Pengumuman

Lagi lagi Terjadi, Penjahat Kelamin Semakin Berkeliaran
LPM PRIMA, Jember – Belum lama tersebar kabar viralnya aksi pamer organ intim (ekshibisionisme) di Jl. Jawa 6 melalui sosial media twitter, kini aksi meresahkan tersebut kembali terjadi. Kejadian tersebut terekam kamera CCTV dan tersebar melalui berbagai akun Instagram, salah satunya akun Media Informasi Kabupaten Jember atau @infojember. Dalam salah satu postingannya, tertulis lokasi kejadian aksi pamer kelamin tersebut tepatnya di Perumahan Mastrip yang menunjukkan bahwa pelaku kejahatan ini semakin berkeliaran di daerah kampus dan sekitarnya.
Tim Pribadi Merdeka Mahasiswa (PRIMA) melakukan wawancara pada pelapor video rekaman CCTV yang tersebar melalui akun Instagram @infojember untuk menanyakan lebih lanjut mengenai sumber dari beredarnya video aksi kejahatan kelamin tersebut.
“Teman sejurusan dan satu organisasi. Dia mengalami hal itu kebetulan ada cctv di kosnya. Dia cek ternyata terekam sama cctv yg ada. Dia menyebarkan ke grup angkatan dan organisasi agar lebih hati-hati, dan minta tolong disebar luaskan gitu aja si. Terus sampe pada akhirnya beritanya tersebar luas. Sempat ada aparat yg datang juga untuk memintai keterangan ke korban” jelas B selaku teman korban, Selasa (28/3)
Baca Juga Ekshibisionisme, Laki laki Pamer Kelamin di Jl. Jawa 6
Keberadaan pelaku penjahat kelamin hingga saat ini masih dalam proses pencarian karena plat nomor yang digunakan palsu. Korban pun tidak terlalu hafal pada ciri-ciri pelaku, sehingga proses pencarian akan sedikit lebih susah.
“Untuk pelaku sampai saat ini masih proses pencarian, karena nopol yg dipakai palsu tidak bisa dilacak. Korban juga ga terlalu hafal ciri-ciri pelaku dan wajahnya. Jadi mungkin sedikit lebih susah” ungkap B, Selasa (28/3)
Maraknya kejadian aksi pamer organ intim menimbulkan keresahan di masyarakat. Siapapun bisa menjadi korban dari kejahatan ini. Adanya instrumen hukum dianggap tidak sejalan dengan penegakan hukum, sehingga pelaku dari kasus seperti ini tidak pernah tertangani hingga tuntas.
“Menurutku sih kan juga pelecehan seksual sudah dilengkapi dengan instrumen hukum yang cukup, tapi penegakan hukumnya kurang tegas sama ngentengin. Dari dulu belum ada satu pun orang yg tertangkap, entah memang masih dalam pencarian atau mungkin juga ga dilanjutkan proses hukumnya. Apakah sesusah itu? Menurutku ngga sih kalo untuk polisi karena dengan fasilitas yg mereka punya harusnya bisa. Jadi dari diri kita sendiri lebih hati-hati aja. Apalagi cewe yg suka makai pakaian yg minim dan lain sebagainya. Bukan tentang pakaiannya, mau make baju apapun sebenarnya bisa jadi korban.” jelas B, Selasa (28/3)
Penulis : Hauriska Lukmaningtiyas (HL)
Editor : Tim Redaksi LPM PRIMA FISIP

Ngabuburit di Masjid Al Hikmah UNEJ: Ada Ratusan Takjil Gratis
LPM PRIMA, Jember -- Setiap hari UKM Mustika dan Panitia Ramadan Masjid Al-Hikmah UNEJ membagikan takjil secara gratis. Mahasiswa atau masyarakat umum bisa mendapatkan takjil tersebut dengan cara mendatangi Masjid Al-Hikmah yang ada di Universitas Jember. Tak hanya takjil, mereka juga membagikan makanan berat (mamirat) secara gratis.
Jumlah takjil yang disediakan Masjid Al-Hikmah UNEJ setiap harinya berkisar 250 porsi, sedangkan untuk mamiratnya disediakan sekitar 200 porsi. Jumlah tersebut bisa bertambah apabila terdapat sumbangan dari pihak luar atau masyarakat umum.
Setiap sore terdapat Kajian Ramadan (KAROMAH) di Masjid Al-Hikmah, bagi yang hadir akan diberikan kupon. Nantinya kupon tersebut dapat ditukarkan makanan berat (mamirat) gratis untuk buka puasa bersama.
Baca Juga Masjid Al Hikmah UNEJ Gelar Banyak Kegiatan Selama Ramadan
Jumlah porsi mamirat setiap harinya untuk laki-laki sebanyak 100 porsi dan 100 porsi lainnya untuk perempuan. Sedangkan untuk pembagian takjil tidak perlu kupon dan bisa didapatkan selama masih tersedia.
Pembagian takjil ini akan tersedia selama bulan Ramadan. “Itu juga sampai lebaran,” jelas salah satu Panitia Ramadan di Masjid Al-Hikmah, Rabu (29/3)
Selain bagi-bagi takjil, selama bulan suci Ramadan Masjid Al-Hikmah juga menggelar beberapa kegiatan seperti buka bersama, salat tarawih, tadarus al-qur’an, kajian, dan menerima akumulasi distribusi zakat, infaq, maupun shadaqah (ADZIZ). Akumulasi distribusi ini dibuka mulai awal Ramadan hingga menjelang salat idul fitri.
Sampai saat ini belum ada yang mendistribusikan zakat maupun infaq, akan tetapi untuk shadaqah sudah diterima dari kalangan mahasiswa maupun masyarakat umum.
“Kalo untuk ADZIZ belum, kalo untuk shadaqah alhamdulillah dari awal sudah ada,” jawab salah satu Panitia Ramadan yang menjabat sebagai bendahara, Rabu (29/03)
Penulis : Allysa Salsabillah (AS)
Editor : Tim Redaksi LPM PRIMA FISIP

Diskusi, Ibarat Senjata Perang bagi Mahasiswa
Diskusi mampu menciptakan iklim kompetitif yang akan melahirkan ide untuk diangkat sebagai topik pembicaraan. Mencari ide untuk topik diskusi terkadang sulit untuk beberapa orang, tetapi bagi sebagian orang lain menciptakan ide adalah hal yang biasa. Sebagai contoh topik pembicaraan dapat menemukan kejadian yang sedang hangat di lingkungan sekitarnya dan isu atau wacana baru yang sedang terjadi.
Berstatus sebagai mahasiswa di kampus, dugaan saya mereka hanya berorientasi untuk mendapatkan nilai “A” atau “AB”; tanpa ada kebolongan kehadiran; lulus cepat; dan cari kerja. Lebih jauh dari itu, seorang mahasiswa akan dihadapkan dengan tanggung jawab dibenaknya, atas yang didapatkan selama dibangku perkuliahan. Mahasiswa yang memang benar-benar berjuang dan meniti proses pembelajaran di kampus akan merasakan pahitnya menjalani proses itu. Belum lagi gelarnya, belum lagi peranannya di kala pengabdian kepada masyarakat.
Kehidupan kampus merupakan dunia yang menyimpan begitu banyak potensi yang dapat dieksplorasi dengan baik. Potensi itu ada di dalam diri seorang mahasiswa dengan memanfaatkan fasilitas yang ada. Diri seorang mahasiswa akan berkembang jika ada dukungan dari faktor lingkungan yang mumpuni, serta faktor usaha kesadaran akademik sehingga mampu memupuk kemajuan intelektual mahasiswa dari adanya interaksi positif. Faktor usaha tersebut menyoroti bahwa mahasiswa merupakan generasi muda yang memiliki peranan penting dalam proses maju dan berkembangnya suatu bangsa. Sebab, tanggung jawab mahasiswa salah satunya adalah “Meneruskan keberlangsungan negara yang merupakan tugas kaum muda, termasuk mahasiswa di dalamnya”.
Jika dicermati, arah perkembangan mahasiswa lebih kepada tuntutan akan potensi dan semangat untuk melahirkan motivasi. Menjadikan mahasiswa yang luar biasa, cerdas, serta berbudi pekerti luhur yang sejalan dengan negara dan bangsa ini memang tidaklah mudah. Untuk itu, mahasiswa benar-benar harus mengasah kepribadiannya dengan kesadaran di mana dirinya berada. Budaya membaca, diskusi, dan menulis merupakan budaya yang mengakar secara turun-temurun yang masih melekat menjadi tradisi.
Mahasiswa tanpa membaca, berdiskusi, dan menulis. Selayaknya perang tanpa membawa senjata, karena dari ketiga tradisi itu membuat pribadinya dapat menggali banyak pengetahuan. Membiasakan membaca adalah suatu hal yang dapat dikatakan wajib bagi seorang mahasiswa, dengan membaca dapat memperoleh banyak informasi dan pengetahuan baru tak terbatas. Jika mengikuti perkembangan media kini yang sedang hangat, ialah “Pengesahan Perppu Cipta Kerja” yang melahirkan isu turunan “Degradasi Check and Balances dalam Negara Hukum”, “Perppu Cipta Kerja Untuk Siapa?” ataupun “Kepentingan Rakyat atau Kepentingan Oligarki?”.
Diskusi adalah proses pertukaran pikiran, gagasan dan pendapat antara dua orang atau lebih. Tujuannya adalah untuk mencari kesepakatan dari pandangan ataupun pendapat, tetapi tidak semua proses pertukaran pikiran itu disebut diskusi. Diskusi dilakukan jika ada permasalahan yang hendak dicari alternative solusinya untuk memunculkan solusi (kesepakatan akhir dari hasil berdiskusi) tentang segala persoalan yang dijadikan bahan pembicaraan.
Kata diskusi berasal dari bahasa latin “discussus” yang berarti to examine. Discussus terdiri dari akar kata “dis” dan “cuture”. Dis memiliki arti “terpisah” sedangkan “cuture” yaitu menggoncangkan atau memukul. Secara etimologi, dicuture berarti suatu pukulan yang memisahkan sesuatu atau dengan kata lain membuat sesuatu menjadi jelas dengan cara memecahkan atau menguraikan (Arief, 2002): 145).
Lebih lanjut, kegiatan akademik dilakukan oleh individu yang berusaha mengembangkan potensi dirinya guna memperluas wawasannya. Kegiatan akademik tidak terlepas dari diskusi, sebagaimana diketahui bahwa dengan berdiskusi menjadikan sarana memperluas wawasan dan jejaring sosial melalui interaksi kedua pihak ataupun lebih.
Seorang akademisi sangat penting untuk mengedepankan etika diskusi. Sebab, akan memungkinkan terjadinya keberlangsungan diskusi yang kacau-balau, seperti praktik debat kusir yang tidak menemukan titik terang. Penggunaan bahasa yang baik, menyampaikan pendapat dengan sopan santun, menghargai pendapat lawan bicara, dan menjaga sikap adalah poin penting dalam etika berdiskusi.
Seringkali diskusi masih dipandang sebelah mata. Maka, menyamakan persepsi adalah jalan untuk memudahkan dalam menyelaraskan pandangan yang disampaikan dengan baik. Bertolak belakang dengan tujuan awal bahwa berdiskusi dapat menemukan solusi, melainkan mendapati kebingungan karena informasi yang didapat tidak utuh (simpang siur).
Menurut Killen dalam (Majid, 2013): 200) “diskusi adalah metode pembelajaran yang mengedepankan seseorang pada suatu permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan masalah, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan seseorang, serta untuk membuat suatu keputusan.”
Dari sini dapat ditelaah bahwa ada manfaat dari berdiskusi, yakni: (1) Membiasakan sikap saling menghormati dan menghargai; (2) Dapat mengembangkan daya pikir kritis, pengetahuan dan pengalaman; (3) Melatih untuk berpikir kritis; (4) Menumbuhkan kreativitas; dan (5) Melatih kemampuan berbicara di depan umum. Sehingga, tidak terlepas juga dengan manfaat lingkungan yang mendukung sebagai upaya untuk meningkatkan mutu di bidang akademik ialah dengan cara melalui perbaikan proses belajar. Berbagai konsep, wawasan, dan model tentang proses belajar yang disesuaikan dengan perkembangan zaman dengan mengomparasikan konsep- konsep baru.
Aktualisasinya dapat berupa: diskusi kelas, diskusi kelompok kecil, simposium, diskusi panel, dan lokakarya untuk memaksimalkan proses pembelajaran di bidang akademik. Diskusi kelas merupakan kelompok pemecahan masalah yang biasanya ditemukan di ruang kelas dengan keterlibatan tenaga pendidik (guru/dosen) dan seluruh mahasiswa sebagai peserta diskusi. Lanjut, diskusi kelompok kecil dilakukan dengan melibatkan mahasiswa yang dikelompokkan secara spesifik/khusus yang biasanya beranggotakan 3-5 orang, pelaksanaannya dimulai dengan dosen menyajikan permasalahan secara umum, kemudian dilanjutkan kepada pembagian sub masalah yang harus dipecahkan oleh kelompok kecil.
Kemudian, simposium sebagai metode mengajar dengan membahas suatu persoalan yang dipandang dari berbagai sudut pandang berdasarkan kemahirannya, ciri khasnya adalah sudah ada tim perumus kongkret untuk memutakhirkan dalam menyampaikan kesimpulan. Lalu, diskusi panel biasanya membahas masalah yang dilakukan oleh beberapa panelis (orang yang bertugas untuk menilai dan memberikan tanggapan, serta fenomena untuk mengujinya), keterlibatan peserta dengan berperan sebagai peninjau para panelis yang sedang melakukan kegiatan diskusi. Selanjutnya, lokakarya sebagai bentuk pertemuan yang membahas masalah praktis, teknis, dan operasional ditandai dengan tindak lanjut dari hasil seminar untuk memelihara perihal konseptual untuk diaktualisasikan secara kontekstual.
Penulis: Muhammad Farhan (MF)
Sumber Rujukan:
Arief, A. (2002). Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta: Ciputat Press.
Majid, A. (2013). Strategi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Majid, A. (2013). TEORI METODE DISKUSI DAN MOTIVASI BELAJAR . Retrieved Maret 25,
2023, from https://sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21413112073.pdf
-Step-7-Version-4.jpg)
Takut Sendirian dan Merasa Kesepian, Bisa Jadi Gejala Autophobia
Autophobia adalah perasaan cemas yang berlebihan terhadap kesendirian, gejala autophobia umumnya ditandai dengan adanya perasaan sering diabaikan atau tidak dicintai sehingga merasa sendiri dan kesepian. Dalam kondisi ini penderitanya memerlukan pendampingan khusus. Jika tidak segera diatasi maka kecemasan ini dapat memiliki dampak yang lebih buruk bagi penderitanya. Namun, ada pula yang hanya membutuhkan keberadaan seseorang bersama si penderita dalam satu ruangan yang sama agar tidak merasa sendiri.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang memiliki gangguan kecemasan berlebihan terhadap kesendirian.
1. Merasa dirinya diabaikan
Ketika sedang bersama tak jarang si penderita mengalami perasaan sendiri ketika berada dalam keramaian, tetapi ketika perasaan ini muncul terlalu sering maka si penderitanya akan merasa kesepian sehingga berdampak pada gangguan kecemasan yang berlebihan.
2. Gangguan kepribadian
Gangguan kepribadian ini tentu dapat menjadi pemicu munculnya autophobia. Orang yang memiliki gangguan kepribadian, sangat takut jika ditinggalkan sendiri. Hal ini tentu membuat si penderita merasa tidak mampu dan tidak berdaya.
3. Gangguan kecemasan
Gangguan kecemasan ini umumnya dirasakan oleh setiap manusia, namun jika gangguan kecemasan ini dirasakan dengan perasaan yang berlebihan tentu harus segera diatasi. Seperti takut terhadap situasi secara berlebihan padahal situasi tersebut belum tentu memiliki dampak yang buruk. Orang yang memiliki gangguan kecemasan berlebihan cenderung akan mengalami autophobia dikarenakan kerap kali memiliki pikiran yang sering dibuat-buat padahal pada kenyataannya belum tentu terjadi (overthinking).
4. Pengalaman Trauma
Pengalaman trauma yang pernah dialami oleh penderitanya biasanya akan cenderung memunculkan autophobia. Pengalaman tersebut bisa berupa ketakutan saat berada diruangan yang sempit, atau ditinggalkan orang tua ketika sendirian pada waktu kecil. Pengalaman ini tentu bisa berbekas dalam pikiran sehingga terbawa sampai dewasa.
5. Faktor biologis
Faktor biologis dapat mempengaruhi timbulnya autophobia dari saraf otak. Ketika ada ancaman, otak akan secara alami membantu tubuh dan melindungi tubuh agar dapat terhindar dari ancaman tersebut. Seperti ketika denyut jantung meningkat karena akan terjadi sesuatu guna otak merespon sehingga otot akan bekerja sehingga kontraksi terjadi kemudian tubuh ikut berlari. Nah, situasi tersebut sebenarnya aman dan tidak berbahaya tetapi karena faktor biologis sehingga situasi tersebut dianggap berbahaya dan sebagai ancaman oleh sebagian orang yang sendirian hingga akhirnya memicu kecemasan berlebihan.
Gejala autophobia dapat dirasakan oleh penderitanya. Si penderita biasanya menyadari bahwa ketakutan dan kecemasan yang dirasakan tidak masuk akal, namun si penderita tetap tidak bisa mengendalikan reaksi fisik yang dialaminya.
Berikut gejala fisik yang diderita oleh autophobia:
● Berkeringat
● Lelah fisik
● Lelah mental
● Sesak nafas
● Detak jantung meningkat
● Merasakan kebingungan
● Nyeri dada
● Pusing
Cara Mengatasi Autophobia
Ketakutan yang muncul akibat autophobia bisa berdampak pada kemampuan si penderita dalam menjalankan aktivitasnya sehari-hari, namun tidak perlu khawatir umumnya autophobia dapat diatasi dengan psikoterapi. Kadang penderita autophobia hanya membutuhkan seseorang yang dapat dipercaya untuk mendengarkan segala keluh kesah dirinya sehingga dirinya tidak merasakan kesendirian yang berlebihan.
Penulis : Sri Rahayu (SR)
Editor: Tim Redaksi LPM PRIMA FISIP
Referensi
https://www.alodokter.com/mengenal-autophobia-rasa-takut-berlebihan-terhadap-kesendirian
.jpg)
Masjid Al Hikmah UNEJ Gelar Banyak Kegiatan Selama Ramadan
LPM PRIMA, Jember– Panitia Ramadan Masjid Al-Hikmah Universitas Jember (UNEJ) mengadakan banyak kegiatan untuk mengisi waktu puasa selama bulan Ramadan. Bekerja sama dengan takmir masjid, kegiatan Ramadan di Masjid Al-Hikmah dimulai dari pagi sampai malam hari. Setiap harinya dari pukul 07.30 hingga 16.00 WIB Panitia Ramadan Masjid Al-Hikmah membuka stand yang bertujuan untuk menerima donasi dari donatur. Hasil donasi inilah yang nantinya digunakan untuk menunjang kegiatan selama Ramadan.
Agenda kegiatan Ramadan tersebut, antara lain:
- MAWADDAH (MAUIDHOH BA’DA DHUHUR AL-HIKMAH), kegiatan ini dilakukan setiap hari Senin-Kamis, ba’da dzuhur.
- KAROMAH (KAJIAN RAMADHAN AL-HIKMAH) dan buka bersama, kegiatan ini dilakukan setiap sore selama bulan Ramadan (Ahad sore libur).
- Tabligh Akbar, kegiatan ini dilakukan setiap Jumat pagi selama bulan Ramadan.
- Sholat Tarawih
- Tadarus Al-Qur’an, kegiatan ini dilakukan setiap ba’da sholat tarawih dan diakhiri pada pukul 21.30 WIB.
- Sholat Idul Fitri
- ADZIS (Akumulasi dan Distribusi Zakat, Infaq, dan shodaqoh), kegiatan ini dilakukan setiap hari dari awal Ramadan sampai Idul Fitri.
Dengan adanya kegiatan-kegiatan ini, jamaah Masjid Al-hikmah mengalami kenaikan dibanding bulan-bulan biasanya. Hal ini tentu menjadi nilai positif bagi mahasiswa UNEJ dan Masjid Al-Hikmah itu sendiri. Terlepas adanya jamaah yang mengalami kenaikan, terdapat juga hambatan yang menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi Panitia Ramadan Masjid Al-Hikmah UNEJ.
Baca Juga Ngabuburit di Masjid Al Hikmah UNEJ: Ada Ratusan Takjil Gratis
“Hambatan kita adalah kurangnya donatur. Contohnya, ketika berbuka puasa itu masih banyak mahasiswa yang tidak mendapatkan kupon, khususnya pada hari aktif, seperti hari Senin-Jumat.” ucap Ilham Maulana, sebagai Panitia Ramadan Masjid Al-Hikmah UNEJ dan Ketua Umum UKM MUSTIKA, Selasa (28/03).
Untuk mengatasi hambatan ini, Panitia Ramadan Masjid Al-Hikmah UNEJ juga telah mengajukan donasi ke berbagai tempat makan di luar kampus dan juga menerima donasi dari beberapa pegawai dan mahasiswa UNEJ.
Penulis: Lio April Setiawan (LAS)
Editor : Tim Redaksi LPM PRIMA FISIP
.png)
Kesibukan Dosen Menjadi Alasan Terhambatnya Sosialisasi Akreditasi Internasional
LPM PRIMA, Jember - Terkait progres pengajuan akreditasi Internasional yang dilakukan oleh pihak Jurusan Hubungan Internasional (HI) Universitas Jember, beberapa mahasiswa merasa tidak ada transparansi maupun sosialisasi mengenai update progres yang diberikan dari pihak jurusan kepada mahasiswa.
Pada Jumat (24/3) lalu Tim Pribadi Merdeka Mahasiswa (PRIMA) mewawancarai Ketua Jurusan (Kajur) HI, Ibu Suyani Indriastuti, tentang minimnya sosialisasi progres pengajuan akreditasi Internasional terhadap mahasiswa. Menurutnya, kesibukan dosen menjadi hambatan kurangnya sosialisasi progres akreditasi internasional kepada mahasiswa jurusan HI.
“Yang menjadi kendala sebenarnya masalah kesibukan, saat ini dosen itu tuntutan administratif-nya banyak sekali ya sehingga dosen harus mampu membagi waktu antara kegiatan akreditasi dengan kegiatan laporan-laporan pribadi dan seterusnya.” jelas Ibu Suyani, Jumat (24/3).
Baca Juga Progres Akreditasi Internasional: Borang Self Evaluation Report Telah Dikirim
Selain karena kesibukan para dosen, Ibu Suyani menjelaskan hambatan sosialisasi juga disebabkan karena kerumitan mengurus akreditasi yang menurutnya cukup kompleks.
“Hambatannya itu memang karena waktu ya, artinya namanya akreditasi itu kan kompleks dan melibatkan semua sistem gitu kan yang disini itu harus benar-benar terlibat.” tambahnya, Jumat (24/3).
Bu Suyani berharap pada waktu kedepan bisa memberi sosialisasi terhadap mahasiswa agar para mahasiswa bisa berkontribusi karena porsi penilaian akreditasi internasional terhadap mahasiswa sangat besar.
“Ya sebenarnya si tau gitu kan banyak sekali item dan porsi mahasiswa dalam akreditasi itu sangat besar. Ya mungkin kita nanti suatu saat bisa bahas itu ya bisa sharing ke mahasiswa biar mereka juga ada support gitu.” pungkasnya, Jumat (24/3).
Penulis: Ghoffar Machmud (GM)
Editor: Tim Redaksi LPM PRIMA FISIP

Banyak Mahasiswa Tua HI Tak Kunjung Skripsi, Kajur HI: Skripsi Itu Kan Simple, Kenapa Seolah Olah Menjadi Momok
LPM PRIMA, Jember - Hingga saat ini masih banyak mahasiswa semester akhir jurusan Hubungan Internasional (HI) yang belum bisa menyelesaikan skripsi sebagai syarat kelulusan. Ibu Suyani selaku Kajur HI menjelaskan beberapa faktor penyebab banyak mahasiswa tak kunjung menyelesaikan skripsi.
“Kalau dari pengamatan kami lamanya dimana, saya tidak sedang berbicara tentang siapa yang menghambat ya tetapi lamanya dimana itu memang di penulisan skripsi … begitu masuk skripsi itu anaknya hilang, kasusnya itu anaknya hilang, ada yang mungkin dosennya sibuk, kompleks ini gitu kan.” jelasnya, Jumat (24/3).
Hingga saat ini banyak mahasiswa HI angkatan 2016 dan 2017 yang belum lulus.
"Jadi seharusnya sekarang ini Angkatan 2019 dan sebelumnya itu sudah habis di tahun ini. Angkatan 2018 berarti tahun lalu sudah habis, tapi sekarang kenyataannya kan angkatan 2016 masih ada, 2017 masih banyak, 2018 banyak sekali, 2019 bisa dihitung dengan jari yang sudah lulus gitu.” pungkas Bu Suyani, Jumat (24/3).
Baca Juga Terancam Tidak Lolos Pantau FIBAA, Bagaimana Peran Mahasiswa HI
Ibu Suyani menyayangkan mindset mahasiswa yang menganggap skripsi itu sulit.
“Skripsi itu kan simple, kenapa seolah-olah menjadi momok, itu kan konstruksi dari masing-masing saja seolah-olah susah gitu… tapi tergantung. Artinya tidak semua mahasiswa begitu, ada yang sangat aktif, sangat rajin,” tambahnya Jumat (24/3).
Pihak prodi sendiri mengaku sudah mencari berbagai macam terobosan bagi mahasiswa agar tidak merasa keberatan untuk skripsi.
“Nah kami sebenernya sudah mencoba untuk mencari beberapa terobosan. Salah satu yang kita lakukan di tahun lalu itu kan dengan sempro menghadirkan calon penguji skripsi, harapannya dengan sudah ketemu penguji berarti anak itu akan lebih terarah jadi nanti kalau sidang tidak dipermasalahkan lagi, tetapi itu ada kendala kayak calon pengujinya sibuk akhirnya kita ubah lagi. Sekarang gausah sempro, sempro itu hanya dengan pembimbing saja, ketika mahasiswa sudah approved bisa langsung research mau apa itu sudah boleh gitu kan, hanya saja kita memberlakukan kolokium dan itu tidak akan menghambat karena hanya sebagai mekanisme latihan anak-anak ketika presentasi. Sempat juga kita kepikiran wacana apa kita treat seperti mata kuliah, tapi itu belum masih wacana karena kan kita harus mengikuti pedoman akademik. Terus juga ada wacana apakah menulis jurnal sudah publish itu sudah bisa jadi pengganti skripsi itu juga masih wacana jadi so far memang masih menggunakan sistem yang sekarang.” tuturnya, Jumat (24/3).
Terkait isu skripsi 40 halaman, Bu Suyani menjelaskan bahwa hal tersebut masih dalam tahap pembukuan dan pihak prodi belum menerima panduan terbaru terkait pedoman penulisan skripsi.
“Sebenarnya itu masih dalam tahap pembukuan karena sampai sekarang pihak prodi belum menerima surat panduan, tetapi itu sudah perna dibahas di level rektorat tentang perubahan pedomah penulisan tugas akhir, tapi sampai sekarang kami belum menerima legal formalnya seperti apa kami belum menerima.” pungkasnya, Jumat (24/3).
Penulis: Ghoffar Machmud (GM)
Editor : Tim Redaksi LPM PRIMA FISIP

Filosofi Kaizen : Peraturan Satu Menit dalam Pengembangan Diri
Setiap orang memiliki keinginan untuk belajar agar dapat mengembangkan dirinya. Sebagai contoh, kamu ingin belajar bahasa asing atau kamu ingin belajar memainkan gitar, dan sebagainya. Akan tetapi, dari beberapa daftar yang ingin kamu pelajari, tidak ada yang berjalan dengan lancar karena kamu “malas” dan menunda - nunda pekerjaan yang ingin kamu lakukan. Disinilah filosofi Kaizen dapat kamu pakai.
Apa itu Kaizen?
Kaizen merupakan filosofi yang digunakan masyarakat Jepang agar lebih produktif. Istilah Kaizen (改善) berasal dari kata Kai (改) yang berarti perubahan dan Zen (善) bijaksana. Dengan begitu, Kaizen dapat dikatakan perubahan diri secara perlahan tapi terus menerus dan bijaksana.
“Kaizen is everyday improvement-every day is a challenge to find a better way of doing things. It needs tremendous self-discipline and commitment.” (Masaaki Imai, Founder of Kaizen Institute)
Prinsip dari Kaizen adalah melakukan perubahan baik itu dari kegiatan kecil ataupun besar, tetapi harus dilakukan secara berkala setiap hari dengan waktu yang sama. Dalam kebudayaan Jepang, Kaizen dikenal sebagai prinsip satu menit untuk pengembangan diri yang artinya prinsip yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu selama satu menit setiap hari di waktu yang sama. Bahkan untuk orang yang malas pasti bisa melakukan sesuatu untuk waktu satu menit tersebut. Tidak harus berjam-jam tapi kamu bisa melakukannya dari hal kecil yaitu satu menit. Apabila prinsip satu menit berhasil dilakukan dalam jangka panjang, nantinya kamu bisa menaikkan lagi menjadi lima menit, setelahnya kamu bisa jadikan 30 menit atau setelahnya lagi bisa satu jam dan seterusnya. Hal yang paling penting dalam prinsip Kaizen adalah proses dan effort yang dimiliki. Karena kemalasan disebabkan oleh ambisi yang kurang atau terbebani dengan proses yang berat. Dengan begitu, prinsip Kaizen sangat cocok untuk melawan kemalasan.
Menerapkan Kaizen dalam Kehidupan Sehari - hari
Terdapat lima langkah untuk menerapkan filososfi Kaizen dalam melawan kemalasan dan berhasil mengembangkan diri, antara lain :
- Menentukan apa yang akan dilakukan (plan/to-do-list)
Menentukan dan melakukan kegiatan-kegiatan yang ingin dilakukan dengan prinsip satu menit yang sebelumnya secara konsisten. Poin penting tahap ini adalah membentuk kegiatan yang konsisten dan mengubah pemikiran “perubahan itu susah dan butuh waktu lama” menjadi pemikiran “perubahan itu mudah” dengan menggunakan kegiatan kecil prinsip satu menit tadi.
- Membuat suasana nyaman
Membuat susana menjadi nyaman ketika melakukan kegiatan (good mood). Lingkungan juga dapat mempengaruhi proses kegiatan, tidak mungkin seseorang mau untuk melakukan sesuatu jika dipaksa atau dibawah tekanan. Membuat suasana nyaman bisa dilakukan seperti memutar musik, memainkan permainan kecil, atau kegiatan kecil yang bisa membuat suasana hati gembira sebelum melakukan kegiatan utama.
- Mempercayai proses (trust the process)
Prinsip satu menit ini mungkin terlihat cukup remeh karena waktu satu menit yang ditekankan ini. Akan tetapi, dari satu menit yang “konsisten” dapat menghasilkan proses yang diharapkan. Dengan percaya pada proses, memiliki pikiran positif dan percaya akan ada kemajuan, maka perlahan hal tersebut membuahkan hasil yang diperkirakan.
- Rayakan hasil (sense of victory)
Merayakan setiap keberhasilan kecil yang dilakukan. Dengan begitu, akan membentuk kepercayaan diri untuk berhasil, merasakan kemenangan dari kegiatan kecil. Melakukan self reward dengan usaha yang sudah dilakukan seperti contoh, berlibur ke tempat yang ingin dikunjungi, family time, membeli makanan atau barang yang disukai, atau yang lebih sederhana lagi yaitu memuji diri sendiri. Alhasil sense victory tadi membuat kita ketagihan untuk melakukan kegiatan lagi (pengembangan diri).
- Evaluasi
Seperti yang diketahui, evaluasi atau refleksi diri untuk kedepannya menjadi lebih baik. Bukan berarti proses yang dilakukan sudah sempurna, tetapi masih perlu ditingkatkan lagi agar membantu pengembangan diri menjadi lebih baik.
Lakukan prinsip Kaizen ini jika ingin melawan kemalasan dalam mengembangkan diri. Cukup memulai selama satu minggu dan lihat perkembangannya, apakah berhasil untuk dirimu?
Penulis: Abidah Sholsholat
Editor: Tim Redaksi LPM PRIMA FISIP
Refrensi:
http://kaizen-corp.com/philosophy
https://in.kaizen.com/blog/post/2016/07/19/a-japanese-technique-for-overcoming-laziness