Gie (2005)

Judul: Gie

Tahun: 2005

Sutradara: Riri Riza

Pemeran: Nicholas Saputra, Jonathan Mulia, Sita Nursanti 

Rating IMDB: 7.6/10

 

Film berjudul “Gie” adalah film biografi yang diadaptasi dari buku “Catatan Seorang Demonstran” karya Soe Hok Gie. Film yang diangkat dari kisah hidup Soe Hok Gie ini ditayangkan secara perdana pada tahun 2005.

Gie merupakan sebuah film yang menceritakan tentang kisah perjuangan seorang aktivis dan demonstran muda (Soe Hok Gie) yang melawan ketidakadilan untuk rakyat Indonesia pada masa Ir. Soekarno. Dengan pemikiran kritisnya terhadap politik, Gie seorang mahasiswa sastra Universitas Indonesia menggunakannya untuk memperjuangkan kesejahteraan rakyat Indonesia.

Di dalam isi film memperlihatkan tentang semua cerita Gie dari kecil hingga kematiannya di Gunung Semeru. Tidak hanya tentang biografi Gie, di dalam film juga memperlihatkan sejarah nyata kesengsaraan masyarakat Indonesia di tangan Ir. Soekarno. Berbagai hal seperti aktivis, demonstrasi, konflik, politik akan diperlihatkan di film itu.

Di luar dari kericuhan yang diceritakan, film ini juga menunjukkan tentang kisah cinta dari tokoh utama yaitu Gie. Film dibungkus rapi dengan berbagai karya puisi dari Gie sendiri. Hal ini membuat film terasa lebih hidup dan Indah. Hal ini menjadi kelebihan sendiri dari film ini dan cocok untuk seseorang yang menyukai sastra.

Film ini layak untuk ditonton karena film ini juga mendapatkan berbagai prestasi di dunia perfilman Indonesia. Film ini berhasil mendapatkan tiga penghargaan pada Festival Film Indonesia tahun 2005 melalui kategori Film Terbaik, Aktor Terbaik, dan Penata Sinematografi Terbaik.

Film ini cocok buat kalian terutama seorang mahasiswa yang sedang memperjuangkan kesejahteraan rakyat bawah. Dengan menonton film ini, mungkin anda bisa jadi akan termotivasi untuk belajar lebih tentang nilai kritis, aktivis dan demonstrasi. 

 

Penulis: Lio April Setiawan

Editor: Tim Redaksi LPM PRIMA FISIP

Flipped

Judul : Flipped

Tahun : 2010

Sutradara : Rob Reiner

Pemeran : Callan McAuliffe, Madeline Carroll, Anthony Edwards, John Mahoney, Rebecca De Mornay.

Genre : Komedi, Drama, Romance

Rating IMDB : 7,7

 

Film Flipped merupakan film yang diadaptasi dari novel dengan judul yang sama karangan Wendelin Van Draane. Film ini dibuat dengan latar tahun 1960-an, dimulai pada tahun 1957 ketika seorang anak kecil bernama Bryce Loski (Callan Mcauliffe) pindah ke rumah baru bersama keluarganya. Saat memindahkan barang, Bryce bertemu dengan Juli Baker (Madeline Carroll). Juli seketika menyukai Bryce, cinta pada pandangan pertama. Namun tidak dengan Bryce yang justru merasa tidak nyaman dengan pertemuan pertama mereka. Seketika itu Bryce berusaha mencari cara untuk menjauhi Juli, salah satu caranya yaitu dengan mengencani Shelly Stalls. 

Namun, hubungan Bryce dan Shelly tak bertahan lama, karena Shelly tak menyukai alasan Bryce mengajaknya kencan. Bermacam upaya dilakukan Bryce untuk menjauhi Juli, namun gagal karena mereka satu sekolah dan tinggal berdekatan. Pada tahun 1962, kakek dari bryce, Chet Duncan (John Mahoney), datang dan tinggal bersama keluarganya. Chet kemudian berkenalan dengan Juli dan menganggapnya sebagai gadis yang spesial.

Di sekitar perumahan tempat mereka tinggal terdapat pohon besar yang sangat dicintai oleh Juli, namun sayang pohon tersebut telah ditebang untuk dibangun sebuah rumah dan membuat Juli merasa sedih. Sempat terjadi permasalahan kecil ketika Juli mendengar obrolan Bryce yang menjelekkannya, sehingga membuat Juli marah. Juli kemudian mulai menjauhi Bryce, sehingga membuat Bryce merasa bersalah dan mulai membuka perasaan kepada Juli.

Film berdurasi 90 menit ini memberikan kisah cinta remaja yang ringan dan mampu mengikat penonton akan kisah asmara mereka berdua. Tidak adanya kisah percintaan yang begitu kompleks membuat film ini nyaman untuk dilihat dan mudah dinikmati. Tak hanya itu, yang menarik dari film ini yaitu bagaimana sang sutradara menyuguhkan film dari dua perspektif antara Bryce dan juga Juli sehingga kita sebagai penonton mudah untuk memahami alur film ini. Selain dari unsur film yang ditampilkan secara sederhana, soundtrack yang digunakan dalam film ini juga enak untuk didengar.

Kekurangan dari film ini mungkin dari kisahnya yang terbilang sangat sederhana, tidak ada plot twist yang menarik dan juga alur cerita yang terkesan datar-datar saja. Meski begitu film ini tetap mendapat banyak masukan yang positif dari penonton dan masuk dalam nominasi best comedy dalam Grownups Award.

 

Penulis : Ghoffar Machmud

Editor : Tim Redaksi LPM PRIMA FISIP

AMADEUS

Judul: Amadeus

Tahun: 1984

Sutradara: Miloš Forman 

Pemeran: Tom Hulce, F. Murray Abraham, Elizabeth Berridge, dll.

Genre: Drama, sejarah, seni klasik. 

Rating IMDb: 8.4/10

 

Film Amadeus dibuat berdasarkan buku karya Petter Shafer yang berjudul Amadeus. Film Amadeus adalah sebuah film yang menggambarkan biografi dari seorang komponis terkenal yaitu Wolfgang Amadeus Mozart (diperankan oleh Tom Hulce). Film ini memulai adegannya dengan sebuah teriakan seorang kakek tua yang mencoba membunuh dirinya sendiri di dalam sebuah kamar. Namun, usaha kakek tua untuk mencoba membunuh dirinya sendiri tidaklah berhasil dan kakek tua ini akhirnya dibawa ke suatu tempat. Tempat ini adalah sebuah penjara untuk menampung banyak orang-orang gila. 

Seorang kakek tua ini bernama Antonio Salieri (diperankan oleh oleh Murray Abraham). Antonio Salieri merupakan tesis utama dari film ini, tokoh ini adalah seorang komposer dari Italia yang sezaman dengan Mozart dan merasa iri dengan Mozart karena kesuksesan Mozart sebagai seorang Komposer. Terlepas dari sifat lemah dan irinya, Antonio Salieri memiliki rasa penyesalan karena menurutnya dia lah yang membunuh seniman terbaik itu. Film ini menceritakan masa lalu dan diceritakan dalam kilas balik oleh Saleri di akhir hidupnya. Curhatan dari Saleri menceritakan seluruh cerita di dalam film ini.  

Secara keseluruhan, isi film ini menampilkan berbagai instrumen yang dibuat oleh Mozart. Film juga menunjukkan berbagai macam budaya seni klasik seperti Teater Eropa yang sangat khas dengan drama-drama menariknya. Dengan latar belakang Vienna (Wina), Austria, film ini menjadi sangat cocok untuk seseorang yang benar-benar memiliki hobi pada seni dan tertarik dengan budaya Eropa. 

Amadeus membuktikan kesuksesannya dengan mendapatkan berbagai penghargaan di dunia perfilman. Penghargaan ini diantaranya adalah delapan Academy awards, empat BAFTA Awards, empat Golden Globe, dan juga mendapatkan sebuah penghargaan Director Guild of America (DGA). Meskipun termasuk film 90-an, pada tahun 2016 film ini berhasil mendapatkan banyak nominasi dalam kategori aktor terbaik. 

Kekurangan dari film ini adalah belum cukup dikenal oleh negara-negara barat termasuk negara kita, Indonesia. Sehingga akan sedikit sulit untuk mencari film ini dan mendapatkan penerjemahan bahasanya.   

Buat kalian yang sudah tertarik, yuk buruan nonton!

 

Penulis: Lio April Setiawan

Editor: Tim Redaksi LPM PRIMA FISIP

Onward

Judul : Onward

Tahun : 2020
Sutradara : Dan Scanlon

Produser : Kori Rae
Pemeran : Chris Pratt, Tom Holland

Genre : Petualangan, Fantasy, animasi

 

SINOPSIS

Berlatar di dunia fantasi modern, film ini berkisah tentang dua bersaudara Barley Lightfoot (Chris Patt) dan Ian Lightfoot (Tom Holland) yang menjalankan misi untuk menemukan kembali sisa-sisa keajaiban dunia.

Kisah dimulai saat Ian merayakan ulang tahunnya yang ke-16 dan mendapat hadiah spesial dari sang Ayah yang telah meninggal saat Lan belum dilahirkan. Sang Ayah memberikan tongkat ajaib disertai sepucuk surat dan batu pertama. Dalam pesan tersebut, tertulis sebuah mantra misterius yang dipercaya dapat mengembalikan sosok Ayah mereka selama 24 jam. Ini merupakan kesempatan dan hadiah terbaik bagi Ian.

Namun harapan tidak sesuai kenyataan, Ian dan Barley hanya berhasil mengembalikan setengah badan saja. Keduanya harus menjalankan sebuah misi spesial agar dapat mengembalikan sosok Ayah mereka seutuhnya. Ian dan Barley harus bekerja sama melalui berbagai rintangan yang akhirnya membawa mereka pada sebuah perjalanan yang tak terduga. Perjalanan Ian dan Barley penuh dengan canda dan cukup membawa emosi. Barley yang sembrono dan urakan serta Ian yang canggung, membuat petualangan mereka semakin seru.

Belum lagi saat Ian merasa bahwa kakaknya adalah seorang pecundang yang tidak bisa diandalkan. Sementara itu, Barley selalu beranggapan jika sang adik adalah segalanya bahkan dia rela melakukan apapun untuk keselamatan Ian. Onward adalah sebuah film keluarga yang menitikberatkan hubungan antara kakak dan adik, bagaimana keduanya memiliki pandangan masing-masing tentang sosok yang dirindukan dan cara membahagiakan orang terkasih.

Film yang disutradarai oleh Dan Scanlon ini juga ingin menunjukkan bahwa rasa peduli dan sayang pada saudara terkadang tidak diperlihatkan secara jelas. Namun ketika dibutuhkan, mereka akan berjuang dan berusaha untuk hadir walau dalam keadaan susah sekalipun. Kisah yang terdapat dalam film Onward bisa dibilang cukup unik dan belum pernah diangkat oleh Disney dan Pixar. Pasalnya, ide cerita tersebut merupakan pengalaman dari sang sutradara.

"Kisah ini terinspirasi dari cerita saya dengan saudara laki-laki saya dan hubungan dengan ayah kami yang telah meninggal saat saya berusia satu tahun. Kita semua pasti pernah merasa kehilangan, dan kesempatan untuk menghabiskan satu hari bersama orang yang telah meninggalkan kita tentunya merupakan sebuah impian yang tak ternilai harganya," kata Dan Scanlon melalui keterangan resminya beberapa waktu lalu.

 

KELEBIHAN

Pemilihan genre fantasi sangat pas untuk menggambarkan bagaimana keajaiban tersebut bisa terjadi. Karakter dari tokoh Ian dan Barley pun sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari, sehingga terasa begitu nyata. Onward juga menyuguhkan tontonan dengan gambar dan warna yang menyenangkan mata. Ada tawa, emosi dan air mata yang menemani perjalanan Ian dan Barley dalam menemukan keajaiban.

 

Penulis: Maulyda Putri Pangesti

Surat dari Praha

Judul: Surat dari Praha

Tahun: 2016

Sutradara: Angga Dwimas Sasongko 

Film berjudul “Surat dari Praha” adalah inspirasi dari kisah nyata pelajar Indonesia di Cekoslovakia karena perubahan situasi politik tahun 1966. Film ini dirilis pada 28 Januari 2016 dan memiliki durasi 94 menit. 

Surat dari Praha menceritakan tentang seorang gadis bernama Larasati yang diperankan oleh Julie Estelle. Larasati dalam kisah ini mendapatkan tugas untuk memenuhi wasiat ibunya yang bernama Sulastri. Pada awal kisah diperlihatkan bahwa hubungan Larasati dan Sulastri tidaklah baik, karena Larasati berfikir jika ibunya terlalu cuek kepadanya. Suatu ketika, ketika Sulastri sakit, Larasti meminta hak milik rumah dari ibunya.

Singkat cerita ketika Sulastri wafat, Sulastri memberikan sebuah kotak wasiat kepada Larasati. Kotak wasiat ini berisi surat-surat lama yang dimilikinya. Tugas Larasati adalah memberikan semua surat ini kepada seorang laki-laki bernama Jaya di Praha, Republik Ceko. Jaya diperankan oleh Tio Pakusadewo sebagai seorang pria tua yang dulunya merupakan seorang pelajar Indonesia yang tidak bisa pulang dikarenakan situasi politik pasca Gerakan 30 September. Jaya adalah mantan tunangan Sulastri, tetapi Jaya gagal memenuhi janji untuk pulang kembali ke Indonesia. Larasati beranggapan bahwa surat-surat ini adalah penyebab ketidak harmonisan antara dia dan ibunya.

Dalam film diperlihatkan perjuangan Larasati yang berangkat dari Indonesia ke Ceko untuk menemui Jaya. Adanya beberapa masalah yang dihadapi Larasati saat di Ceko membuat film ini semakin menarik. Film ini juga dibungkus oleh music karya Glen Fredly sebagai elemen utama cerita membuat film ini menjadi hidup. Di dalam film juga memperlihatkan latar belakang Benua Eropa dan Kota Praha yang indah.

Film Surat dari Praha ini membuktikan kesuksesannya dengan beberapa penghargaan yang didapatkan. Sama hal nya film karya Angga sebelumnya, film ini mendapatkan berbagai penghargaan yang luar bisa, seperti Indonesian Movies Actors Award yang dimenangkan oleh Julie Estelle sebagai pemeran utama wanita terfavorit 2016 dan Piala Maya untuk Tata Musik Terpilih 2016. Surat dari Praha juga berpartisipasi di Oscar 2017 untuk kategori Best Foreign Language. 

Surat dari Praha tidak hanya menceritakan tentang kisah cinta terbaik dalam sejarah film Indonesia, tetapi banyak pesan dari surat-surat yang ada di film tersebut yang ditujukan kepada bangsa Indonesia untuk mengetahui dan merasakan bagaimana negara ketidakpedulian pada para Eksil yang terangsingkan karena persitiwa politik tahun 1965 tersebut. Film ini mengajarkan kita untuk berdama dengan diri sendiri dan mencoba untuk melupakan apa yang terjadi di masa lalu.

Film ini sangat layak untuk menjadi pilihan film mingguan kalian untuk kalian yang mungkin bermimpi bisa pergi ke Benua Eropa dan melihat keindahan kota Praha di Republik Ceko. Film ini memberikan inspirasi sendiri terhadap penonton, baik dari segi cinta maupun pendidikan.

Penulis : Lio April Setiawan

Editor   : Tim Redaksi LPM PRIMA FISIP 

Kill Boksoon

Judul: Kill Boksoon

Tahun: 2023

Director: Byun Sung-hyun

Perusahaan Produksi: Seed film, Ssiat film

Pemeran: Jeon do-yeon, Sol Kyung-gu, Kim Si-a, Lee jae-wook, Esom, Koo Kyo-hwan

Genre: action, thriller, drama

SINOPSIS

   Film ini berkisah tentang Gil Boksoon (Jeon Do Yeon) yang menjalani kehidupannya sebagai pembunuh bayaran legendaris. Tidak hanya itu, ternyata Boksoon mempunyai sisi kehidupan lain yaitu sebagai seorang ibu. Dalam film ini kita bisa melihat bagaimana Boksoon berusaha untuk menyeimbangkan kondisinya yang berkerja sebagai pembunuh bayaran dan juga sebagai seorang ibu yang berusaha membantu menyelesaikan masalah anaknya.

   Boksoon merupakan pembunuh bayaran yang bergabung dengan suatu perusahaan bernama MK ent. MK di ketuai oleh Cha Min Kyu (Sol-Kyung-gu) dan juga adiknya yang tidak menyukai Boksoon bernama Cha Min-hee (Esom). Saat Boksoon memutuskan untuk keluar dari perusahaan dan berhenti bekerja sebagai pembunuh bayaran, untuk mendekatkan dirinya kepada putrinya, ternyata pihak MK tidak setuju. Hal ini dikarenakan MK mempunyai beberapa peraturan yang mengikat dan harus dipatuhi anggota-anggotanya. Disini lah kita dapat melihat keseruan Boksoon bertarung dengan pihak MK ent.

KELEBIHAN

   Film ini memiliki alur cerita yang seru. Mempunyai unsur action yang bagus dan juga dilengkapi dengan sisi humanis Boksoon kepada anaknya. Alur cerita yang tidak membingungkan juga menjadi nilai tambah di dalam film ini. Film ini berhasil memuncaki top 10 Global Netflix dalam kurun waktu 3 hari setelah perilisannya. Kill Boksoon berhasil menempati posisi pertama pada Top 10 Global Netflix (non-inggris) termasuk di Hong Kong, Taiwan, Korea Selatan, Vietnam dan negara-negara lain.

KEKURANGAN

   Hanya sedikit kekurangan yang dapat dilihat di dalam film ini. Kekurangan yang paling menonjol adalah ada beberapa plot dan tindakan di film tersebut yang belum digambarkan lebih jelas, mungkin hal itu akan menyebabkan beberapa penonton bingung. Tidak hanya itu kekurangan lainnya adalah pertarungan Boksoon dengan Cha Min Kyu, yang dianggap anti klimaks dan kurang mengeksplore unsur actionnya.

SARAN

   Film ini seru jika ditonton bersama teman-teman. Unsur action dan drama di dalam film ini akan membuat penonton terhibur. Film ini kurang cocok ditonton oleh anak di bawah umur dikarenakan adanya unsur atau plot dewasa di dalam film ini. Pecinta film John Wick pasti juga akan menyukai film ini, karena memang keduanya mempunyai garis alur cerita yang mirip.

 

Penulis: Muhammad Rayhan

Enola Holmes

Judul : Enola Holmes

Tahun : 2020
Sutradara : Harry Bradbeer

Produser : Mary Parent, Alex Gracia, Millie Bobby Brown, Paige Brown
Pemeran : Millie Bobby Brown (Enola Holmes), Henry Cavill (Sherlock Holmes), Sam Claflin (Mycroft Holmes)

Genre : Misteri, petualangan, crime

Sinopsis

Enola Holmes merupakan film adaptasi dari sebuah novel dengan judul yang sama karya Nancy Springer. Film ini menceritakan seorang remaja perempuan yang cerdik bernama Enola Holmes, tidak lain adalah adik dari detektif terkenal Sherlok Holmes. Enola hidup berdua dengan Ibunya, Eudoria Holmes. Sedangkan kedua kakaknya, Sherlock dan Mycroft Holmes telah memiliki kehidupan dan pekerjaan mereka sendiri di London. 

Enola juga memiliki kecerdasan dan kemampuan bela diri yang baik, ini berkat Ibunya yang mendidik Enola untuk membaca seluruh buku di perpustakaan rumah mereka. Enola juga diajari sains, bela diri, olahraga, serta permainan teka-teki kata. Hal ini berbeda dengan didikan remaja perempuan lainnya pada kala itu, dimana latar film ini merupakan Inggris pada tahun 1880-an.

Pagi saat ulang tahunnya yang ke-16, ibunya menghilang tanpa memberikan ‘jejak’ apapun. Ditengah kebingungan Enola, kedua kakaknya pulang dan justru memberikan beban tambahan bagi Enola karena Mycroft memaksanya untuk masuk ke sekolah asrama perempuan milik Miss Harrison.

Di tengah kepanikan yang melandanya, Enola memilih untuk kabur dari rumah untuk mencari ibunya. Ia hanya berbekal ilmu dan keberanian yang ia miliki. Enola juga mulai mencari ‘petunjuk tersembunyi’ dari sang ibu. Di tengah perjalanan, Enola bertemu dengan seorang pria bangsawan bernama Tewkesbury yang sedang melakukan pelarian juga, dan hidupnya sedang berada dalam masalah serius. Akankah Enola melanjutkan pencariannya dalam mencari Ibunya? Atau membantu Tewkesbury untuk menyelamatkan diri?

 

Kelebihan

Bagi kalian yang suka dengan tontonan bergenre detektif pasti akan menyukai film ini. Film ini juga menggambarkan bagaimana posisi wanita pada masa itu, dimana patriarki masih sangat dijunjung tinggi. Film ini fresh dan memberikan sajian sinematografi yang mempesona. Instrumental-instrumental yang dimainkan dalam beberapa scene memberikan perasaan yang seakan ikut masuk dalam film ini.

 

Kekurangan

Film ini memiliki pembahasan yang sedikit berat dengan memasukkan unsur politik di dalamnya, sehingga bagi yang suka dengan film ringan mungkin akan sedikit kebingungan.

 

Penulis : Maulyda Putri Pangesti (MPP)

COCO

Judul: Coco

Tahun: 2017

Sutradara: Lee Unkrich dan Adrian Molina

Produser: Darla K. Anderson

Pemeran Suara: Anthony Gonzalez (Miguel), Gael Garcia Bernal (Hector), Benjamin Bratt (Ernesto De La Cruz)

Genre:  Petualangan, komedi, musical, animation, mystery

 

SINOPSIS

   Film ini menceritakan mengenai Miguel (Anthony Gonzalez) yang sangat menyukai musik, dan dia bermimpi menjadi seorang musisi. Sayangnya keinginannya ini dikekang oleh keluarganya. Keluarga Miguel adalah keluarga pengerajin sepatu. Hal ini disebabkan karena ayah Coco yang seorang musisi, rela meninggalkan keluarganya demi menggapai impiannya. Saat itulah keluarga Miguel mulai membenci musik. Gitar Coco pun juga di hancurkan oleh neneknya saat Miguel ketahuan memainkannya. Satu-satunya orang yang mengerti impiannya dan mau mendengarkan Miguel adalah nenek buyutnya bernama Coco (Ana Ofelia).

   Saat sedang ada perayaan di De Los Muertos, yaitu sebuah perayaan untuk mengingat dan menghormati anggota keluarga yang sudah tiada. Dalam acara itu terdapat kompetisi menjadi musisi, disitulah Miguel memutuskan untuk mencari peluangnya menjadi musisi. Sayangnya untuk mengikuti kompetisi tersebut Miguel harus mempunyai alat musik, namun alat musiknya sudah dihancurkan oleh neneknya. 

   Saat itu Miguel tidak menyerah dan memutuskan mencuri gitar milik Ernesto De La Cruz (Benjamin Bratt) di makamnya. Ernesto merupakan seorang legenda musisi di kota tempat Miguel tinggal dan memang Miguel sangat mengidolakannya, sayangnya Ernesto sudah lama meninggal dunia. Saat Miguel berhasil menemukan gitar milik Ernesto dan memainkannya. Miguel masuk ke dunia baru.

   Saat memainkan gitar milik Ernesto, Miguel masuk ke dunia kematian. Disana lah Miguel bertemu dengan anggota-anggota keluarganya yang sudah meninggal. Di dunia kematian juga Miguel mempelajari seberapa pentingnya keluarga. Miguel dengan dibantu oleh anggota-anggota keluarganya juga akan memecahkan misteri di dunia kematian. Akankah Miguel bisa kembali kedunia nyata? Apakah yang akan terjadi pada keluarganya dan bagaimana impiannya menjadi musisi? Pertanyaan-pertanyaan tersebut akan terjawab ketika kita menonton film ini.

 

KELEBIHAN

   Banyak kelebihan yang bisa kita dapati dari film ini. Film Coco ini mempunyai alur yang mudah di pahami dan tidak berbelit. Film ini juga mempunyai nilai-nilai yang sangat baik, contohnya pentingnya keluarga, kewajiban kita menjaga nilai-nilai tradisi, seberapa penting mengejar mimpi, dan lain-lain. Lagu-lagu Meksiko di dalam film ini juga menarik minat para penonton. Film ini juga mendapat banyak penghargaan, contohnya Academy Award untuk film animasi terbaik (2018), Annie Award untuk film animasi terbaik (2018), BAFTA Award untuk film animasi terbaik (2018), dan lain-lain.

 

KEKURANGAN

   Kekurangan dalam film ini hanya sedikit. Film ini sering melontarkan diksi atau istilah berbahasa Meksiko, tapi tidak dijelaskan mengenai arti dari istilah-istilah tersebut. Salah satu yang dianggap menjadi kekurangan dari film Coco ini bagi banyak orang adalah terdapat film animasi frozen di awal film Coco. Hal ini dianggap sangat tidak dibutuhkan, karena memang penonton datang untuk menonton film Coco, bukan menonton film Frozen.

 

SARAN

   Film ini merupakan film yang mengajarkan kita banyak nilai kehidupan. Film ini juga meraih banyak penghargaan. Film ini sangat cocok untuk ditonton bersama keluarga, selain itu film ini juga cocok untuk ditonton bagi mereka yang ingin mengejar impiannya namun dikekang oleh orang sekitar atau keluarganya.

 

Penulis: Muhammad Rayhan

Memoirs Of A Geisha

Judul : Memoirs of A Geisha

Tahun Rilis : 2005

Sutradara : Rob Marshall

Diadaptasi dari novel dengan judul yang sama karya : Arthur Golden

Tahun : 1997

 

Film berjudul “Memoirs Of A Geisha” adalah sebuah film kontroversial yang dirilis pada tahun 2005 silam. Film ini diadaptasi dari novel dengan judul yang sama yang dirilis pada tahun 1997 oleh penulis Amerika bernama Arthur Golden. Mengapa film ini dinilai kontroversial pada masanya?

Pada dasarnya, film ini menceritakan tentang kisah percintaan dan kehidupan seorang Geisha yang berlatar di Jepang pada masa sebelum dan saat perang dunia II berlangsung. Film ini dibintangi oleh deretan aktris Asia ternama seperti Michelle Yeoh, yang menjadi pemenang dari kategori “Best Actress” pada ajang penghargaan film Oscar 2023, dan Ziyi Zhang yang berperan sebagai tokoh utama pada film ini yaitu Nitta Sayuri.

Di dalam film ini, Diceritakan tentang Sayuri kecil dan kakaknya yang dijual oleh kedua orangtuanya sendiri kepada salah satu Okiya, atau rumah penampungan calon Geisha di kota besar. Di sana, Sayuri kecil yang sedang menangis di atas jembatan bertemu dengan seorang pria bernama Ken Iwamura, yang merupakan salah satu pebisnis terkenal di kota itu. Dia memberikan Sayuri semangkok es serut dan sebuah sapu tangan untuk menghiburnya. Di tengah-tengah keputusasaan dan kehidupannya yang mulai hancur lebur, Sayuri menemukan kembali tujuan hidupnya. Dia berjanji kepada dirinya sendiri untuk menjadi seorang Geisha yang paling terpandang di kota itu agar dia dapat bertemu dengan kembali dengan Ken Iwamura.

Kontroversi dari film ini sendiri muncul akibat penilaian dari sebagian orang yang beranggapan bahwa banyak naskah dari film ini yang mengandung persepsi yang salah terhadap Geisha. Menurut kebudayaan Jepang sendiri, Geisha merupakan wanita penghibur profesional yang mempunyai keahlian khusus dalam bernyayi, menari, menjamu tamu dan melakukkan upacara minum teh khas Jepang. Lain halnya di dalam film ini, Geisha digambarkan seperti pekerja prostitusi dengan riasan yang unik dan balutan kimono.

Hal lain yang sangat disayangkan dari film ini adalah pemilihan aktor dan aktris yang kebanyakan tidak berdarah Jepang. Bahkan, ketiga pemeran utama dalam film ini adalah Aktris berdarah China. China sendiri memiliki sejarah kelam yang berkaitan dengan Jepang pada masa Perang Dunia II. Oleh karena itu, film ini dilarang tayang pada negara tersebut.

Di luar dari semua kontroversi yang menimpa film ini, dapat diakui bahwa akting dari aktor dan aktris patut diapresiasi. Pengambilan adegan dalam film ini juga sangat memanjakan mata dan dapat membawa kita ke dalam suasana abad 19. Sejauh ini, film ini cukup bagus dan cocok untuk ditonton oleh audiens dengan umur 17 tahun keatas yang menyukai drama dan ingin mempelajari budaya Jepang.


Penulis: Alisha Dyah Shafira

3 Idiots

Judul: 3 Idiots

Tahun: 2009

Sutradara: Vidhu Vinod Chopra

Penulis cerita: Rajkumar Hirani, Abhijat Joshi

Pemeran: Aamir Khan, R. Madhavan ,Sharman Joshi, Kareena Kapoor, dan Boman Irani. 

Genre: komedi, romansa, persahabatan, dan perjuangan. 

 

SINOPSIS 

   Film ini menceritakan mengenai kehidupan mahasiswa Imperial College Of Engineering (ICE). Film ini lebih memfokuskan menceritakan mengenai kehidupan anggota 3 idiots yaitu Rancho Shamaldas Chanchad (Aamir Khan), Farhan Qureshi (Madhavan), dan Raju Rastogi (Sharman Joshi) di ICE.

   Film ini juga menceritakan mengenai rektor ICE yang dikenal kejam dan terlalu tegas bernama Dr. Virus Sahastrabuddhe (Boman irani). Di film ini 3 idiots berusaha melawan sistem pendidikan yang dibuat oleh Dr. Virus yang telah memakan korban mahasiswa. Beberapa mahasiswa memutuskan bunuh diri akibat sulit dan beratnya sistem yang di buat oleh Dr.Virus.

   Tidak hanya itu, film ini juga menceritakan kisah cinta antara Rancho dengan Pia Sahastrabuddhe (Kareena Kapoor). Rancho dan Pia harus memperjuangkan cinta mereka, karena ternyata Pia adalah anak dari Dr. Virus. Pia melewati banyak rintangan untuk akhirnya bersatu dengan Rancho pujaan hatinya.

   Unsur persahabatan dan kekeluargaan juga hadir di film ini. Seperti keluarga Farhan yang awalnya mengekang impiannya menjadi fotografer dan mengirimnya ke sekolah engineering. Tidak hanya itu, di film ini kita juga diberikan arti dari persahabatan yang sebenarnya, melalui waktu, pengorbanan, dan perjuangan yang dilakukan bersama oleh 3 idiots.

 

KELEBIHAN

   Film ini merupakan salah satu film terbaik. Film ini  menerima beberapa penghargaan, contohnya penghargaan Filmfare kategori dialog terbaik tahun 2010, penghargaan Filmfare kategori film terbaik tahun 2010, dan masih banyak lagi. Kisah yang mengajarkan kita banyak hal mengenai realita kehidupan menjadi kelebihan yang tidak bisa di pungkiri dari film ini.  Unsur-unsur komedi yang lucu tapi tidak berlebihan juga menjadi nilai positif dalam film ini.

 

KEKURANGAN

   Kekurangan yang paling terlihat oleh penulis adalah alur maju mundur yang sedikit  membuat bingung penonton. Film ini menceritakan kisah di masa depan dan juga masa lalu, maka penonton perlu memperhatikan setiap adegan dengan teliti agar tidak kebingungan dengan latar waktu dalam film ini. Selain hal tersebut, penulis merasa tidak ada kekurangan yang signifikan dari film ini.

 

SARAN

   Film ini cocok untuk ditonton oleh mahasiswa yang masih bingung dengan pilihan karir untuk masa depan. Film ini juga seru untuk di tonton bersama keluarga dan juga teman-teman. Banyak pemeran dan aktor/aktris ternama dan populer, juga menjadi salah satu daya tarik film 3 idiots.

 

Penulis: Muhammad Rayhan 

 

State of Play (2009)

Judul : State of Play

Tahun : 2009

Genre : Thriller, Drama

Sutradara : Kevin Macdonald

 

State of Play merupakan salah satu film bertema politik yang disutradarai oleh Kevin Macdonald. Konon katanya film State of Play ini merupakan adaptasi dari serial TV yang ditayangkan di Inggris dengan judul yang sama "State of Play (2003)" dan terdiri dari enam episode. Film State of Play dibintangi oleh nama-nama besar Hollywood, seperti Russel Crowe, Ben Affleck, Rachel McAdams dan nama besar lainnya. Film ini rilis pada Tahun 2009, walaupun telah rilis 14 tahun yang lalu, namun film ini masih relevan karena mengungkap sisi lain dari dunia politik yang mana mengenai penyelidikan oleh beberapa orang jurnalis atas pembunuhan seorang wanita bernama Sonia Baker. Setelah dilakukan identifikasi, ternyata Sonia Baker merupakan seorang peneliti utama pada audiensi PointCorp dan anggota staff dari Stephen Collins, yang mana tanpa diduga pula bahwa Sonia Baker sebagai selingkuhan dari Stephen Collins. Stephen Collins sendiri merupakan anggota kongres di Amerika Serikat.

Film ini dimulai dengan penembakan yang dilakukan oleh pria berjas hitam dan membawa sebuah koper jinjing terhadap perampok bernama Deshaun Stagg hingga tewas di tempat. Penembakan tersebut diketahui oleh pria pengantar pizza yang membawa sepeda dan diketahui bernama Vernon Sando, namun pria tersebut juga menjadi korban penembakan kedua oleh pria pembawa koper hingga koma di rumah sakit. Pada hari berikutnya, Sonia Baker dinyatakan tewas dalam kecelakaan di Metro pagi hari yang diduga melakukan aksi bunuh diri, dimana identitas nya teridentifikasi berdasarkan lencana staff yang dikenakan olehnya. 

Saat Kongres Kontraktor Keamanan Swasta PointCorp, Stephen Collins menyampaikan belasungkawa atas kematian Sonia Baker dengan meneteskan air mata. Sontak hal ini membuat khalayak pers memunculkan sebuah spekulasi bahwasannya Stephen Collins dan Sonia Baker memiliki hubungan istimewa. Disisi lain, tepatnya pada Kantor The Washington Globe, seorang jurnalis Cal McAffrey yang merupakan teman lama Stephen Collins sedang mendiskusikan terkait hal tersebut dengan Della Frye, seorang reporter baru dan seorang penulis di Capitol Hill blog. Berawal dari Stephen Collins yang meminta bantuan langsung dengan mendatangi tempat tinggal Cal McAffrey, serta dengan rasa bersalah Cal McAffrey yang telah berselingkuh dengan istri Stephen Collins, akhirnya Cal McAffrey membantu menguak kematian Sonia Baker. Penyelidikan ini dimulai ketika Cal McAffrey menyelidiki mengenai kasus pembunuhan Deshaun Stagg, ia kemudian menemukan fakta yang baru bahwasannya Sonia Baker dan Deshaun Stagg memiliki hubungan. Saat melakukan penyelidikan, Cal pun menduga bahwasannya PointCorp memiliki hubungan dengan sang penembak dimana menurutnya penembak tersebut memiliki latar belakang seorang militer bahkan pasukan khusus. Hal ini dilihat melalui cara ia menembak 2 korban pada saat itu dan PointCorp sendiri pada dasarnya didirikan serta dikelola oleh 100% mantan militer. Sehingga, kedua hal tersebut dirasa memiliki hubungan yang tidak bisa diabaikan. 

Film State of Play ini yang kemudian menceritakan penyelidikan oleh Cal McAffrey dan Della Frye mengenai kematian Sonia Baker, yang tanpa disangka membuka kasus-kasus besar yang melibatkan berbagai pihak militer di Amerika Serikat. Disisi lain, film ini akan terasa membosankan bagi sebagian orang yang tidak menyukai film yang bernuansa politik. Akan tetapi, film ini mampu membawa penonton terhanyut dalam ceritanya, dimana film ini memiliki alur yang cukup menegangkan dan memiliki plot twist yang begitu menarik. Ending yang tanpa diduga pula membuat film ini sangat direkomendasikan untuk ditonton. Sebagai seorang jurnalis atau yang ingin terjun dalam dunia jurnalistik, film ini harus menjadi salah satu list film yang harus ditonton. Melalui film State of Play dapat dilihat bahwa kredibilitas seorang jurnalis telah diterapkan oleh Cal McAffrey, seorang wartawan dari Washington Globe. Cal McAffrey telah mengungkap kematian Sonia Baker berdasarkan data, fakta dan berdasarkan kebenaran yang sesungguhnya dalam menulis artikel serta mampu menguak kronologi sesungguhnya dibalik Kematian Sonia Baker.

 

Penulis: Sherly Ananda C. (SAC)

 

Schindler’s List

Judul: Schindler’s List

Tahun Rilis : 1993

Sutradara: Steven Spielberg

 

Film Schindler’s List adalah sebuah film semi dokumenter yang menceritakan tentang kekejaman Holocaust pada era Nazi Jerman. Seperti yang sudah kalian tau, Holocaust adalah sebuah genosida yang terjadi di hampir seluruh Eropa pada saat itu. Genosida ini menyebabkan lebih dari 6 juta umat Yahudi tewas di bawah tengan Nazi. Film Schindler’s List sendiri diambil dari novel karya Thomas Kenelly yang berjudul Schindler’s Ark dan dibintang utamai oleh Liam Nesson sebagai Oskar Nesson Schindler.

Oskar Nesson Schindler adalah seorang pengusaha kaya raya berdarah Jerman yang berasal dari Cekoslovakia. Dari Cekoslovakia, Schindler berpindah ke Polandia untuk mendirikan sebuah pabrik besi yang bisa memproduksi berbagai alat dapur. Seperti layaknya seorang pengusaha kaya, perilaku Schindler pada awal cerita di tampilkan dengan seseorang yang mempunyai sifat licik dan mata keranjang. Di awal adegan juga menampilkan sifat spesial Schindler yang bisa memanipulasi orang-orang Jerman dengan uang kekayaannya. Akhirnya, Schindler bisa memasuki dan membuat relasi dengan petinggi-petinggi Nazi untuk mulai membanun pabriknya. 

Kesedihan film ini akan dimulai setelah adegan di mana diperlihatkan kesengsaraan umat Yahudi di Polandia. Polandia pada waktu itu sudah mulai diduduki oleh Jerman. Jerman sengaja menduduki Polandia dengan salah satu tujuan untuk membinasakan seluruh umat Yahudi yang ada di Polandia. Dengan Populasi umat Yahudi yang sangat banyak, Jerman akhirnya memberlakukan sistem kerja paksa terhadap umat Yahudi tersebut. 

Pada salah satu adegan di tampilkan dimana penyiksaan terhadap umat Yahudi oleh Jerman dilakukan. Adegan-adegan tersebut, benar-benar bisa di rasakan oleh penonton melalui raut muka dari pemain-pemain umat Yahudi tersebut. Banyak adegan mengerikan dan menyedihkan dalam film ini. Ditambah dengan latar belakang film yang hitam-putih, ini membuat film ini seolah olah menjadi film dokumenter nyata yang benar pernah terjadi. 

Schindler yang mengetahui tentang perbudakan yang dilakukan oleh Nazi, dia akhirnya memanfaatkan kejadian ini. Dia juga ikut mencoba mengambil keuntungan dari Genosida ini. Schindler menemui seorang umat Yahudi Bernama Itzhak Stern. Stern diperani oleh Ben Kingsley sebagai seorang akuntan dari Yahudi yang ingin menyelamatkan teman-teman Yahudinya dari Nazi Jerman.  Perjanjian dilakukan, Schindler ingin orang-orang Yahudi tersebut didaftar dan dipekerjakan sebagai buruh pabrik Schindler dengan paksaan kerja keras dan upah yang sedikit. Sebaliknya, orang-orang Yahudi yang sudah di bawah Schindler ini akan selamat dari gelapnya genosida yang dilakukan oleh Nazi Jerman. Sesuai dengan perjanjian bisnis tersebut, bisnis Schindler berjalan dengan sangat baik di Polandia. 

Karena tidak semua orang-orang Yahudi bekerja di pabrik Schindler, banyak orang Yahudi yang akhirnya mati di tangan Nazi Jerman. Nazi Jerman terus melakukan penyiksaan dan pembinasaan terhadap umat Yahudi ini. Dalam film tersebut benar-benar sangat diperlihatkan adegan keji yang dilakukan oleh Nazi. Dimulai dengan penembakan, penganiayaan, adegan telanjang, dan hal-hal keji lainnya yang menjadikan umat Yahudi ini seperti kumpulan binatang yang dibinasakan secara massal. Orang Yahudi yang masih kuat untuk bekerja akan dipekerjakan, dan yang lemah akan di tembak mati. Dan sampailah pada adegan menjijikan dan sadis ini terjadi di depan pengusaha Cekoslovakia tersebut. Schindler yang tadinya tidak peduli atas pembantaian ini, hati schindler pun tiba-tiba seolah-olah tergerak untuk menyelamatkan umat Yahudi ini. Dalam suatu adegan diperlihatkan seorang gadis kecil dengan baju merah yang berjalan kaki di tengah-tengah pembantain terjadi, adegan ini benar-benar sangat menusuk hati. Jika kalian menyadari, film ini yang tadinya adalah hitam putih, dalam scene tersebut hanya anak ini yang memiliki warna merah pada bajunya, ini diasumsikan sebagai kehidupan yang penuh warna dan harapan. 

Film ini benar-benar sangat bagus untuk ditonton jika anda menyukai film sejarah, khususnya tentang sejarah Nazi Jerman. Dengan sinematografinya yang bagus anda seolah-olah akan dibawa masuk kedalam kejadian tersebut.  Film tersebut juga pernah menjuarai 7 Piala Oscar pada tahun 1944. Namun dengan cerita dan kualitas filmnya yang sangat baik, film ini juga pernah dilarang untuk tayang di beberapa negara karena terlalu sensitif yang berkaitan dengan agama dan politik. 

 

Penulis: Lio April Setiawan

 

Penyalin Cahaya

Judul: Penyalin Cahaya

Produser: Adi Ekatama Ajish Dibyo

Sutradara: Wregas Bhanuteja

Pemain: Shenina Cinnamon, Chicco Kurniawan, Lutesha, Jerome Kurnia, Dea Panendra, dan Giulio Parengkuan.

Penulis Naskah: Henricus Pria dan Wregas Bhanuteja

Produksi Film: Rekata Studio dan Kaninga Pictures

Film Penyalin Cahaya merupakan salah satu film yang memenangkan 12 penghargaan di Festival Film Indonesia (FFI) tahun 2021 dengan berbagai kategori. Film ini menceritakan tentang fenomena yang terjadi di masyarakat, yaitu tentang kekerasan seksual. Gambaran di dalam film ini merupakan gambaran dari bentuk perjuangan para korban dalam menghadapi dampak dari kekerasan seksual, seperti kehilangan harapan, merasa ketakutan, dan kehilangan kepercayaan dirinya. 

Di Awal film ini kita akan diperlihatkan dengan pertunjukan kelompok teater dari kelompok teater matahari yang sedang berlomba. Kemenangan perlombaan teater ini menjadi awal perjalanan panjang dalam film ini. Suryani sebagai tokoh utama adalah seorang mahasiswi tingkat pertama yang sedang memperjuangkan beasiswa yang terpaksa dihapus oleh pihak beasiswa yang disebabkan foto-foto Suryani yang sedang mabuk tersebar. Demi mendapatkan beasiswa tersebut kembali, Suryani harus memberikan bukti bahwa semua rumor yang beredar itu salah karena merasa dirinya dijebak. Dalam mengumpulkan bukti tersebut Suryani dan Amin, sahabatnya  melakukan investigasi dengan berbagai lika-liku yang panjang melalui berbagai hal yang terjadi di hidup beberapa hari kebelakang. Konflik ini tidak hanya mengenai Sur dan beasiswanya, tetapi juga konflik keluarga dan anggota team teaternya.

Puncak konflik di film ini adalah saat pelaku kekerasan seksual ditemukan dan ternyata korban dari kekerasan seksual ini bukan hanya Suryani saja, tetapi juga beberapa anggota teater matahari. Suryani dan teman-teman lainnya berusaha untuk mendapatkan keadilan. Namun, hal yang diharapkan tidak semudah itu, banyak pihak-pihak yang memilih untuk menutup keadilan tersebut. Perjuangan Suryani dan semua korban dari pelaku kekerasan seksual di film ini merupakan gambaran nyata yang terjadi di masyarakat. Yang mana apabila pelaku memiliki kekuasan yang jauh lebih tinggi maka akan dengan mudah mengubah fakta yang ada.

Film sepanjang dua jam ini tidak akan membuat para penonton merasa bosan. Hal ini dikarenakan sepanjang film kita akan dibawa oleh emosi dari film ini. Bertanya-tanya hal apa yang akan terjadi selanjutnya. Selain itu, Film ini dibintangi dengan banyak wajah baru dalam dunia perfilman di Indonesia dengan kualitas akting yang tidak kalah jauh dengan aktor dan aktris senior. Diharapkan akan semakin banyak film-film di Indonesia yang menggambar kehidupan nyata di masyarakat, sehingga masyarakat di Indonesia dapat mengambil nilai moral dan belajar melalui setiap adegan dalam film. (Anggun Administrasi Negara 2020)

The Platform

Genre: Sci-Fi/Thriller

Sutradara: Galder Gaztelu-Urrutia

Tahun: 2019

Film Spanyol besutan sutradara Galder yang ditayangkan pada platform Netflix ini memberikan gambaran pada penonton akan perjuangan tahanan yang terjadi pada setiap level. Dimana pada realitanya hal seperti ini merupakan gambaran dari kondisi yang terjadi di dunia nyata. Film yang sarat akan kekejian dan perebutan makanan oleh penghuni tahanan, menyiratkan dengan jelas bahwa terdapat kesenjangan sosial yang terjadi, baik pada penjara tersebut ataupun pada masyarakat.

Film ini dimulai dengan sebuah proses yang berjalan pada level 0, dimana orang-orang pada bagian tersebut merupakan gambaran akan sistem yang mengatur dan memiliki privilege terbesar akan apa yang terjadi pada level dibawahnya. Pada film, level inilah yang nantinya akan menentukan dan memberikan makan apa pada tahanan di bawah. Hal-hal yang berjalan secara terorganisir, perfeksionis, dan terstruktur pada level ini, merupakan suatu hal yang kontradiktif dengan keadaan yang didapati para tahanan. Dimana pada setiap Ievel yang bertambah turun, bertambah pula kesensaraan dan keputusasaan yang dirasakan oleh mereka.

Berbagai kejadian keji bermula dari seorang tokoh bernama Goreng, yang merupakan tokoh utama pada film ini. Goreng yang merupakan seorang tahanan, masuk secara sukarela demi mendapatkan sertifikasi diploma yang akan didapat ketika ia keluar dari penjara nantinya. Seiring dengan berjalannya waktu, timbul adanya kesadaran akan perjuangan dan perlawanan sistem yang harus dilakukan bersama oleh setiap tahanan. Hal ini didapati Goreng setelah melihat dan mendapati berbagai sisi liar manusia pada setiap level yang akan terus turun.

Berbagai kengerian tergambarkan secara vulgar dari setiap scene yang terjadi pada film. Dimana mimbar yang membawa makanan akan bergerak turun dan memberikan makan bagi tahanan beruntung yang ada di level atas -atau setidaknya level tengah dengan memakan bekas-bekas makanan yang tersisa walaupun telah tercampur dengan berbagai hal, termasuk kotoran. Tahanan yang saling berebutan dan memakan sepuasnya, merupakan gambaran akan bentuk ketamakan seseorang pada masyarakat. Dimana orang-orang ini mengakuisisi kepemilikan akan suatu makanan secara semena-mena dengan tidak memedulikan tahanan di bawahnya.

Tak cukup dengan kondisi yang ditampakkan pada level menengah, film ini pun menampakkan akan bagaimana kondisi tahanan di level terbawah. Dimana mereka harus bertindak sesuai dengan keadaan mereka. Para tahanan ini siap untuk saling memakan satu sama lain, seperti apa yang telah dilalui Goreng pada jalannya film. Goreng yang telah melalui ketiga macam level, mencoba untuk menyadarkan akan sesama tahanan, namun apa yang didapat justru pencelaan dan perlawanan dari tahanan lain. Hal ini membuat Goreng harus melakukan aksinya melalui kekerasan demi kepentingan bersama. Bukanlah hal yang asing bukan pada dunia nyata? Dimana hal tersebut identik dengan perjuangan kelas yang dapat dilalui dengan tindakan revolusioner.

Goreng sendiri tergambarkan sebagi seorang idealis sejati, dimana semenjak hari pertama ia telah mencoba untuk melakukan perlawanan terhadap sistem yang berlaku pada setiap tahanan. Selain itu, wujud kenampakan yang ingin diperlihatkan film pada sosok Goreng sendiri terlihat dari sebuah buku yang ia bawa, Don Quixote De La Mancha. Dimana buku ini merupakan kisah seorang kesatria yang berjuang melawan para monster raksasa, yang ternyata hal tersebut hanyalah imajinasi dari kesatria tersebut. Keadaan yang dialami dan dihadapi sosok Goreng di film ini sama dengan sosok Don Quixote pada buku, bahkan gambaran fisik pun terlihat serupa.

Pada film ini sosok akan tokoh antagonis dan protagonis pun menjadi kabur karena tuntutan dari sistem yang terjadi pada tahanan. Berbagai isu, baik isu sosial, ekonomi, dan permasalahan rasial pun tersaji menjadi suatu sistem yang saling mengikat. Kecacatan akan sistem pun ditunjukkan dengan twist pada bagian akhir film. Dimana seorang tahanan yang tidak semestinya ada, justru terdapat pada level terbawah. Gambaran penting lain yang menggambarkan masyarakat pada film ini yaitu level dari setiap tahanan yang akan selalu berpindah, menggambarkan akan bagaimana seseorang di dunia nyata tidak dapat memilih untuk terlahir dari kelas sosial yang diinginkan. Mereka harus melalui berbagai rintangan dan melawan sesamanya, walaupun moralitas yang menjadi taruhannya.

[Dimas Nugroho]