bocah perempuan itu tak beranjak
ketika deburan debu menerpa tubuhnya
sang ibu terdiam kaku dengan kelumpuhannya
sedang para tetangga sudah banyak meninggalkan kampungnya
lelaki tegap dengan keperkasaannya
menendang pintu dengan bengis dan kepongahan
ibu dan anak diam terkunci mulutnya
segala tanya tak ada jawaban
bocah-bocah perempuan dipenggal lehernya
karena kelahirannya dianggap pembawa sial
jangan sampai bumi suci diinjak najis kakinya
karena selaksa kutuk dan laknat akan melanda
bocah-bocah perempuan terus dikejar-kejar bagai hewan buruan
tak terhitung berapa yang tertangkap
dan berapa sudah yang ditanam hidup-hidup di dalam tanah
padang pasir jadi saksi bisu kezaliman merajalela
awan panas berarak-arakan
rahasia tetap menyelimutinya
dari jauh di antara pegunungan terjadi kegelisahan
akan datang barisan pasukan membawa pedang dan keangkaramurkaan
mereka menyingkir ke perbukitan
di tengah arus pengungsian
seorang perempuan dengan kandungannya
sudah tiba saat kelahirannya
gajah-gajah dikerahkan
berlaksa burung beterbangan
batu-batu serentak berjatuhan
pasukan gajah dalam kelumpuhan
di waktu itu
ada cahaya menyatu
menembus relung waktu
tangis bayi
lengkingannya sampai kini
ya, Muhammad saw
Penulis: Andan P