingan ekonomi dalam masyarakat kapitalis.

Untuk menjaga sistem kapitalis tetap berjalan, kaum borjuis membutuhkan konsumen yang terus-menerus membeli produk dan jasa mereka. Anak muda adalah sasaran utama dari kampanye pemasaran konsumerisme, karena mereka merupakan kelompok yang memiliki pengaruh besar terhadap tren dan kebiasaan konsumsi.

Kaum borjuis membuat anak muda terus merasa tidak puas dengan apa yang mereka miliki dan selalu menginginkan lebih banyak. Mereka menciptakan kesan bahwa memiliki barang-barang terbaru dan terbaik adalah kunci kebahagiaan dan kesuksesan. Hal ini membuat anak muda terus mendorong diri mereka untuk membeli barang-barang baru dan meningkatkan tingkat konsumsi mereka.

Kaum borjuis dapat memanfaatkan media untuk mempromosikan konsumerisme kepada anak muda. Media sering menampilkan citra-citra yang menarik dan menggoda untuk mengajak anak muda membeli barang-barang yang dianggap populer dan membuat mereka terlihat keren. Oleh karena itu, kaum borjuis dapat memanfaatkan media untuk mempengaruhi perilaku konsumsi anak muda. 

Anak muda harus menyadari bahwa konsumerisme adalah ilusi yang menguntungkan bagi kaum borjuis. Dalam realitasnya, konsumerisme hanya menghasilkan kepuasan sementara dan mengikat kita dalam lingkaran setan yang tidak pernah puas. Semestinya, anak muda harus menentang kecenderungan konsumerisme dan berusaha untuk hidup dengan sederhana dan berkelanjutan.

Stay woke and let's fight against consumerism!

 

Penulis: Amar Ardiansyah

Editor  : Tim Redaksi LPM PRIMA FISIP

 

Referensi

Ritzer, G. (2019). The McDonaldization of Society. Sage.

 

Serba Serbi Persiapan Mudik Mahasiswa Menjelang Hari Raya Idul Fitri 2023

LPM PRIMA, Jember – Mudik lebaran bisa dikatakan sebagai tradisi rutin tiap tahun bagi para mahasiswa rantau. Tidak hanya mahasiswa, momen menjelang lebaran ini pastinya sudah ditunggu-tunggu oleh seluruh kaum muslim di seluruh dunia. Lantas, bagaimana persiapan mudik ala mahasiswa tahun 2023?

Pada tahun ini, mungkin bisa dikatakan sebagai momen mudik yang paling dirindukan. Fenomena yang terjadi di beberapa tahun belakangan, yakni pandemi covid-19 menjadi penghambat utama tradisi mudik mahasiswa. Berbeda dengan tahun ini, pemerintah telah memberlakukan normalisasi terhadap pemberlakuan kebijakan mudik. 

Momen mudik tahun 2023 ini, menjadi momen yang dinantikan oleh mahasiswa untuk pulang ke kampung tercinta. Persiapan demi persiapan telah dilakukan dengan semangat, demi meluapkan rasa rindu kepada keluarga tercinta. Selain itu, jatah libur hari raya yang lumayan panjang dijadikan oleh mahasiswa sebagai momen refreshing di tengah gempuran tugas kuliah. Oleh sebab itu, tidak heran lagi jika tradisi ini sangat didambakan oleh mahasiswa.

Seperti halnya Oktavia mahasiswa Universitas Jember asal Kabupaten Jombang, yang telah melakukan berbagai persiapan menjelang mudik ke kampung halaman. 

Okta telah membeli tiket kereta api. Selain itu, dia juga sudah mengemas beberapa pakaian yang dibawa mudik termasuk halnya outfit lebaran. Tidak lupa, mahasiswa asal Jombang tersebut juga sudah mempersiapkan beberapa oleh-oleh untuk keluarga tercinta.

Dikarenakan kampung halaman saya lumayan jauh, jadi saya sudah melakukan beberapa persiapan yang ekstra seperti membeli tiket kereta api dari jauh-jauh hari supaya tidak kehabisan. Selain itu, saya juga sudah menyiapkan beberapa outfit yang dikenakan pada lebaran jadi saya mungkin akan membawa beberapa tas. Dan juga tidak lupa untuk keluarga saya di rumah, sudah saya siapkan beberapa oleh-oleh dari Jember, seperti kue kering bikinan ibu kos saya.” ucap Okta, Rabu (12/4) 

Sedikit berbeda dengan Okta, Lesdwi mahasiswa Universitas Jember asal Lombok, Nusa Tenggara Barat.  Justru mengaku dirinya pada tahun ini mengurungkan niatnya untuk mudik. Hal ini dikarenakan jarak tempuh yang jauh tidak sebanding dengan jatah liburan yang diberikan. 

Untuk mengisi waktu liburan, Lesdwi telah mempersiapkan beberapa rencana liburan bersama temen-temannya ke luar kota. Selain itu, dirinya mengaku saat lebaran nanti bisa dilakukan secara virtual bersama keluarga besar. 

Karena rumah saya jauh ya harus lintas pulau, untuk sekarang saya menginginkan untuk tidak mudik terlebih dahulu biar tidak keteteran juga kuliahnya. Untuk mengisi waktu liburan saya, mungkin bisa diisi dengan liburan bareng temen-temen kos ke luar Jember. Dan mungkin untuk merayakan liburan bisa dilakukan secara virtual aja melalui video call bersama keluarga karena kan dari pihak keluarga sendiri menginginkan saya untuk pulang kampung. Tapi karena waktunya tidak pas jadi hanya bisa melalui lebaran virtual aja.” jelas Lesdwi, Rabu (12/4) 

Meskipun melakukan perayaan dengan suasana berbeda. Pastinya kita tetap bisa memaknai hari raya Idul Fitri dengan gembira. Baik secara virtual maupun langsung bertemu, silaturahmi tetap bisa dilakukan. Akan tetapi, jangan lupa untuk tetap memperhatikan kondisi kesehatan menjelang hari raya Idul Fitri 2023. 

 

Penulis : Avilla Dian Ratnafuri (ADR) 

Editor   : Tim Redaksi LPM PRIMA FISIP

Hujan

Sore ini, langit mendung berhiaskan awan kelabu. Gemuruh terus menggaung memenuhi pendengaran. Suara rintikan hujan sangat serasi menemaniku yang terduduk menatapnya. Ia terbaring, menghadap langit-langit putih. Entah sudah berapa lama ia menatapnya dengan tatapan kosong. Melihatnya tergeletak lemas seperti itu, sungguh terenyuh hatiku. Andai aku bisa menggantikannya berbaring, akan kulakukan hal itu. 

Tak terasa, sudah belasan jam aku duduk di ruangan ini. Ruangan yang tak pernah ingin kudatangi. Ruangan dengan bau menyengat yang tak ingin ku pijak. Namun, disinilah aku berada. Di rumah tempat manusia pergi menyembuhkan dirinya, Rumah Sakit Umum Jaya Kusuma.

Aku terbangun saat adzan magrib berkumandang. Kupandangi sekeliling, rupanya ini bukan sekedar mimpi. Kuputar balik memori mengingat kembali apa yang terjadi pada kami beberapa jam yang lalu. Hari Minggu adalah hari dimana kami biasa menghabiskan waktu bersama. Karena hanya hari itu kami dapat berbagi cerita dengan tenang. Hari yang selalu kunantikan setiap waktu. Dia berjanji akan membawaku berjalan di pusat kota. Disana terdapat banyak kuliner dan penjual barang-barang unik yang menarik perhatian. 

Kami berjalan di pusat kota untuk mengisi liburan dan membeli jajanan kaki lima. Disana ramai sekali manusia maupun kendaraan berlalu-lalang. Aku membeli beberapa makanan seperti crepes, kue kering, dan juga siomay. Semuanya makanan favoritku. Tentu saja dia yang membayar semuanya. Kulihat sekeliling, betapa senangnya ketika menemukan makanan yang paling aku suka. Kubilang padanya bahwa aku ingin membeli makanan manis kesukaanku, yaitu pudding. Aku menyukainya karena pudding mengingatkanku pada Ibu yang telah tiada beberapa tahun lalu.

“Ayah, aku ingin membeli pudding.”

“Dimana?” tanya Ayahku.

“Itu disana, pudingnya enak sekali.” kataku sambal bergegas menuju tempat penjual pudding yang kusukai, tanpa memedulikan Ayahku yang berteriak menyuruhku agar hati-hati.

Aku berjalan cepat menerobos kerumunan orang yang sibuk berjalan kesana kemari. Tempat penjual pudding itu berada di seberang jalan, tentu saja aku menyeberang jalan untuk mencapainya. Tepat sampai di ujung jalan, aku menunggu nyala lampu hijau untuk pejalan kaki. 

Tak lama kemudian, kulihat seekor kucing menyeberang tanpa memerdulikan kendaraan yang melaju. Tanpa banyak berpikir aku berlari untuk menyelamatkan kucing itu. Ayah yang sedang menyusulku, langsung sigap mendorongku agar terhindar dari sebuah mobil yang melaju kencang.

“BRAKKK!!!!!” suara tabrakan itu keras sekali hingga membuatku terkejut setengah mati. Aku terlempar beberapa meter dari kecelakaan itu.

“AYAHH!! AYAH BANGUN!” Aku berteriak panik dan histeris saat melihatnya terbaring bersimbah darah di jalanan. Rintikan hujan membasahi, membuat darah itu mengalir sampai di kakiku. Aku takut sekali saat itu.

Terdengar suara teriakan dan keributan di sekitar. Sirene ambulans pun terus terngiang menyakiti telinga. Hingga pandanganku kabur dan pendengaranku menjadi samar, tak lama aku pun pingsan. Aku masih bisa sedikit mendengar orang-orang yang memanggilku, seseorang dengan pakaian berwarna putih. Ia membawaku bersama rekan-rekannya ke dalam sebuah kendaraan. 

Setelah itu, aku tak ingat lagi apa yang terjadi. Begitu aku terbangun, aku sendirian di dalam ruangan yang bernuansa putih ini. Tak lama kemudian, datang seorang suster menanyakan keadaanku yang kujawab baik-baik saja. Jujur, aku hanya merasa kepalaku sedikit berdenyut, selebihnya tak apa-apa. 

“Sudah berapa lama aku tak sadarkan diri?” tanyaku begitu ia selesai memeriksa.

“Anda pingsan selama dua jam setelah kecelakaan.” jawabnya yang kutanggapi dengan anggukan saja. Begitu kuingat bahwa Ayahku lah yang mengalami kecelakaan, aku bergegas meminta suster untuk mengantarku pada Ayah.

“Suster, Ayah dimana? Aku ingin menemuinya.” tanyaku dengan gelisah.

“Beliau ada di ruang UGD untuk sementara waktu. Karena kondisinya masih kritis, anda baru bisa menemuinya ketika sudah dipindahkan ke ruang rawat inap.”

Aku hanya duduk terdiam mendengar jawaban dari suster, merenungi perbuatanku beberapa jam yang lalu. Setelah beberapa waktu, suster datang kembali ke kamarku dan mengajakku untuk menemui ayah di ruangannya. Aku berjalan dengan perasaan yang tak karuan. Gelisah, takut, sedih, dan segala macam perasaan negatif menyelimutiku. Namun, aku harus kuat dan bisa menerima apa yang akan kulihat nantinya. Dan disinilah aku, menatapnya terbaring lemah tak berdaya.

Ayah, maafkan aku.

Dia terbaring dengan selang yang menempel di hidungnya dan juga alat electrocardiogram yang berdiri di sampingnya. Ia sangat nyenyak sama sekali tak terusik oleh suara tangisanku. Aku takut ia nyaman dalam kondisinya saat ini dan tak akan pernah terbangun lagi. 

Andai saja aku tak berlari hari itu. Andai aku tak menginginkan pudding kesukaanku. Andai saja aku tak menolong kucing yang sedang menyeberang, pasti ini tak akan terjadi. Aku mulai menyesali semua tindakan ceroboh yang kulakukan.

Ya tuhan, kuatkanlah Ayahku dalam menghadapinya. Aku pasrah kepadamu atas semua yang terjadi pada kami.

Aku terus menemani di sisinya, berharap ia akan segera bangun dari tidurnya. Segala doa telah kucurahkan pada Yang Maha Kuasa. Sampai aku pun tak tau apalagi yang harus kusampaikan padaNya. Jangan tanyakan kemana keluargaku yang lainnya. Aku hanya hidup berdua dengan Ayah semenjak Ibu tiada. Kami hidup sebagai pendatang di tengah kota yang memiliki gedung pencakar langit ini. Untuk itu, aku tak ingin merasakan kehilangan untuk yang kedua kalinya.

Air mata terus menghujani pipi tanpa henti. Hingga kurasakan tangan yang menggenggam lengan Ayahku bergerak perlahan. Ya, dia tersadar. Ayahku telah sadar. Aku melihatnya membuka mata dan menatapku dengan netranya.

Ayah,,,

Cepat-cepat kutekan bel untuk memanggil dokter. Setelah dokter selesai memeriksa, ia memberitahuku mengenai kondisi ayah. Dia berkata bahwa Ayahku mengalami kelumpuhan ingatan sementara karena kepalanya terbentur sangat keras ketika kecelakaan itu terjadi. Ayah juga mengalami keretakan tulang pada lengan kanannya saat berusaha mendorongku menjauh. 

Setelah mendengarnya, aku pun terdiam kembali. Apa Ayah tak mengenaliku? Apa Ayah akan baik-baik saja seperti semula? Apa kami dapat berjalan-jalan kembali? Berbagai pertanyaan terus terngiang di kepalaku. Dan yang terpenting, bagaimana aku akan menjalani hari-hariku dengan Ayah yang terbaring seperti ini? kuatkanlah aku Ya Tuhan.

Selang seminggu semenjak kecelakaan itu terjadi, Ayah mulai mengingatku sebagai anaknya. Lengannya juga sudah mulai bisa digerakkan dengan perlahan. Aku bahagia sekali dengan perubahan ini. walau kuakui tak mudah merawatnya saat hari pertama, tetapi kini aku sudah terbiasa. 

—------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Setiap hari aku pulang pergi dari rumah sakit ke sekolah. Aku adalah murid SMA kelas akhir, tentu saja aku harus rajin agar bisa lulus dengan nilai sempurna. Saat malam, ketika Ayah terlelap, aku menyempatkan waktu untuk mengulang pelajaran hari itu. Terkadang, aku juga termenung memikirkan kapan Ayah pulih sepenuhnya dan kami bisa pulang ke kediaman. Hah.. sungguh tak terkira apa yang menimpa kami saat ini.

Hari-hari telah kami lalui bersama di rumah sakit. Tak terasa, kini sudah hampir tiga minggu Ayahku dirawat dan hari ini dokter mengizinkan kami pulang. Namun, dengan beberapa syarat dan peraturan yang harus kami lakukan untuk membantu pemulihan Ayahku. Dokter juga menyarankan untuk melakukan check-up satu minggu sekali ke rumah sakit dalam memastikan kondisi Ayah. Tentu semua itu kusanggupi demi kebaikan ayahku.

“Ayah, sekarang kita sudah pulang.” kataku begitu tiba di kediaman kami.

“Maaf, karena Ayah kamu menjadi tidak terurus dengan baik.”

“Tidak kok, aku bisa merawat diriku sendiri.”

Ayah hanya tersenyum menatapku, tapi aku tau bahwa ia merasakan kesedihan di balik senyumnya itu. Senyumannya hanya kubalas dengan anggukan kecil seraya memapahnya ke dalam kamar.

“Ryura, sini duduk di samping Ayah.”

“Kenapa, Ayah?”

“Kamu fokus belajar aja ya untuk ujian, sudah dekat kan ujian kelulusannya?”

“Tentu saja aku rajin belajar. Aku ingin jadi lulusan yang terbaik saat kelulusan nanti.”

“Ayah harap kamu memilih jalan yang benar. Apapun yang kamu pilih nanti, Ayah berharap kamu dapat bertanggung jawab sampai akhir.”

Air mata menggenang ketika mendengar ayah berpesan seperti itu. Namun, aku harus kuat menahannya agar tidak jatuh di hadapannya.

“Kamu anak yang kuat, kamu mandiri. Kelak, kamu akan jadi manusia hebat yang selalu ayah banggakan.” Perkataannya membuat tangisku pecah seketika. Aku memeluknya erat, sangat erat hingga membuatku sesak. Ada apa ini, mengapa Ayah berkata seperti ini. Tangisku tumpah di dada Ayahku.

Keesokan paginya, aku menyiapkan sarapan kesukaan Ayahku, sup ayam. Ya, aku pandai memasak sejak ditinggal oleh ibu. Setelah masakan siap, kupanggil Ayah untuk bersiap sarapan. Tiga kali aku memanggil, tak ada satu pun yang terjawab. Aku mulai khawatir, bergegas lari ke kamar Ayahku. 

Dan benar saja, Ayah terbaring di lantai dengan detak jantung yang amat cepat. Lagi-lagi aku menangis seraya menelpon ambulans untuk datang ke rumah. Belum genap sehari aku bersamanya di rumah, tetapi hal tak terduga terjadi lagi. Pikiranku kacau balau mencerna semua peristiwa yang kualami.

Ya Tuhan, mengapa ini terjadi lagi…

Aku menunggu di depan ruang UGD dengan perasaan cemas dan was-was. Jangan sampai hal buruk terjadi lagi pada Ayah. Selang beberapa waktu, dokter datang menemuiku dengan raut wajah tak terbaca. Perasaanku semakin tak karuan melihatnya. Hingga kudengar dia berkata

“Mohon maaf, kami berusaha semaksimal mungkin untuk menormalkan detak jantungnya, tetapi Ayah Anda tetap tidak tertolong.”

Seketika kakiku lemas, aku jatuh terduduk di lantai rumah sakit yang dingin itu. Pandanganku buram dan pendengaranku semakin samar. Lantas dokter membawaku untuk duduk demi menyadarkanku. Benar, aku harus sadar dalam situasi ini. Ayah hanya punya aku, demikian juga diriku yang hanya punya Ayah. Kutatap nanar ruangan yang berbau antiseptik itu. 

Ternyata Ayah pulang untuk selamanya

Bukan ke rumah kami, melainkan rumah-Nya

—------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Kini, aku sedang berdiri di atas podium. Aku, Ryura, berhasil menjadi siswi lulusan terbaik diantara ribuan siswa lainnya. Namun, aku tak tahu apa yang kurasakan. Aku tidak merasa bahagia dengan penghargaan ini. mungkin karena beliau telah tiada. Mereka telah tiada, untuk selamanya.

Ayah, kupersembahkan ini untukmu. 

Jaga aku dari tempatmu berada.

Aku takut akan salah langkah.

Ibu, aku berhasil menjadi yang terbaik, sesuai harapanmu dulu.

Aku selalu merindukan kalian. Aku selalu mendoakan kalian. 

Ku harap Tuhan selalu menyertaiku dan membimbingku di jalan yang benar. 

Karena itu merupakan harapan terbesar kalian.

Itulah perkataanku di hadapan makam Ayah dan i=Ibu dengan disaksikan hujan lebat yang menghantamku. Bait terakhir yang terucap sebelum aku pergi ke tempat yang asing tak kukenali. 

Aku pergi untuk menenangkan diri, dan mungkin tak kan pernah kembali. Hatiku kutinggalkan disini. Ternyata benar, takdir tak kan kemana. Begitu pula dengan kematian mereka. 

Hujan, engkau selalu setia menemani mereka. Ya, hujan selalu mejadi saksi kisah memilukan yang kualami.

 

Penulis: Niken Ayu Dyah Setyorini (NADS)

UNEJ Jadi Tuan Rumah Konferwil IMABI Wilayah IV: Kesempatan Untuk Branding FISIP

LPM PRIMA, Jember – Ikatan Mahasiswa Administrasi Bisnis Indonesia atau dikenal dengan sebutan IMABI merupakan organisasi yang menjadi wadah untuk menaungi sekaligus mengakomodir mahasiswa Administrasi Bisnis di Indonesia. Universitas Jember menjadi bagian dari keanggotaan IMABI Wilayah IV. Kabarnya, tahun ini UNEJ akan menjadi tuan rumah dalam pelaksanaan Konferwil IMABI Wilayah IV. 

Zami selaku Demisioner Ketua Umum Himaistra 2022 menyatakan bahwa momen ini dapat sekaligus menjadi kesempatan untuk mem-branding FISIP.  

“Mungkin nanti akan ada banyak tamu dari luar yang nanti memang akan membranding FISIP” tuturnya, Selasa (4/11)

Sebagai tuan rumah yang terpilih melalui kesepakatan Konferwil pada tahun sebelumnya, Himaistra mulai melakukan berbagai persiapan untuk menyambut tamu delegasi dari berbagai universitas di Wilayah IV yakni universitas yang berada di Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara.

“Kalau persiapan dari kita masih baru di tahap open recruitment untuk ketua panitia ya, itu secara mentahnya. Cuman kita sebelum turun ke ketua panitia juga udah mulai merancang bikin grand tema, persiapan supaya nantinya gak terlalu mepet persiapan antara ketua ini, jadi ga kelabakan” jelas Shannan selaku demisioner Depart. Public Relation Himaistra, Selasa (11/4)

Sejalan dengan Shannan, Zami juga menjelaskan terkait rencana tempat pelaksanaan Konferwil nantinya. “Otomatis kita pakai ruang sidang, karna kan acara dari Konferwil ini untuk mem-branding FISIP. Kalau kita tujuannya untuk mem-branding UNEJ otomatis kita tempatnya akan di UNEJ misalkan di Gedung Soetardjo. Tapi kan tujuannya membranding FISIP, jadi kita pengen pelaksanaan di FISIP. Setidaknya di ruang sidang lah” ucap Zami, Selasa (11/4)

Sebagai Demisioner Ketua Umum, Zami menyatakan bahwa seluruh demisioner kepengurusan Himaistra 2022 berkomitmen untuk menjadi penanggung jawab dari jalannya kegiatan ini. Baik dalam bentuk pengawasan maupun pendampingan yang masif pada kepengurusan selanjutnya. 

Ia  juga menyampaikan harapannya supaya FISIP dapat memperbaiki fasilitasnya, mengingat tahun ini akan menjadi lokasi pelaksanaan Konferwil IMABI Wilayah IV. 

“Harapannya Mas Zami itu sebagai pendorong Dekanat ya, agar mem-branding FISIP lebih bagus lagi. mungkin dengan adanya sebagai tuan rumah Konferwil 2023 ini nantinya akan mendorong pihak Dekanat untuk meningkatkan fasilitas yg ada di FISIP, karena akan ada tamu-tamu dari luar pulau, seperti dari Bali bahkan Mataram.” pungkasnya, Selasa (11/4)

 

Penulis : Hauriska Lukmaningtiyas (HL)

Editor   : Tim Redaksi LPM PRIMA FISIP

Perempuan di Titik Nol

Penulis : Nawal el-Saadawi

Oleh : Allysa Salsabillah

Anggota LPM Prima

Mahasiswa Hubungan Internasional, Fisip, Unej

“Kini saya sadari bahwa yang paling sedikit diperdayakan dari semua perempuan adalah pelacur. Perkawinan adalah lembaga yang dibangun atas penderitaan yang paling kejam untuk kaum wanita”

-Nawal el-Saadawi-

 

Perempuan di Titik Nol merupakan novel karya Nawal el Sadawi. Novel ini pertama kali diterbitkan pada tahun 1975 dalam bahasa Arab dengan judul Emra'a enda noktas el sifr. Penulisan novel ini didasarkan pada pengalaman seorang perempuan yang ditemui Nawal el Saadawi di Penjara Qanatir. Sebelumnya penerbitan novel ini sempat ditolak oleh beberapa penerbit di Mesir, hingga pada tahun 1975 novel ini diterbitkan oleh sebuah penerbit di Lebanon. Novel ini juga tersedia dalam Bahasa Inggris yang diterbitkan oleh Zed Books Ltd dan Room 400 di New York pada tahun 1983. Untuk di Indonesia sendiri, novel ini diterbitkan oleh Yayasan Pendidikan Obor Indonesia dan penerjemahnya adalah Amir Sutaarga. Untuk saat ini Perempuan di Titik Nol sudah diterbitkan ke dalam berbagai bahasa di dunia.

Novel Perempuan di Titik Nol menceritakan seorang perempuan bernama Firdaus yang menerima ketidakadilan sejak kecil. Dalam lingkungan keluarganya, telah ditampilkan bahwa kodrat lelaki lebih tinggi dari wanita sejak dini. Hal tersebut terlihat dari sosok sang Ayah yang selalu diperlakukan bak raja oleh istri dan anak-anaknya. Bahkan Firdaus mendapat kekerasan dari Ayahnya. Ia juga dibiarkan kelaparan dan membasuh kaki Ayahnya. Firdaus diciptakan sebagai pengganti ibunya sebagai pelayan rumah. Dalam contoh tersebut menunjukkan ketidaksetaraan gender di dalam sebuah keluarga, yang mana sosok Ayah menjadi dominan. Tak hanya dalam lingkungan keluarga, ketika ia tinggal bersama pamannya, ia juga tidak diperbolehkan belajar di Kairo dengan alasan karena ia adalah seorang perempuan.

Firdaus juga mendapatkan pelecehan seksual dan pelakunya adalah pamannya sendiri. Ia menerima perbuatan yang tidak senonoh tersebut sedari kecil. Dari hal tersebut membentuk Firdaus menjadi perempuan pelacur. Firdaus juga dijual oleh pamannya atas dasar “kawin” dengan laki-laki tua bernama Syekh Mahmoud dengan harga mahar yang cukup mahal. Bukannya bahagia, Firdaus justru dihujani kekerasan oleh suaminya sendiri. Menyedihkannya lagi, ia tak punya tempat mengadu dan hanya bisa pulang ke rumah pamannya yang sebenarnya sama-sama neraka.

Budaya patriarki begitu melekat dalam novel ini. Firdaus sebagai seorang perempuan, dianggap nomor dua dari seorang laki-laki. Perempuan harus tunduk kepada laki-laki dengan embel-embel karena laki-laki merupakan seorang “kepala” keluarga. Hal tersebut seakan melumrahkan kekerasan yang dialami seorang istri oleh suaminya. Karena katanya kewajiban seorang istri adalah patuh kepada suami. Hidup dalam lingkungan yang patriarki dan penuh ketidakadilan membuat Firdaus merasa perempuan hanyalah objek yang bisa ditindas dan menerima perlakuan yang sewenang-wenang. Budaya patriarki tersebut juga membentuk Firdaus akhirnya menjadi seorang pelacur. 

Kelebihan dari buku ini adalah tulisannya yang keras dan pedas dalam mengkritik budaya patriarki. Dengan membaca buku ini kalian akan sadar bahwa budaya patriarki juga sebenarnya terjadi pada lingkungan sekitar kita. Kalian akan mengenali bagaimana budaya patriarki tersebut masih melekat dan mengajarkan kita untuk lebih melek terhadap ketidaksetaraan tersebut. Kekurangan dari novel ini adalah beberapa bahasa yang sulit dicerna atau dimengerti karena mungkin merupakan bahasa terjemahan.

 

Penulis             : Nawal el Saadawi

Penerbit           : Yayasan Pendidikan Obor Indonesia

Tahun Terbit   : 2020 (Cetakan ke enam belas)

Tebal halaman : 176 halaman

Surat dari Praha

Judul: Surat dari Praha

Tahun: 2016

Sutradara: Angga Dwimas Sasongko 

Film berjudul “Surat dari Praha” adalah inspirasi dari kisah nyata pelajar Indonesia di Cekoslovakia karena perubahan situasi politik tahun 1966. Film ini dirilis pada 28 Januari 2016 dan memiliki durasi 94 menit. 

Surat dari Praha menceritakan tentang seorang gadis bernama Larasati yang diperankan oleh Julie Estelle. Larasati dalam kisah ini mendapatkan tugas untuk memenuhi wasiat ibunya yang bernama Sulastri. Pada awal kisah diperlihatkan bahwa hubungan Larasati dan Sulastri tidaklah baik, karena Larasati berfikir jika ibunya terlalu cuek kepadanya. Suatu ketika, ketika Sulastri sakit, Larasti meminta hak milik rumah dari ibunya.

Singkat cerita ketika Sulastri wafat, Sulastri memberikan sebuah kotak wasiat kepada Larasati. Kotak wasiat ini berisi surat-surat lama yang dimilikinya. Tugas Larasati adalah memberikan semua surat ini kepada seorang laki-laki bernama Jaya di Praha, Republik Ceko. Jaya diperankan oleh Tio Pakusadewo sebagai seorang pria tua yang dulunya merupakan seorang pelajar Indonesia yang tidak bisa pulang dikarenakan situasi politik pasca Gerakan 30 September. Jaya adalah mantan tunangan Sulastri, tetapi Jaya gagal memenuhi janji untuk pulang kembali ke Indonesia. Larasati beranggapan bahwa surat-surat ini adalah penyebab ketidak harmonisan antara dia dan ibunya.

Dalam film diperlihatkan perjuangan Larasati yang berangkat dari Indonesia ke Ceko untuk menemui Jaya. Adanya beberapa masalah yang dihadapi Larasati saat di Ceko membuat film ini semakin menarik. Film ini juga dibungkus oleh music karya Glen Fredly sebagai elemen utama cerita membuat film ini menjadi hidup. Di dalam film juga memperlihatkan latar belakang Benua Eropa dan Kota Praha yang indah.

Film Surat dari Praha ini membuktikan kesuksesannya dengan beberapa penghargaan yang didapatkan. Sama hal nya film karya Angga sebelumnya, film ini mendapatkan berbagai penghargaan yang luar bisa, seperti Indonesian Movies Actors Award yang dimenangkan oleh Julie Estelle sebagai pemeran utama wanita terfavorit 2016 dan Piala Maya untuk Tata Musik Terpilih 2016. Surat dari Praha juga berpartisipasi di Oscar 2017 untuk kategori Best Foreign Language. 

Surat dari Praha tidak hanya menceritakan tentang kisah cinta terbaik dalam sejarah film Indonesia, tetapi banyak pesan dari surat-surat yang ada di film tersebut yang ditujukan kepada bangsa Indonesia untuk mengetahui dan merasakan bagaimana negara ketidakpedulian pada para Eksil yang terangsingkan karena persitiwa politik tahun 1965 tersebut. Film ini mengajarkan kita untuk berdama dengan diri sendiri dan mencoba untuk melupakan apa yang terjadi di masa lalu.

Film ini sangat layak untuk menjadi pilihan film mingguan kalian untuk kalian yang mungkin bermimpi bisa pergi ke Benua Eropa dan melihat keindahan kota Praha di Republik Ceko. Film ini memberikan inspirasi sendiri terhadap penonton, baik dari segi cinta maupun pendidikan.

Penulis : Lio April Setiawan

Editor   : Tim Redaksi LPM PRIMA FISIP 

Terlalu Sering Insecure, Bisa Jadi Kebiasaan

Insecure adalah istilah untuk menggambarkan perasaan tidak aman yang membuat seseorang merasa gelisah, takut, malu, hingga tidak percaya diri. Ada banyak hal yang dapat menyebabkan seseorang menjadi insecure, mulai yang berasal dari luar atau dari dalam diri sendiri. 

Untuk menjadi apa adanya dan bernilai kamu tidak perlu membandingkan dirimu dengan orang lain, karena kamu adalah kamu dan orang lain adalah orang lain. 

Merasa tidak aman dalam melakukan sesuatu hal yang baru adalah hal yang wajar. Namun, terlalu banyak mengkhawatirkan ketidakpastian dan membiarkannya berlama-lama dapat mengurangi potensi Anda. Oleh karena itu, kondisi ini tidak boleh dibiarkan begitu saja, melainkan harus segera ditangani. Jangan jadikan insecure itu menjadi sebuah kebiasaan yang ditanam dalam pikiran. 

Putuskan apa yang boleh dipikirkan dengan baik karena akan membawa dampak bagi si pemikir. Perasaan tidak aman ini juga dapat menyebabkan seseorang mengalami masalah kesehatan mental seperti kecemasan, depresi, gangguan makan, dan kelelahan kronis. Terkadang, rasa insecure terus-menerus ketika menjalin hubungan dengan pasangan, dapat membuat hubungan itu membosankan dan dipenuhi kecemburuan. 

Jika kamu insecure, gunakan cara berikut untuk menghindari efek negatif dari kebiasaan ini:  

  1. Berhenti menyalahkan diri sendiri

Melawan pikiran negatif memang tidak mudah. Namun, jika tidak dipaksakan, kamu akan terus dihantui rasa cemas, bahkan sampai menyalahkan diri sendiri. Ingatlah bahwa kamu bukan satu-satunya orang yang pernah melakukan kesalahan. Semua orang pasti pernah berbuat salah.

  1. Jangan membandingkan dirimu dengan orang lain

Satu hal yang pasti di dunia ini adalah setiap orang diciptakan dengan keunikannya masing-masing. Mungkin kamu tidak sering menyadari bahwa kamu itu juga unik. Kamu mungkin berpikir bahwa orang lain selalu tampak bahagia dan sukses dengan caranya sendiri, sedangkan kamu tidak. Inilah pikiran yang harus kamu ubah, karena itu akan menambah tekanan pada dirimu saja. Hal-hal semacam itu tidak penting untuk kamu pikiran, masih banyak hal di luar sana yang lebih penting untuk kamu pikirkan.

  1. Lakukan Hal Yang Membuatmu Bahagia

Begitu kamu memiliki kebiasaan buruk, sangat sulit untuk melepaskan atau mengubahnya. Bahkan dengan cara yang baik. Jika kamu dapat mengembangkan kebiasaan baik dalam dirimu, itu juga akan berdampak positif bagi dirimu sendiri.

Kebiasaan alami biasanya memengaruhi suasana hatimu dan bagaimana harimu berjalan. Jika kamu bangun kesiangan, tidak menggosok gigi dan terlihat berantakan, harimu mungkin akan terasa tidak enak karena rasa percaya dirimu menurun. Namun, ketika hal-hal positif kamu lakukan setiap hari terinternalisasi dan menjadi kebiasaan, itu memengaruhi suasana hatimu setiap hari.

Yuk hindari kebiasaan seperti itu sedini mungkin. Karena kamu layak, kamu berharga, dan kamu berarti bagi orang lain!

 

Penulis :Sri Rahayu

Editor   : Tim Redaksi LPM PRIMA FISIP


Referensi : 

https://www.alodokter.com/sering-merasa-insecure-ini-cara-mengatasinya

https://www.fimela.com/lifestyle/read/5066040/7-kebiasaan-harian-yang-membuatmu-bahagia

https://docheck.id/jangan-bandingkan-dirimu-dengan-orang-lain/

 

Quarter Life Crisis dan Cara Mengatasinya

Pernahkah dari kalian merasa bingung seperti tidak mempunyai arah dalam hidup kalian saat ini? Hal seperti ini adalah salah satu contoh bahwa anda mungkin sedang mengalami quarter life crisis. Krisis seperempat abad atau yang biasa disebut quarter life crisis adalah masa dimana seorang remaja yang menuju dewasa mengalami kecemasan, khawatir, dan bingung tentang masa depan mereka. Fase ini biasanya terjadi pada rentang umur 18 sampai 30 tahun. 

Tidak hanya kesehatan jasmani, kesehatan mental, dan emosional juga penting untuk semua orang. Masalah mental dan emosional yang dialami seseorang yang berada pada fase quarter life crisis disebabkan karena baru menemukan masalah “orang dewasa” untuk pertama kalinya. Masalah ini seperti tentang adanya masalah hubungan dalam percintaan, masalah keuangan, masalah cobaan yang harus diselesaikan secara mandiri, atau bahkan adanya rasa insecurity pada seseorang. 

Masalah-masalah inilah yang bisa menjadi faktor-faktor utama timbulnya kecemasan dalam diri seseorang yang mengalami quarter life crisis. Seseorang yang mengalami quarter life crisis biasanya terlihat seperti tidak memiliki arah tujuan dalam diri mereka. Maka dari itu sangat penting untuk seseorang memiliki mental dan emosional yang positif agar terhindar dari quarter life crisis ini. 

Lantas apa yang harus dilakukan seseorang jika dia berada quarter life crisis? Apakah quarter life crisis  ini bisa dihindari? Ini adalah beberapa saran untuk kalian untuk mengatasi quarter life crisis ini

  1. Apresiasi dirimu tanpa membandingkan dirimu dengan kehidupan orang lain

Mengapresiasi diri sendiri adalah bentuk hadiah atau reward yang bisa meningkatkan mental dan emosional yang positif. Apresiasi ini bisa dilakukan ketika anda berhasil mencapai target atau sedang mencoba mencapai target tersebut. Namun, kesalahan  beberapa orang adalah mereka tidak terlalu mengapresiasi diri mereka dan lebih memilih melihat pencapaian orang lain. Hal ini nantinya bisa menyebabkan anda akan menjadi tidak terlalu percaya diri. Maka dari itu, mulailah dengan mengapresiasi diri anda hal yang paling sederhana, seperti mengucapkan pujian terhadap diri sendiri sebelum tidur dan menyemangati diri sendiri ketika bangun tidur. Hal ini akan menyebabkan mental dan emosional diri kalian menjadi lebih positif dan percaya diri. 

  1. Bertindak dan jangan terlalu overthinking 

Tidak dapat dihindari, kecemasan dan kekhawatiran akan selalu dialami oleh semua orang. Masalah utamanya adalah bagaimana orang tersebut menanggapi dan menyelesaikan masalah ini. Seseorang terlalu memikirkan masalah-masalahnya nantinya akan berdampak pada overthinking dan mendapatkan sebuah kecemasan yang dapat merusak diri mereka sendiri. Sebaiknya mereka harus lebih memperhatikan diri dan bangun, pemikiran cemas dan overthinking bisa diubah menjadi suatu tindakan. Ketika mendapatkan suatu masalah lebih baik untuk di selesaikan secara perlahan dan tidak terlalu memikirkan masalah tersebut.

  1. Bercerita dan konsultasi dengan seseorang yang sudah pernah mengalami

Bercerita adalah salah satu cara untuk menghilangkan quarter life crisis ini. Kita bisa mencoba untuk berkonsul kepada seseorang yang lebih tua seperti orang tua, kaka, bahkan kakek dan nenek kita. Karena mereka sudah mengalami masa-masa ini, ini akan bisa membantu kita untuk mencari tau jalan bagaimana kita keluar dari krisis ini.

  1. Mencintai diri sendiri

Mencoba mencintai diri sendiri adalah hal yang terpenting yang harus dimiliki oleh semua anak muda. Mencoba mencintai diri sendiri bisa dimulai dengan hal-hal kecil seperti melakukan olahraga dan mengerjakan suatu kegiatan yang disukai. Mempunyai suatu hobi yang bisa membuat tenang juga sangat membantu, seperti melukis, menonton film atau bahkan melukis. Self reward juga bisa sangat membantu, menghargai dan mengapresiasi diri sendiri adalah cara terbaik untuk menghilangan quarter life crisis ini.

Jadi, mari jangan terlalu overthinking terhadap suatu hal dan jangan lupa untuk mencintai sendiri agar terhindar dari quarter life crisis ya

 

Penulis : Lio April Setiawan

Editor   : Tim Redaksi LPM PRIMA FISIP

 

Grow with Self Improvement and Self Development

 Tahukah kalian tentang sebuah perubahan diri atau istilah gaul saat ini adalah "glow up" bukan hanya berasal dari faktor luar saja melainkan juga harus didukung melalui faktor dalam. Lalu seperti apa "faktor dalam" yang dimaksudkan? Faktor dalam yang dimaksud ialah mindset dan kemauan diri. Kenapa bisa begitu? Nah, hal ini dikarenakan seseorang perlu memiliki personal branding, yang dapat diartikan sebagai suatu hal yang menjadi ukuran dari sebuah pencapaian kita. 

Kita semua pastinya pernah melewati rasa insecure dan merasa tidak mampu atau tidak layak untuk lebih show off. Hal ini dapat terjadi karena kita kurang mengasah inner beauty kita. Dengan pemikiran buruk maka otomatis akan memberikan atau menunjukkan aura yang buruk pula. Namun jika sebaliknya, yakni dengan kita mulai mempercayai diri sendiri maka lambat laun akan menunjukkan aura yang positif. Hal-hal tersebut dapat kita asah jika kita memiliki kemauan untuk melakukan self-improvement dan self development

What? Apakah yang dimaksud dengan self-improvement dan self development itu? 

Self-improvement merupakan segala bentuk upaya, tindakan, atau usaha yang diambil untuk meningkatkan kemampuan diri, minat, bakat, potensi, kesadaran diri, dan keterampilan hingga kualitas kehidupan dengan tujuan agar menjadi pribadi dengan versi yang lebih baik dari sebelumnya. Self improvement atau yang sederhananya dapat disebut sebagai pengembangan diri ini dapat dilakukan oleh siapa saja, di mana saja, dan kapan saja lho.

Lalu jika kita sudah mengetahui tentang self-improvement maka bagaimana pemaknaan konsep self development? 

Self development merupakan suatu strategi atau cara yang dilakukan dan diusahakan oleh individu guna mengembangkan kesadaran diri, potensi, bakat, keterampilan, dan kemampuan. Tujuannya adalah agar kualitas hidup dan pribadi menjadi lebih maju.

Terlihat sama namun tak sama. Kira-kira apakah yang menjadi perbedaan dari kedua hal tersebut? 

Hal ini kita mulai dengan makna "self", self berarti suatu kepribadian, karakter, sifat, sikap, watak, tingkah laku, maupun integritas khas atau dimiliki oleh individu. Nah kemudian, development berarti suatu proses yang mana individu atau sesuatu tumbuh berkembang atau berubah menjadi lebih maju. Sedangkan improvement merupakan perbaikan dalam suatu hal untuk menjadi lebih baik.

Self Development adalah upaya individu untuk ‘pengembangan diri’, sedangkan Self Improvement adalah upaya individu untuk 'peningkatan diri’.

Nah berikut ada tips untuk kita semua tentang bagaimana cara melakukan tahap self-improvement dan self development

Cara melakukan self development:

  1. Kenali diri sendiri (self development untuk mengenal, memahami dan menerima diri apa adanya), 
  2. Self development dengan menumbuhkan rasa percaya diri pada minat yang dimiliki,
  3. Sudah mulai memiliki perencanaan tujuan hidup kedepannya,
  4. Suka menambah wawasan baru melalui baca buku, jurnal, artikel, dst secara online maupun offline (memiliki keinginan untuk terus belajar),
  5. Menjaga kesehatan tubuh dan mental, 
  6. Self development dengan memperbanyak relasi serta bersosialisasi. 

Cara melakukan self improvement:

  1. Berusaha untuk memiliki jam tidur yang lebih baik (tidak begadang), 
  2. Mampu berdamai dengan diri sendiri dan orang lain,
  3. Belajar untuk mengatur emosi agar stabil, 
  4. Menjaga tutur kata dengan baik,
  5. Menerapkan pola pikir growth mindset,
  6. Melakukan self talk yang positif. 

Nah, dengan begini kita sudah memiliki bekal untuk menjadi pribadi dengan versi yang lebih baik! 

 

Penulis: Christina Maharani (CM)
Editor: Tim Redaksi LPM PRIMA FISIP

Bersedakah Hanya Saat Ramadan

Saat ini telah memasuki hari ke-18 Ramadan. Bulan Ramadan berlangsung diwarnai  banyak kegiatan seperti buka bersama, sholat tarawih, bagi takjil, sedekah dan sebagainya. Berbicara mengenai sedekah, banyak orang beramai-ramai melakukan kegiatan sedekah di bulan ramadan, sudah tak terhitung jumlahnya kegiatan individu maupun komunitas berbagi harta kepada sesama. Sedekah sendiri merupakan aktivitas berbagi harta ataupun makanan secara “sukarela” kepada orang yang membutuhkan. Semua orang (tidak hanya muslim saja) pasti pernah melakukan sedekah. Akan tetapi, kenapa banyak orang melakukan sedekah di bulan Ramadan dibandingkan pada hari-hari biasa? Apakah sedekah harus dilakukan di bulan Ramadan saja? apakah selain pada bulan Ramadan orang-orang kehilangan keinginan untuk sedekah?

Bulan Ramadan dikatakan bulan suci bagi umat muslim karena banyak berkah yang didapat selama bulan Ramadan sesuai dengan hadist Nabi Muhammad SAW “Sungguh telah datang kepada kalian bulan yang penuh berkah. Pada bulan ini diwajibkan puasa kepada kalian..” (HR. Ahmad, An-Nasa’i dan Al-Baihaqi). Ada alasanya mengapa di bulan Ramadan banyak orang melakukan kebaikan yaitu dilipatgandakannya amalan pahala selama bulan Ramadan “Maka takutlah kalian (terhadap) bulan Ramadan, sesungguhnya amalan-amalan kebaikan dilipatgandakan pada bulan tersebut (Ramadan) dan begitu juga dengan amalan-amalan keburukan." (H.R.Thabrani). Maka dari itu, semua orang memperbanyak amalan baiknya selama bulan Ramadan seperti HR. Bukhari-Muslim “..Dan, barang siapa yang melakukan suatu kewajiban pada bulan itu, nilainya sama dengan 70 kali lipat dari kewajiban yang dilakukannya pada bulan lainnya.”

Kemudian apa perbedaan sedekah pada bulan Ramadan dengan sedekah pada bulan lain?

Sudah banyak diketahui keuntungan sedekah di bulan Ramadan melihat dari HR. Bukhari-Muslim "Keutamaan sedekah adalah sedekah pada bulan Ramadan" hanya dengan hadist tersebut dapat mendorong banyak orang muslim melakukan sedekah. Membagikan takjil, menyiapkan buka puasa dan sahur, tersenyum, dan lain-lain. Hal tersebut sudah dapat dikatakan sedekah. Lalu bagaimana dengan sedekah selain pada bulan Ramadan? “Jika kamu menampakkan sedekah (mu), maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu, dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan” (QS. Al-Baqarah: 271). Tidak berbeda dengan sedekah di bulan Ramadan, bersedakah pada bulan selain bulan Ramadan juga memiliki keuntungan yang sama yaitu pengampunan amalan buruk. Selain itu juga akan dilipatgandakan pahalanya seperti pada hadist “Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan dilipat-gandakan (ganjarannya) kepada mereka; dan bagi mereka pahala yang banyak.” (Qs. Al Hadid: 18).

Banyaknya kegiatan amal baik yang diperintahkan di bulan Ramadan sesungguhnya memiliki tujuan lain yaitu membangun kebiasaan baik tersebut setelah Ramadan, sehingga kebiasaan pada bulan Ramadan tidak hilang. Hal tersebut dapat menjadi alasan kenapa sedekah ramai dilakukan di bulan Ramadan dan jarang terlihat ketika bulan ramadhan berakhir, seakan orang-orang hanya mengingat Allah SWT ketika bulan Ramadan saja. Sulitnya menjaga kebiasaan bersedekah, sehingga membuat orang-orang seakan-akan hanya melakukannya di bulan Ramadan.

“Dan amalan yang paling dicintai Allah adalah yang kontinyu meskipun sedikit.”  (Sunan an-Nasa'i)

“Berbuat baiklah dengan baik, ikhlas dan tidak berlebihan, dan ingatlah bahwa kamu akan masuk surga hanya dengan rahmat Allah, dan ingatlah pula bahwa amal yang paling dicintai Allah adalah yang teratur dan terus-menerus meskipun sedikit.” (Bukhari)

Perbuatan baik yang berkelanjutan adalah yang terbaik, pertahankan kebiasaan baik di bulan Ramadan. Jangan kehilangan ketaatan dan keimanan setelah bulan Ramadan berakhir. Karena perbuatan baik dapat dilakukan setiap hari. Bersungguh-sungguhlah memaknai adanya bulan Ramadan.

 

Penulis: Abidah Sholsholat 

Jika Perkuliahan Tidak Jadi Dilaksanakan, Tolong Dosen Beri Kami Kepastian

Terdengar keluh kesah, kritikan, dan sambatan dari mahasiswa-mahasiswa yang telah berdandan sopan, antusias mengikuti perkuliahan, masuk kelas, dan berharap mendapat ilmu  tetapi dosen tidak memberi kabar jika perkuliahan tidak jadi dilaksanakan. Ketika mahasiswa tiba di kelas dan melihat kelas hanya diisi oleh separuh mahasiswa. Hal tersebut menjadi pertanda bahwa sudah tidak terlaksana proses belajar mengajar di kelas. Situasi yang akan membuat Anda sambat dalam batin.. 

Sebagai mahasiswa kita memiliki hak untuk bertanya terhadap dosen pengajar disertai kode etik kesopanan. Namun, apabila di kelas tidak terdapat koordinasi antara ketua kelas dengan dosen pengajar tentu banyak mahasiswa yang menjadi korban ke-PHP an. Sambatan-sambatan mahasiswa selalu sama, yakni "hm bener kan ndak ada dosene". Tak hanya itu, mahasiswa juga ada yang berkutik "besok-besok absen aja deh terus pulang". Lalu letak kesalahan atas keluh kesah mahasiswa di atas diserahkan kepada siapa?

Mahasiswa kebingungan bagaimana solusi agar proses belajar mengajar dalam mata kuliah X ini tetap berjalan dengan semestinya. Mahasiswa pun berharap ada sebuah komunikasi baik antara mahasiswa dengan dosen agar dapat memperbaiki dan mengejar ketertinggalan materi-materi pada pertemuan selanjutnya. 

Tak hanya itu, mahasiswa sebagai posisi orang yang sedang mencari ilmu di universitas tentu sangat mengharapkan bisa mendapatkan pengetahuan dan penjelasan baru terkait materi-materi mata kuliah X ini. Meskipun mahasiswa juga sebagai orang bebas mencari ilmu di luar kelas, akan tetapi kembali lagi bahwa prioritas dan kewajiban kita sebagai mahasiswa adalah melakukan perkuliahan secara masif.

 

Penulis: Syahrina Rojabar Rizqiyah