Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, Kongres Ikatan Mahasiswa FISIP (IKMF) Minggu pagi diwarnai dengan protes BEM kepada BPM. Protes tersebut dilakukan karena berubahnya file tatib yang akan dibahas saat kongres. Setelah dipertanyakan ternyata file tatib yang seharusnya dibahas saat kongres telah raib (hilang), sehingga BEM menilai BPM telah menyalahi aturan karea telah merubah isi tatib atas inisiatifnya sendiri. Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FISIP, Wildan Rofi, mengaku setelah menemukan adanya beberapa perubahan redaksi di dalam tatib yang telah dibagikan pada peserta forum, akhirnya mengusulkan agar kongres ditunda.
“itukan disepakati oleh ormawa ormawa sebelumnya kan, pada kongres tahun 2018, nah ketika kita itu membentuk yang baru, dengan sendirinya, itu akan menciderai dari adanya konstitusi, tidak ada landasan oleh pihak penyelenggara itu untuk membuat tatib sendiri, itu nggak ada landasan seperti itu, yang bisa membentuk tatib itu adalah forum itu sendiri bukan oleh Badan Perwakilan Mahasiswa, jadi yang bisa membuat adalah forum, jadi ketika itu dibentuk dengan sendirinya maka itu sudah menyalahi konstitusi” paparnya
Wildanpun menilai persiapan kongres yang dilakukan oleh BPM belum maksimal, sebab tatib yang menjadi landasan forum untuk memulai jalannya sidang ternyata tidak ada. Oleh karena itu dirinya mengusulkan kongres ditunda dan akhirnya disepakati oleh seluruh forum, mengingat jika dilanjutkan justru akan melanggar aturan.
“hari ini bisa dikatakan konsiderat itu tidak ada, tatib itu tidak ada, file itu tidak ada, artinya berkas untuk melanjutnkan forum itu tidak ada, istilahnya gini, dipersidangan itu ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan kan, contohnya palu sidang tidak ada, ya tidak bisa dimulai, ya sama, tatib ini tidak ada, tidak bisa dimulai”
Sementara itu ketua BPM, Muhammad Lutfi, mengaku adanya keteledoran dari pihaknya dalam mempersiapkan file tatib kongres. Keputusan BPM untuk merubah redaksi secara sepihak disebabkan karena hilangnya file tatib terbaru dari laptop demisioner sekretaris umum BPM, yang pernah rusak. Diketahui file yang digunakan oleh BPM sebenarnya merupakan file KLB yang telah diedit oleh BPM. Pencarian file tatib tersebut sudah diupayakan oleh BPM, namun sayangnya hingga kongres berlangsung, tatib sidang terbaru masih belum ditemukan.
“ya ada sedikit keteledoran lah dari kami dari BPM memang kemarin kita juga sempat mencari tatib itu mulai pada saat kami terbentuk pada bulan November namun dari ketua umum yang lama itu juga tidak memiliki file tersebut, akhirnya kita juga diarahkan ke sekretaris umum, dan saya juga mengkonfirmasi itu ke sekretaris umum, sekretaris umum juga mengatakan tidak punya terkait dengan file tatib, malah saya dikasih file KLB, jadinya yah mungkin keawaman juga dari temen temen BPM, file itu kami rubah secara redaksi, tidak secara substansial, namun substansinya tetep sama, jadi ya ada misskom lah antara demisioner dan juga BPM yang baru ini”
Untuk mempersiapkan kongres selanjutnya, pihak BPM berencana akan mengadakan evaluasi bersama seluruh pengurus membahas mengenai permasalahan yang terjadi pada hari ini. Lutfi menambahkan, BPM akan mempersiapkan segala file yang dibutuhkan agar tidak ada lagi file yang keliru.
“Kami akan mengadakan evaluasi ya terkait dengan apa yang terjadi hari ini, ya untuk kedepannya kami coba maksimalkan, kami coba teteapkan dulu apa apa yang dibutuhkan nantinya agar tidak terulang kejadian yang sama”. [rkn]